cr: https://pin.it/7DlJ9XvAT
Munafik Tanpa Sadar

Di antara sifat munafik adalah senang pujian dan benci celaan, senang di puji atas sesuatu yang tidak ada pada dirinya, dan benci celaan atas atas kejelekan yang ada pada dirinya, dan ia marah terhadap orang yang mengoreksi kekuranngan nya. Dalam bahasa yang mudah, orang munafik adalah menampakan sesuatu yag bertentangan dengan apa yang terkandung di dalam hati. Lain di mulut, lain di hati. Dan tahukah kamu, kenapa udara pada waktu subuh masih sangat segar? sebab tidak bercampur dengan nafas orang munafik yang tidak bangun waktu subuh.

Subuh. Gelap dan tidak terlihat. Waktu penanda seseorang, beriman atau iman nya tergadaikan. Di dalam nya ada sholat yang teramat agung. Shalat subuh, dialah shalat pemisah antara orang mukmin dengan orang munafik. Shalat subuh adalah shalat yang paling berat bagi orang munafik.

Shalat Isya. Juga bisa dijadikan indikasi keimanana seseorang. Ya, shalat yang memiliki keutamaan besar adalah shalat subuh dan isya. Dua shalat ini lah yang terasa amat berat bagi orang orang munafik, disebabkan rasa malas yang menggelayuti tekad mereka, sehingga enggan untuk melaksanakan nya. ini karna shalat isya di lakukan pada waktu orang orang beristirahat setelah seharian berpenat, sedangkan waktu subuh adalah waktu nikmat nya waktu mendengkur.

Dari Abu Hurairah, Rasulallah Saw bersabda:

“Tidak ada shalat yang lebih berat bagi orang orang munafik kecuali shalat subuh dan shalat isya. seandainya mereka mengetahui (kebaikan) yang ada pada keduannya, tentunya mereka akan mendatanginya walau harus dengan merangkak.” (HR. Bukhari)

kata “sambil merangak” dimaksudkan sebagai ungkapan yang menyatakan betapa muliannya kedua shalat tersebut, di samping shalat fardhu yang lainnya.

Nifak. merupakan salah satu penyakit yang sangat berbahaya. jika tidak ditangani segera mungkin, akan mengakibatkan penderitaan, munafik binasa membinasakan yang lainnya. penyakit ini nampak menjijikan dan menimbulkan penyimpangan yang amat buruk lagi terkutuk.

اِنَّ الْمُنٰفِقِيْنَ يُخٰدِعُوْنَ اللّٰهَ وَهُوَ خَادِعُهُمْۚ وَاِذَا قَامُوْٓا اِلَى الصَّلٰوةِ قَامُوْا كُسَالٰىۙ يُرَاۤءُوْنَ النَّاسَ وَلَا يَذْكُرُوْنَ اللّٰهَ اِلَّا قَلِيْلًاۖ

Artinya: “Sesungguhnya orang-orang munafik itu hendak menipu Allah, tetapi Allah membalas tipuan mereka (dengan membiarkan mereka larut dalam kesesatan dan penipuan mereka). Apabila berdiri untuk salat, mereka melakukannya dengan malas dan bermaksud riya di hadapan manusia. Mereka pun tidak mengingat Allah, kecuali sedikit sekali.” (An-Nisa:142)

Ada tiga sifat shalat orang munafik yang bisa kita simpulkan dari ayat di atas.

Pertama, ia malas shalat dan berat melakukannya.

Kedua, riya dalam shalat. maksudnya, mereka tidak ikhlas dalm bermunajat kepada Alloh. mereka berpura pura baik saja di hadapan manusia. karena itulah, oran munafik tidak terlihat pada shalat isya dan subuh, sebab keadaan kedua shalat itu masih gelap.

Ketiga, hanya sedikit mengigat Alloh. Artinya, dalam melaksanakan shalat, mereka tidak khusyu, benar benar lalai, dan tidak tahu apa yang mereka ucapkan dalm shalatnya.

