TAFAKUR
Disebut dalam suatu Riwayat, bahwa merenung sesaat lebih baik dari pada ibadah setahun, Anjuran untuk berfikir, merenung, menganalisa dan mengambil Pelajaran dapat diketahui dari ayat-ayat dan hadis-hadis. Karena, ia adalah kunci pembuka Cahaya-cahaya dan awal datangnya pertolongan serta penjaringan ilmu.
Tentang keutamaannya, Alloh Ta;ala berfirman :
وَيَتَفَكَّرُوْنَ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۚ
“Dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi”(QS.Ali imron, 191)
Diriwatkan dari Atha’, ia berkata, pada suatu hari aku pergi Bersama Ubaid bin umair menemui Aisyah dan diantara kami terdapat hijab (tabir). Aisyah berkata, “ Ya ubaid mengapa engkau tidak menjengguk kami ?” Ubaid menjawab bahwa Nabi saw, bersabda, “ Berkunjung lah kadang-kadang, supaya bertambah kecintaanmu.”
Ibnu umar berkata, “ Ceritakan lah kepada kami sesuatu yang paling menakjubkan yang engkau lihat dari Rasullallah Saw.”
Aisyah menangis dan berkata, setiap urusannya menimbulkan kekangguman. Di malam giliranku, beliau datang kepadaku hingga kulitnya menyentuh kulitku, Kemudian beliau berkata: biarkan aku menggerjakan solat untuk tuhan ku, kemudian beliau berwudhu, kemudian mengerjkan sholat, lalu menangis hingga basah janngutnya. Kemudian beliau sujud hingga membasahi bumi, kemudian beliau berbaring diatas sisinya sehingga datang Bilal menyerukan Adzan shalat subuh. Kemudian Bilal berkata, “ Ya Rasullalloh, mengapa anda menangis, padahal Alloh telah mengampuni dosamu yang terdahulu dan yang kemudian”? Maka Nabi Saw menjawab, “ Hai Bilal, kenapa aku tidak menangis, sedangkan Alloh Ta’ala menurunkan kepadaku dimalam ini bahwa dalam penciptaan langit dan bumi serta perbedaaan malam dan siang terdapat tanda tanda bagi orang orang yang berakal.” Kemudian beliu berkata,” celakalah bagi siapa yang membacanya dan tidak memikirkannya,”
Al Junaid Radhiyallohu anhu berkata “ Majlis yang mulia dan tertinggi adalah duduk sambil memikirkan medan tauhid dan menghirup angin ma’rifat serta minum dengan piala cinta dari lautan kasih saying dan memandang dengan baik sangka kepada Alloh ta’ala.”
Kemudian ia berkata, “ sungguh majlis yang agung dan minuman yang amat lezat. Beruntunglah siapa yang dikaruniai itu.”
HAKIKAT BERFIKIR DAN HASILNYA
Perlu diketahui bahwa makna tafakur (berfikir) ialah menghadirkan dua pengatahuan dalam kalbu untuk memperoleh pengetahuan yang ketiga dari hasil pengacuan keduannya. Misalnya bilamana telah diketahui bahwa akhirat itu lebih baik dan lebih kekal (dari pada kehidupan di dunia), maka hal yang lebih baik dan lebih kekal itu adalah yang lebih layak untuk dipilih.
Tujuan dari tafakur ialah untuk menghasilkan ilmu dalam kalbu orang yang bersangkutan dan hal tersebut mrmbuahkan keindahan dan sikap perbuatan yang mengandung keselamatan, dan keduannya merupakan buah ilmu, sedangkan ilmu merupakan buah dari tafakur.
OBYEK YANG HARUS DIFIKIRKAN
Ketahuilah, seseorang itu sekali waktu pasti melihat dan memikirkan keadaan dirinya seperti yang telah kami kemukakan sebelumnya. Dan pada waktu yang lain ia memikirkan tentang kitabullah, sifat sifat-nya dan perbuatan perbuatan-nya. Untuk memikirkan Dzat ALLOH Ta’ala harus dengan mengingatnya . dan untuk memikirkan sifat sifat Alloh, perbuatan perbuatan-nya , kekuasaan dan Kerajaan-nya harus dilakukan dengan semaksimal mungkin, supaya seseorang semakin bersemangat untuk mengungkap keindahan Alloh, dan hal itu harus dilakukan dengan cara memikirkan Alloh dalam makna makna serta sifat sifat-nya. Sedangkan berfikir tentang langit, bumi, Bintang Bintang dan segala sesuatu selain Alloh Ta’ala, dengan memunculkan kesadaran bahwa sesungguhnya Allohlah yang menciptakan semua itu.
Alloh Ta’ala berfirman,
سَنُرِيْهِمْ اٰيٰتِنَا فِى الْاٰفَاقِ
“ kami akan memeperlihatkan kepada mere;ka tanda tanda (kekuasaan)kami di segala wilayah bumi.”(QS Fushsilat, 53)
Alloh Ta’ala berfirman ‘
وَفِىٓ أَنفُسِكُمْ ۚ أَفَلَا تُبْصِرُونَ
“ Dan (Juga) pada dirimu sendiri, maka apakah engkau tidak memperhatikan ?”(QS. Adz-Dzariat, 21)
Jadi yang menjadi obyek perenungan dan pemikiran ialah diri sendiri dan semua makhluk Alloh Ta’ala. Pahamilah hal itu, niscaya engkau akan memperoleh manfaatnya . Wallohu a’lam
Pewarta: Alima sri sutami mukti