Islam Menjunjung Tinggi Nilai Kemanusiaan

Fenomena menggelisahkan kehidupan beragama akhir-akhir ini, berimbas pada kekhawatiran keretakan sosial berbangsa dan bernegara. Apa itu?, adalah rentetan peristiwa manifestasi nilai-nilai agama yang berujung pada doktrin kebenaran sepihak. Fakta yang masih hangat adalah rentetan peristiwa bom bunuh diri yang diyakini bagian dari perintah agama, yakni Jihad fi Sabilillah.

Pada fenomena lain adalah gencarnya dakwah nilai agama melalui media sosial yang banyak mengandung konten radikalisme dan fundamentalisme. Banyak konten dakwah yang cenderung kepada doktrin kebenaran sepihak, bukan “maslahah ammah”, cendrung membenarkan dan memaksakan untuk pendapatnya diakui benar dan diikuti kebenarannya. Padahal pendapat itu belum teruji secara empiris dalam situasi dan kondisi tertentu. Ini semakin memperkuat salah satu keterangan dalam Al-Qur’an bahwa tanda perpecahan adalah ketika setiap golongan merasa paling benar, “Kullu Hizbin Bimaa Ladaihim Farihuun”.

Lantas ada apa dengan cara beragama mereka yang mengatasnamakan “jihadis” agama? Bukankah semua agama mengajarkan nilai kemanusiaan?. Kendala apa yang menghambat pemahaman mereka sampai pada rasa cinta kepada Tuhannya yang dibuktikan dengan cinta kepada sesamanya?, Dalam ajaran Islam misalnya, jelas memerintahkan membangun hubungan baik kepada Allah dan manusia sesamanya.

Padahal jika diperhatikan secara etimologis kata agama berasal dari bahasa sanskerta. Kata ini tersusun dari kata A dan Gama. A yang berarti tidak dan sedangkan Gama berarti berjalan atau berubah. Jadi agama berarti tidak berubah. Demikian juga menurut H. Muh. Said. sejalan pendapat itu Harun Nasution juga mengemukakan, bahwa agama berasal dari bahasa sanskrit. Menurutnya, satu pendapat mengatakan bahwa kata itu tersusun dari dua kata yaitu A = tidak, dan Gama = Pergi. Dengan demikian agama berarti tidak pergi atau tetap di tempatnya.

Sementara itu K.H. Zainal Arifin Abbas dan Sidi Gazalba , berpendapat bahwa istilah agama dan religi serta Al Din itu berbeda-beda antara satu dan lainnya. Masing-masing mempunyai pengertian sendiri. Lebih jauh lagi, Gazalba menjelaskan bahwa Al-din lebih luas pengertian nya dari pada pengertian agama dan religi. Agama dan religi hanya berisi ajaran yang menyangkut aspek hubungan antara manusia dan tuhan saja. Sedangkan al-din berisi dan memuat ajaran yang mencakup aspek hubungan antara manusia dan tuhan dan hubungan sesama manusia.

Terminologi dasar agama dari pengertian agama, semuanya mengarah pada keteraturan, keharmonisan, perdamaian, serta kebahagiaan dunia dan akhirat. Lantas mengapa masih ada “oknum” ingin membunuh saudaranya atas nama agama?, hanya karena berbeda Tuhan, kenapa atas nama jihad ada yang rela melakukan aksi bom bunuh diri untuk mencelakai orang lain atau kelompok agama lain?.

Lantas bagaimana terminologi agama Islam melihat esensi beragama?, Ini perlu dipahami karena para jihadis selalu mengatasnamakan nilai Islam dalam setiap aksinya. Berdasarkan ilmu bahasa (Etimologi) kata ”Islam” berasal dari bahasa Arab, yaitu kata salima yang berarti selamat, sentosa dan damai. Dari kata itu terbentuk kata aslama, yuslimu, islaman, yang berarti juga menyerahkan diri, tunduk, patuh, dan taat.

Dari definisi agama Islam di atas jelas mengarah kepada kesimpulan bahwa Islam menghadirkan keselamatan, kedamaian, dan tuntunan hidup dunia dan akhirat melalui teladan Rasulullah SAW. Jika teladan kita ada Rasulullah SAW, maka dipastikan tidak ada model jihad yang diyakini para ‘jihadis’ sekarang. Rasullullah mengutamakan kemaslahatan, menolak kemadhorotan, beliau mampu mendudukkan Agama dan Negara secara berdampingan, saling menyempurnakan dalam bentuk “Piagam Madinah”.

Lantas kenapa para ‘jihadis’ atas nama ajaran Islam, pola implementasi keagamaannya tidak sampai pada filosofi dasar agama dan Islam?, Bukankah di Islam terdapat tahapan konsep implementasi ajaran Islam yang mengarahkan kematangan seseorang dalam menjalankan ajaran Islam?, Misalnya konsep Islam, Iman, dan Ihsan, atau konsep syariah, hakikat, dan ma’rifat, atau dalam perspektif tasawuf ada tingkatan perjalanan takholli, takholli dan tajalli.