اِنَّ الْمُنٰفِقِيْنَ فِى الدَّرْكِ الْاَسْفَلِ مِنَ النَّارِۚ وَلَنْ تَجِدَ لَهُمْ نَصِيْرًاۙ

Artinya: “Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) di tingkat paling bawah dari neraka. Kamu tidak akan mendapat seorang penolong pun bagi mereka.” (An-Nisa:145)

Pernahkah melihat kerak nasi? biasanya letaknya di bagian paling bawah tempat menanak nasi. karena terlalu panas, nasi yang berada paling bawah ini kemudian mengeras dan menjadi kerak dengan warna hitam legam. Demikianlah, gambarannya orang munafik dalam neraka. Ya, mereka berada di bagian paling bawah, paling panas di dasar neraka, paling hina dan paling nista.

Oleh sebab itu jangan, sekali kali meremehkan sifat munafik yang bisa jadi ada dam diri kita!!!

Penulis: Alima Sri Sutami Mukti

Editor: Nida Millatissaniyah

Ilustrasi - Puasa - Sehat
Tata Cara Puasa Dawud: Niat, Waktu, dan Keutamaannya

Puasa Dawud merupakan puasa yang dilakukan dengan waktu selang-seling, yaitu satu hari puasa dan satu hari tidak. Menurut Dr. Wahbah az-Zuhaili (w. 2015 M), ulama sepakat bahwa hukum puasa Dawud adalah sunnah. Artinya, jika dilakukan mendapat pahala, dan jika meninggalkannya tidak mendapat dosa (Az-Zuhaili, Fiqhul Islami wa Adillatuhu, juz 3, hal. 1640) 

Keutamaan Puasa Dawud

1. Puasa sunnah yang paling disukai oleh Allah ta’ala

Puasa Dawud merupakan puasa sunnah yang palling disukasi oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Rasulullah ﷺ bersabda,

إِنَّ أَحَبَّ الصِّيَامِ إِلَى اللهِ صِيَامُ دَاوُدَ وَأَحَبَّ الصَّلاَةِ إِلَى اللهِ صَلاَةُ دَاوُدَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ كَانَ يَنَامُ نِصْفَ اللَّيْلِ وَيَقُومُ ثُلُثَهُ وَيَنَامُ سُدُسَهُ وَكَانَ يَصُومُ يَوْمًا وَيُفْطِرُ يَوْمًا

Artinya: “Puasa yang paling disukai di sisi Allah adalah puasa Dawud, dan shalat yang paling disukai Allah adalah shalat Nabi Dawud.

Beliau biasa tidur di pertengahan malam dan bangun pada sepertiga malam terakhir dan beliau tidur lagi pada seperenam malam terakhir. Sedangkan beliau biasa berpuasa sehari dan berbuka sehari berikutnya” (HR al-Bukhari dan Muslim).

2. Wujud kasih sayang Islam pada umatnya

Para sahabat Nabi terkenal sebagai orang yang memiliki semangat ibadah sangat tinggi. Namun, terkadang semangat tersebut kebablasan dan mengabaikan hak-hak manusiawi pada umumnya, sehingga ibadah terkesan membebani. Islam sebagai agama rahmah (kasih sayang), tidak ingin pemeluknya terbebani dengan ibadah-ibadah yang dilakukan umatnya.

Suatu ketika seorang seorang sahabat bernama ‘Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhu dipergoki oleh Nabi berpuasa setiap hari, dan malam-malamnya ia gunakan hanya untuk shalat. Nabi pun menginterogasinya, “Wahai ‘Abdullah, apakah benar berita bahwa kamu puasa seharian penuh lalu kamu shalat malam sepanjang malam?”

“Benar wahai Rasulullah,” aku ‘Abdullah.

“Janganlah kamu lakukan itu, tetapi berpuasalah dan berbukalah, shalat malamlah dan tidurlah, karena untuk jasadmu ada hak atasmu, matamu punya hak atasmu, istrimu punya hak atasmu, dan tamumu punya hak atasmu. Dan cukuplah bagimu bila kamu berpuasa selama tiga hari dalam setiap bulan karena bagimu setiap kebaikan akan dibalas dengan sepuluh kebaikan yang serupa dan itu berarti kamu sudah melaksanakan puasa sepanjang tahun seluruhnya,” tegur Nabi.

‘Abdullah meminta tambahan, ia merasa lebih kuat dari sekadar berpuasa tiga hari dalam setiap satu bulan. Lantas, Nabi menyuruhnya melakukan puasa Dawud, dengan satu hari berpuasa dan satu hari tidak.

3. Puasa sunnah yang paling utama Jika dibandingkan dengan puasa sunnah lainnya, puasa Dawud lebiih utama dibanding puasa-puasa sunnah lainnya.

Rasulullah bersabda, أَفْضَلُ الصِّيَامِ صِيَامُ دَاوُدَ عَلَيْهِ السَّلَام كَانَ يَصُومُ يَوْمًا وَيُفْطِرُ يَوْمًا 

Artinya: “Puasa yang paling utama adalah puasanya Nabi Dawud ‘alaihissalam, ia berpuasa sehari dan berbuka (tidak berpuasa) sehari” (HR an-Nasa`i).

Alasan mengapa puasa Dawud merupakan puasa yang paling utama adalah karena seorang yang melakukan puasa Dawud akan melakukan apa yang disenanginya satu hari dan berpisah pada satu hari berikutnya.

Syekh ‘Abdurra’uf al-Munawi (w. 1621) dalam kitab Faidhul Qadir menjelaskan, لِكَوْنِهِ أَشَقَّ عَلَى النَّفْسِ بِمُصَادَفَةِ مَأْلُوفِهَا يَوْمًا وَمُفَارَقَتِهِ يَوْمًا

Artinya: “Karena puasa Dawud itu memberatkan jiwa dengan mendapati apa yang disenangi jiwa sehari, lalu sehari kemudian meninggalkannya” (lihat Al-Munawi, Faidhul Qadir Syarah Jami’ ash-Shaghir, juz 1, hal. 171).

Dengan kata lain, saat orang melakukan puasa Dawud, satu hari ia akan melakukan hal-hal yang disenanginya seperti makan-minum dan menggauli istri. Tetapi di hari berikutnya ia akan berpuasa yang artinya tidak diperbolehkan makan-minum dan menggauli istri sebagaimana ketika keadaan tidak berpuasa.

Bahkan, jika seandainya puasa Dawud dibandingkan dengan puasa setiap hari, maka puasa Dawud lebih utama. Alasannya, sebagaimana dijelaskan oleh Imam al-Ghazali, orang yang berpuasa setiap hari tidak akan merasakan begitu berat karena sudah terbiasa di tiap harinya.

Sementara puasa Dawud yang dilakukan selang-seling, akan mengalami naik turun syahwat dan kondisi tubuh yang tidak stabil karena satu hari puasa dan satu hari tidak (Al-Munawi, Faidhul Qadir Syarah Jami’ ash-Shaghir, juz 1, hal. 171).

Waktu Puasa Dawud

Durasi puasa Dawud sama seperti puasa pada umumnya, yaitu dari mulai terbit fajar sampai terbenamnya matahari. Selama durasi tersebut ia mesti mencegah dari hal-hal yang membatalkan puasa sebagaimana puasa-puasa lain. Waktu pelaksanaan puasa Dawud bisa kapan saja, kecuali pada hari-hari diharamkan puasa. Ada beberapa hari yang diharamkan untuk berpuasa, yaitu pada hari raya Idul Fitri (1 Syawwal), hari raya Idul Adha (10 Dzulhijjah), hari tasyriq (11, 12, dan 13 Dzulhijjah), separuh terakhir dari bulan Sya’ban, dan hari yang diragukan (30 Sya’ban, saat orang telah membicarakan ru’yatul hilal atau ada kesaksian orang melihat hilal yang tidak bisa diterima, seperti kesaksian seorang anak kecil).

Lafal Niat Puasa Dawud

Sebagaimana puasa pada umumnya, waktu niat puasa Dawud adalah pada malam hari, yakni sejak terbenamnya matahari sampai terbit fajar.

Berikut adalah lafal niatnya, نَوَيْتُ صَوْمَ دَاوُدَ سَنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى Nawaitu shauma dâwuda lillahi ta’âlâ

Artinya: “Saya berniat puasa Dawud, sunnah karena Allah ta’ala.”