Nampaknya, memang mungkin mereka para ‘jihadis’, memilki pemahaman dan pola implementasi ajaran Islamnya berhenti pada tahapan Islam, syari’ah, dan takholli. Sehingga tidak dapat menemukan ‘rasa esensial’ dalam membangun hubungan dengan Allah SWT dalam praktek ritual ibadah, yang seharusnya menumbuhkan jiwa humanis dan harmonis pada sesamanya (hablun minannas).

Bukankah Allah SWT telah menjelaskan bahwa orang-orang mukmin merupakan penolong bagi sebagian yang lain. “Dan orang-orang yang beriman, laki-laki dan perempuan, sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, melaksanakan salat, menunaikan zakat, dan taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka akan diberi rahmat oleh Allah. Sungguh, Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana” (Q.S. At-Taubah:71).

 

Ayat ini menguatkan kareteristik orang-orang beriman yang menjadi penolong bagi sebagian yang lain yang dapat diwujudkan dalam 3 hal:

Pertama, orang-orang yang beriman selalu berusaha bersinergi, berkolaborasi dan saling menolong antara sesama orang-orang yang beriman, atas dasar keimanan, kebajikan, dan ketakwaan.

Kedua, orang-orang yang beriman selalu berusaha melakukan amar makruf dan nahi mungkar, memelopori kegiatan yang bermanfaat bagi kehidupan umat dan bangsa.

Ketiga, orang-orang yang beriman selalu berusaha menguatkan tauhid dengan menegakkan shalat dan solidaritas kemanusiaan dengan menunaikan zakat, infak, dan sedekah.

 

Sebagai penguatan bahwa atas nama apapun jihad dengan bunuh diri atau membunuh orang lain yang dalam kekuasaan pemimpin Islam tidak dibenarkan. Dari penjelasan Syaikh Abdul Muhsin Al-‘Abbad hafizhahullah dalam kitab beliau Bi ayyi ‘aqlin wa diinin yakuunu tafjir wa tadmir jihaadan?! Waihakum, … Afiiquu yaa syabaab!! (artinya: Menurut akal dan agama siapa; tindakan pengeboman dan penghancuran dinilai sebagai jihad?! Sungguh celaka kalian… Sadarlah hai para pemuda!!)

Jika pandangan para jihadis adalah menagakkan ajaran Allah melalui teladan Rasulullah SAW, maka sesungguhnya Rasul mengharamkan pola jihad yang demikian. Membunuh orang kafir dzimmi, mu’ahad, dan musta’man (orang-orang kafir yang dilindungi oleh pemerintah muslim), adalah perbuatan yang haram. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda, “Barangsiapa yang membunuh jiwa seorang mu’ahad (orang kafir yang memiliki ikatan perjanjian dengan pemerintah kaum muslimin) maka dia tidak akan mencium bau surga, padahal sesungguhnya baunya surga bisa tercium dari jarak perjalanan 40 tahun.” (HR. Bukhari).

Allah dan Rasul-Nya juga memastikan bahwa bunuh diri atas motif apapun bukan jihad. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan janganlah kalian membunuh diri kalian, sesungguhnya Allah Maha menyayangi kalian.” (QS. An-Nisaa’: 29)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang bunuh diri dengan menggunakan suatu alat/cara di dunia, maka dia akan disiksa dengan cara itu pada hari kiamat.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Dari berbagai uraian mendasar tentang agama, Islam, tuntunan Al-Qur’an, dan teladan Rasulullah SAW jelas sekali bahwa esensi ajaran agama Islam penuh dengan nilai kemanusiaan. Menghindari kemafsadatan diutamakan, dari pada mendapatkan kemaslahatan. “dar’ul mafasid muqoddamun ala jalbil masholikh”.

Pemahaman ajaran agama yang dangkal merimplikasi pada implementasinya yang tidak bisa menyentuh pada ranah Ihsan. Ajaran agama Islam yang seharusnya menjadi pendamai, umat Islam yang seharusnya menjadi “ummatan wasathon”, karena ulah oknum jihadis berubah menjadi doktrin fundamental yang menyeramkan. Sangat jelas tercermin dalam pola doktrin mereka yang memutar balikkan esensi ayat Allah “barang siapa tidak menggunakan hukum seperti yang diturunkan Allah, maka sesungguhnya mereka adalah termasuk orang-orang kafir”, bagi mereka yang tidak menggunakan hukum Islam, menurut para jihadis adalah thogut. Akhirnya menurut mereka, semua kafir dan thogut harus dibunuh. Padahal jelas Islam memberikan tuntunan dakwah secara bertahap dengan isyarat ayat “ud’u Ilaa sabili rabbika bil hikmati wa mau’idzotil hasanah”, pada ayat lain disebutkan “wajaadilhum billati hiya ahsan”, dan berdakwahlah dengan cara yang bijaksana dan pitutur yang baik.