Namun, karena puasa Dawud merupakan puasa sunnah, maka bagi orang yang lupa niat pada malam hari, boleh niat siang harinya, yakni dari pagi hari sampai sebelum tergelincinya matahari (waktu zuhur), selagi ia belum melakukan hal-hal yang dapat membatalkan puasa.

Berikut adalah lafal niat ketika siang hari, نَوَيْتُ صَوْمَ هٰذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ دَاوُدَ لِلّٰهِ تَعَالَى  Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i sunnati dâwuda lillâhi ta‘âlâ. Artinya: “Aku berniat puasa sunnah Dawud hari ini karena Allah ta’ala.” Wallahu a’lam.

PENTINGNYA TAKE ACTION

  • Bertindak sebagai Solusi masalah

Setiap  pekerjaan besar, entah itu menjalankan bisnis, dalam dunia akademik maupun pemerintahan, memerlukan orang yang berfikir untuk bertindak. Ada empat ciri-ciri orang yang suka bertindak:

  1. Apakah ia akan melaksanakan pekerjaan tersebut ?
  2. Apakah ia akan menuntaskan nya ?
  3. Apakah ia orang yang berinisiatif?
  4. Dapatkah ia memberikan hasil, ataukah ia hanya pandai bicara alias omdo ?

Semua ciri-ciri tersebut mempunyai satu tujuan untuk mencari tahu apakah orang tersebut adalah orang yang suka bertindak atau sebaliknya. Ide yang berlian saja tidak cukup, ide sederhana yang dilaksanakan dan di kembangkan, adalah seratus persen lebih baik dari pada ide besar yang mati karna tidak di tindak lanjuti. Tidak ada yang datang dengan hanya memikirkannya.

      Ingatlah. Semuannya yang kita miliki di dunia ini, dari satelit hingga bangunan pancakar langit hingga makanan bayi sampai tusuk gigi, hanyalah satu ide yang di laksanakan dengan penuh keyakinan dan akhirnya berbuah sukses.

      Bahkan rosullalloh Saw. ketika pertama kali menerima wahyu mendapatkan spirit dari Alloh SWT untuk segera bertindak atau mengeksekus wahyu yang di terimannya .

     “ Bagunlah lalu berilah peringatan “ (QS. Almuddatsir :2)

Dan tidak itu saja, sebagai orang yang beriman, kita diminta untuk terus beramal/bekerja, bekerja dan mendarma baktikan seluruh potensi yang kita miliki bagi kehidupan kita.

وَقُلِ ٱعْمَلُوا۟ فَسَيَرَى ٱللَّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُۥ وَٱلْمُؤْمِنُونَ ۖ وَسَتُرَدُّونَ إِلَىٰ عَٰلِمِ ٱلْغَيْبِ وَٱلشَّهَٰدَةِ فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ

 “ Dan katakana lah: Bekerjalah kamu, maka Alloh dan Rasul nya serta orang-orang mu’min akan melihat pekerjaan mu  itu, dan kamu akan di kembalikan kepada (Alloh)yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitahukannya kepada kamu apa yang kamu kerjakan .(QS.At taubah :105)

     Dalam menafsirkan ayat ini, Bapak Quraish shihab menjelaskan dalam kitab nya Tafsir Al misbah, bahwa.

      Bekerjalah kamu, demi karna Alloh semata dengan aneka amal soleh dan bermanfaat, baik untuk diri kamu atau Masyarakat umum, maka Alloh akan melihat yakni menila dan memberi ganjaran amal kamu itu.

     Jadi, segeralah bertindak dan bekerja!untuk menjemput karunia Alloh yang luasnya melebihi seisi lautan dan daratan .

  •  JANGAN PERNAH MENUNDA PEKERJAAN

Inilah gambaran singkat dari orang yang suka menunda nunda pekerjaan, dan secara gemblang bahwa menunda nunda pekerjaan berdampak pada:

  1. Pekerjaan yang mudah akan menjadi sulit dan rumit.
  2. Pekerjaan tidak dapat dikerjakan dengan baik.
  3. Akan merugikan Perusahaan.
  4. Orang akan rentan terkena stres.
  5. Akan menciptakan suasana tidak kondusif.
  6. Akan menjadi pribadi yang egois dan individualistik.
  7. Akan menjadi orang yang rugi.
  8. Orang akan rentan mudah terserang beraneka macam penyakit, stamina semakin menurun, kekebalan tubuh nya juga menurun sehingga mudah terserang penyakit.

Cobalah kita renungkan dengan pekerjaan pekerjaan rutin yang terbiasa telah dilakukan, misal: bayar rekening Listrik, pajak kendaraan motor, jatuh tempo dan tenggang waktu telah di tentukan namun sellalu di tunda tunda. Maka bila sampai terlambat akan terkena denda, yang lebih parah lagi bila menunda nunda untuk membayar hutang, maka orang akan hilang kepercayaan, orang tidak mau mempercayainnya lagi.

  • PENYEBAB MENUNDA NUNDA PEKERJAAN DAN SOLUSINYA

   Masalah pertama, yang menyebabkan kita suka menunda nunda adalah lemahnya kita dalam memutuskan prioritas. Pekerjaan kita banyak, maka kita harus memiliki prioritas, sehingga ada pekerjaan yang jelas yang harus kita lakukan. Saat tidak ada prioritas, maka semua akan menggambang, semua akan tertunda, sebab fikiran kita bingung. Anda harus mengambil Keputusan, mana yang menjadi prioritas. Jika anda bekerja mandiri atau seorang pembisnis, yang di perlukan adalah keberanian untuk memutuskan dan menunda bahkan menghilangkan pekerjaan yang tidak di perlukan. Jika anda masih bekerja kepada orang lain, maka yang di perlukan adalah komunikasi yang baik dengan atasan agar bisa menentukan prioritas pekerjaan. Dengan komunikasi yang baik, seharusnya akan jelas mana yang menjadi prioritas, mana yang tidak.

     Masalah kedua, yang menjadikan kita biasa menunda nunda pekerjaan adalah banyak nya ganguan, banyak sekali ganguan yang bisa merusak focus kita. Sehingga saat kita akan melakukan sebuah pekerjaan, datang ganguan, kemudian kita beralih ke ganguan tersebut. Disinilah, kita harus mengkondisikan diri agar ganguan tersebut berkurang.

    Masalah ketiga.  Yang menyebabkan kita menunda nunda pekerjaan adalah kurang nya kejelasan dan kekuatan tujuan. Ini juga berkaitan dengan prioritas. Jika tidak ada tujuan yang jelas,  maka akan sulit  membuat prioritas . maka Langkah pertama adalah  membuat tujuan terlebih dahulu. Dua hal yang penting dari sebuah tujuan adalah kejelasan dan kekuatan tujuan. Kejelasan akan menjadikan anda lebih focus dan mudah membuat prioritas. Sementara kekuatan tujuan, agar bisa menarik anda  agar segera melakukan apa yang seharusnya dilakukan untuk mencapai tujuan tesebut.

   Silahkan cek tujuan yang sudah anda tetapkan (jika sudah).kemudian periksa apakah sudah jelas dan sangat kuat? Jika tidak maka silahkan revisi Kembali.

  •  BEKERJALAH DENGAN TUNTAS

Kerja tuntas adalah bekerja dengan semanggat , sampai selesai dan tidak setengah setengah . seberapa pun banyak nya pekerjaan kita, harus kita selesai kan sampai akhir, sehingga semua pekerjaan kita memperoleh hasil yang sukses. Jangan menunda pekekerjaan yang bisa kita kerjakaan saat ini. Lakukan semua pekerjaan hingga tuntas sehingga jika esok ada pekerjaan lagi maka kita tidak terbebani oleh pekerjaan yan menumpuk.

        Kalaulah sebuah batu telah di takdirkan pecah ketika di pukul pada pukulan ke 100  dan anda berhenti pada pukulan yang ke 99 tetap belum membuat batu itu pecah, dan anda tidak boleh menyesal ketika ada orang setelah anda yang baru mengayunkan palu sekali dan batu nya pun pecah. Sebuah pekerjaan yang tidak tuntas hanya akan menyisakan sebuah penyesalan pada babak terakhir.

Ingatlah. Anda harus berhenti mencarari cari alasan atas kegagalan anda. Saya yakin semua orang mempunyai alasan alasan yang berbeda beda mengapa mereka gagal.

  Begitu banyak orang ingin agar dunia ini berubah terlebih dahulu sebelum ia berubah. Seperti banyak orang berkata bahwa ia akan berhenti korupsi jika negara ini berhenti korupsi,

Bagaimana hal ini akan terjadi dengan rakyat yang mempunyai mental seperti ini

Penulis: Alima sri sutami mukti

TAFAKUR

   Disebut dalam  suatu Riwayat, bahwa merenung sesaat lebih baik dari pada ibadah setahun, Anjuran untuk berfikir, merenung, menganalisa dan mengambil Pelajaran dapat diketahui dari ayat-ayat dan hadis-hadis. Karena, ia adalah kunci pembuka Cahaya-cahaya dan awal datangnya pertolongan serta penjaringan ilmu.

      Tentang keutamaannya, Alloh Ta;ala berfirman :

وَيَتَفَكَّرُوْنَ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۚ 

“Dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi”(QS.Ali imron, 191)

          Diriwatkan dari Atha’, ia berkata, pada suatu hari aku pergi Bersama Ubaid bin umair menemui Aisyah dan diantara kami terdapat hijab (tabir). Aisyah berkata, “ Ya ubaid mengapa engkau tidak menjengguk kami ?” Ubaid menjawab bahwa Nabi saw, bersabda, “ Berkunjung lah kadang-kadang, supaya bertambah kecintaanmu.”

    Ibnu umar berkata, “ Ceritakan lah kepada kami sesuatu yang paling menakjubkan yang engkau lihat dari Rasullallah Saw.”

Aisyah menangis dan berkata, setiap urusannya menimbulkan kekangguman. Di malam giliranku, beliau datang kepadaku hingga kulitnya menyentuh kulitku, Kemudian beliau berkata: biarkan aku menggerjakan solat untuk tuhan ku, kemudian beliau berwudhu, kemudian mengerjkan sholat, lalu menangis hingga basah janngutnya. Kemudian beliau sujud hingga membasahi bumi, kemudian beliau berbaring diatas sisinya sehingga datang Bilal menyerukan Adzan shalat subuh. Kemudian Bilal berkata, “ Ya Rasullalloh, mengapa anda menangis, padahal Alloh telah mengampuni dosamu yang terdahulu dan yang kemudian”?  Maka Nabi Saw menjawab, “ Hai Bilal, kenapa aku tidak menangis, sedangkan Alloh Ta’ala menurunkan kepadaku dimalam ini bahwa dalam penciptaan langit dan bumi serta perbedaaan malam dan siang  terdapat tanda tanda bagi orang orang yang berakal.” Kemudian beliu berkata,” celakalah bagi siapa yang membacanya dan tidak memikirkannya,”

        Al Junaid Radhiyallohu anhu berkata “ Majlis yang mulia dan tertinggi adalah duduk sambil memikirkan medan tauhid dan menghirup angin ma’rifat serta minum dengan piala cinta dari lautan kasih saying dan memandang dengan baik sangka kepada Alloh ta’ala.”

   Kemudian ia berkata, “ sungguh majlis yang agung dan minuman yang amat lezat. Beruntunglah siapa yang dikaruniai itu.”

 HAKIKAT BERFIKIR DAN HASILNYA

      Perlu diketahui bahwa makna tafakur (berfikir) ialah menghadirkan dua pengatahuan dalam kalbu untuk memperoleh pengetahuan yang ketiga dari hasil pengacuan  keduannya. Misalnya bilamana telah diketahui bahwa akhirat itu lebih baik dan lebih kekal (dari pada kehidupan di dunia), maka hal yang lebih baik dan lebih kekal itu adalah yang lebih layak untuk dipilih.

Tujuan dari tafakur ialah untuk menghasilkan ilmu dalam kalbu orang yang bersangkutan dan hal tersebut mrmbuahkan keindahan dan sikap perbuatan yang mengandung keselamatan, dan keduannya merupakan buah ilmu, sedangkan ilmu merupakan buah dari tafakur.

 OBYEK YANG HARUS DIFIKIRKAN

        Ketahuilah, seseorang itu sekali waktu pasti melihat dan memikirkan keadaan dirinya seperti yang telah kami  kemukakan sebelumnya. Dan pada waktu yang lain ia memikirkan tentang kitabullah, sifat sifat-nya dan perbuatan perbuatan-nya. Untuk memikirkan Dzat ALLOH Ta’ala harus dengan mengingatnya . dan untuk  memikirkan sifat sifat Alloh, perbuatan perbuatan-nya , kekuasaan dan Kerajaan-nya harus dilakukan dengan semaksimal mungkin, supaya seseorang semakin bersemangat untuk mengungkap keindahan Alloh, dan hal itu harus dilakukan dengan cara memikirkan Alloh dalam makna makna serta sifat sifat-nya. Sedangkan berfikir tentang langit, bumi, Bintang Bintang dan segala sesuatu selain Alloh Ta’ala, dengan memunculkan kesadaran bahwa sesungguhnya Allohlah yang menciptakan semua itu.

 Alloh Ta’ala berfirman,

سَنُرِيْهِمْ اٰيٰتِنَا فِى الْاٰفَاقِ

 “ kami akan memeperlihatkan kepada mere;ka tanda tanda (kekuasaan)kami di segala wilayah bumi.”(QS Fushsilat, 53)

 Alloh Ta’ala berfirman ‘

وَفِىٓ أَنفُسِكُمْ ۚ أَفَلَا تُبْصِرُونَ

     “ Dan (Juga) pada dirimu sendiri, maka apakah engkau tidak memperhatikan ?”(QS. Adz-Dzariat, 21)

                  Jadi yang menjadi obyek perenungan dan pemikiran ialah diri sendiri dan semua makhluk Alloh Ta’ala. Pahamilah hal itu, niscaya engkau akan memperoleh manfaatnya . Wallohu a’lam

Pewarta: Alima sri sutami mukti

Doa-doa seputar Aqiqah

Aqiqah adalah sunnah Rasul yang didefinisikan sebagai penyembelihan hewan dalam rangka penebusan seorang anak. Sebab, sebagaimana sabda Nabi saw dalam hadits riwayat Abu Dawud nomor 1522, tubuh seorang anak itu tergadaikan sampai ia diaqiqahi:

الْغُلاَمُ مُرْتَهَنٌ بِعَقِيْقَتِهِ تُذْبَحُ عَنْهُ يَوْمَ اْلسَّابِعِ وَيُحْلَقُ رَأْسَهُ وَيُسَمَّى  

“Seorang anak tergadaikan dengan (tebusan) aqiqah yang disembelih untuknya di hari yang ke tujuh, dicukur rambut kepalanya dan diberi nama.”  Hewan yang disembelih dalam Aqiqoh ialah dua ekor kambing bagi anak lelaki dan satu ekor kambing bagi anak perempuan. Kriteria tentang kambing yang bagaimana yang layak dijadikan sebagai aqiqoh sama dengan kambing yang layak untuk berkurban. 

Doa ketika menyembelih hewan:  

بِسْمِ اللهِ وَاللهُ أَكْبَرُ [ اللهم مِنْكَ وَلَكَ ] اللهم تَقَبَّلْ مِنِّي هَذِهِ عَقِيْقَةُ …

Bismillâhi walLâhu Akbar. Allahumma minka wa laka. Allahumma taqabbal minni. Hadzihi ‘aqiqatu…(sebutkan nama bayi) Dengan menyebut asma Allah. Allah Maha Besar. Ya Allah, dari dan untuk-Mu. Ya Allah, terimalah dari kami. Inilah aqiqahnya … (sebutkan nama bayi)

Doa ketika mencukur bayi:

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ الْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ أَللهم نُوْرُ السَّمَاوَاتِ وَنُوْرُالشَّمْسِ وَالْقَمَرِ, اللهم سِرُّ اللهِ نُوْرُ النُّبُوَّةِ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهِ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَالْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

Bismillâhirrahmânirrahîm. Alhamdulillâhirabbil ‘âlamîn. Allâhumma nûrus samâwâti wa nûrusy syamsyi wal qamari, Allâhumma sirruLlâhi nûrun nubuwwati RasuluLlâhi ShallaLlâhu ‘alaihi wasallam walhamduliLlâhi Rabbil ‘âlamin. “Dengan menyebut asma Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, Ya Allah, cahaya langit, matahari dan rembulan. Ya Allah, rahasia Allah, cahaya kenabian, Rasululullah SAW, dan segala puji Bagi Allah, Tuhan semesta alam.”  Doa meniup ubun-ubun bayi setelah dicukur:

اللَّهُمَّ إِنِّي أُعِيذُهَا بِكَ وَذُرِّيَّتَهَا مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ

Allâhumma innî u’îdzuhâ bika wa dzurriyyatahâ minasy syaithânir rajîm “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon perlindungan untuk dia dan keluarganya dari setan yang terkutuk.”

(Baca juga: Aqiqah Bayi yang Meninggal) Doa walimah al-‘Aqiqah

اللهم احْفَظْهُ مِنْ شَرِّالْجِنِّ وَالْإِنْسِ وَأُمِّ الصِّبْيَانِ وَمِنْ جَمِيْعِ السَّيِّئَاتِ وَالْعِصْيَانِ وَاحْرِسْهُ بِحَضَانَتِكَ وَكَفَالَتِكَ الْمَحْمُوْدَةِ وَبِدَوَامِ عِنَايَتِكَ وَرِعَايَتِكَ أَلنَّافِذَةِ نُقَدِّمُ بِهَا عَلَى الْقِيَامِ بِمَا كَلَّفْتَنَا مِنْ حُقُوْقِ رُبُوْبِيَّتِكَ الْكَرِيْمَةِ نَدَبْتَنَا إِلَيْهِ فِيْمَا بَيْنَنَا وَبَيْنَ خَلْقِكَ مِنْ مَكَارِمِ الْأَخْلَاقِ وَأَطْيَبُ مَا فَضَّلْتَنَا مِنَ الْأَرْزَاقِ اللهم اجْعَلْنَا وَإِيَّاهُمْ مِنْ أَهْلِ الْعِلْمِ وَأَهْلِ الْخَيْرِ وَأَهْلِ الْقُرْآنِ وَلَا تَجْعَلْنَا وَإِيَّاهُمْ مِنْ أَهْلِ الشَّرِ وَالضَّيْرِ وَ الظُّلْمِ وَالطُّغْيَانِ

“Allâhummahfadzhu min syarril jinni wal insi wa ummish shibyâni wa min jamî’is sayyiâti wal ‘ishyâni wahrishu bihadlânatika wa kafâlatika al-mahmûdati wa bidawâmi ‘inâyatika wa ri’âyatika an-nafîdzati nuqaddimu bihâ ‘alal qiyâmi bimâ kalaftanâ min huqûqi rububiyyâtika al-karîmati nadabtanâ ilaihi fîmâ bainanâ wa baina khalqika min makârimil akhlâqi wa athyabu mâ fadldlaltanâ minal arzâqi. Allâhummaj’alnâ wa iyyâhum min ahlil ‘ilmi wa ahlil khairi wa ahlil qur`âni wa lâ taj’alnâ wa iyyâhum min ahlisy syarri wadl dloiri wadz dzolami wath thughyâni.” “Ya Allah, jagalah dia (bayi) dari kejelekan jin, manusia ummi shibyan, serta segala kejelekan dan maksiat. Jagalah dia dengan penjagaan dan tanggungan-Mu yang terpuji, dengan perawatan dan perlindunganmu yang lestari. Dengan hal tersebut aku mampu melaksanakan apa yang Kau bebankan padaku, dari hak-hak ketuhanan yang mulia. Hiasi dia dengan apa yang ada diantara kami dan makhluk-Mu, yakni akhlak mulia dan anugerah yang paling indah. Ya Allah, jadikan kami dan mereka sebagai ahli ilmu, ahli kebaikan, dan ahli Al-Qur’an. Jangan kau jadikan kami dan mereka sebagai ahli kejelekan, keburukan, aniaya, dan tercela.” Demikian, semoga bermanfaat. Wallahu a’lam bi shawab.

Penulis : Ridwan Fauzi