Walhasil, melalui narasi kegelisahan atas sikap orang yang beragama, tapi tidak menunjukkan nilai kemanusiaan dalam kehidupan sosialnya, mestinya harus muhasabah ulang, apa yang salah dalam memahami ajaran agama?, sudah sampai mana tahapan pemahaman dan amaliyah ajaran agama yang diyakininya?, Jika sudah Islam dan Iman, maka menyempurnakan untuk sampai tahap Ihsan menjadi penting. Karena dengan pemahaman ajaran agama Islam yang komprehensif akan berbuah pada manifestasi nilai kemanusiaan dalam beragama.

Jalur menuju tahapan Ihsan untuk menghadirkan nilai kemanusiaan bisa dilakukan dengan pendalaman ajaran agama Islam tidak sekedar tekstual, tapi juga harus kontekstual. Kebenaran yang diyakini harus diuji secara empiris dan historis, sehingga keberadaannya menjadi “sholihun fi kulli zamanin wa makanin”, adaptif dalam semua waktu dan tempat. Referensi keyakinan dan kebenaran harus diteliti orisinalitas matan dan perawinya dari segala perspektif baik dari keilmuan, maupun pola implementasi amaliyah keagamaanya. Akhirnya, yakinlah bahwa memunculkan nilai kemanusiaan dalam beragama adalah bagian dari menjaga kelestarian dan menegakkan ajaran agama.

Mari kita selalu panjatkan doa agar kita tetap menjadi manusia yang berbudi luhur, manusia yang menghormati kemanusiaan dirinya dan orang lain, dan manusia yang berserah diri kepada Allah. Semoga Allah selalu membimbing kita semua untuk tetap dalam jalan keridhaan-Nya.

 

Penulis: Raisya Audyra

 

 

Как пользоваться уведомлениями Android Cправка Google Chrome

По умолчанию оповещения от сайтов, приложений и расширений появляются в Chrome только после вашего разрешения. Веб-сайты, приложения и расширения могут отправлять вам уведомления (например, напоминания о встречах). Ниже рассказано, как включить или отключить эту функцию в Chrome. В предложении “Как радостно сияло солнце!” “как” служит усилительной частицей.

На новом устройстве должна быть установлена такая же или более поздняя версия Android, иначе передача данных может быть завершена не полностью. Кроме того, “как” может выступать в роли сравнительной частицы. Я спросил старика, как мне добраться до переправы. В как купить акции без брокера каждом случае нужно смотреть какую роль выполняет это слово. Я спросил у старика, как мне добраться до переправы.

Как заблокировать потерянное устройство или стереть с него все данные

Если открыть сайт с навязчивыми или недостоверными уведомлениями, Chrome автоматически заблокирует их, а также предложит вам блокировать их и дальше. Иногда в браузере могут появляться всплывающие окна, например с рекламой. В сложноподчинённом предложении с сравнительным придаточным “как” выполняет роль сравнительного союза. Для того чтобы определить какой частью речи является слово “как” нужно посмотреть на предложение в котором оно находится. Слово “как” также является сравнительной частицей. Такие как пишется с запятой и без в зависимости от контекста предложения.

Потребуется ввести пароль аккаунта администратора. Если Google Контакты сохранены в аккаунте Google, они синхронизируются автоматически. Если у вас есть другие контакты, сохраненные на телефоне или SIM-карте, вы можете восстановить их вручную.

  • Ну а что касаемо других случаев, то здесь применяются правила запятой перд частицей “как”, а это уже совсем другой вопрос.
  • Браузер Chrome может автоматически запретить уведомления, если сайт отправляет их слишком часто.
  • Узнайте, как сделать работу с ним удобнее, используя контрольный список.
  • На новом устройстве должна быть установлена такая же или более поздняя версия Android, иначе передача данных может быть завершена не полностью.
  • Чтобы перейти в этот режим на своей карте, нажмите Предварительный просмотр.

Как выполнить резервное копирование данных и настроек вручную

  • Если при скачивании Chrome на компьютер с ОС Windows вы столкнулись с проблемой, воспользуйтесь альтернативной ссылкой для скачивания браузера на другой компьютер.
  • Я спросил у старика, как мне добраться до переправы.
  • В этом случае используется, когда предмет не определён, т.е.
  • Узнайте, как эффективнее использовать браузер, чтобы больше успевать.
  • На некоторых сайтах можно изменить только масштаб всего контента (отдельно настроить размер шрифта не получится).

Во-первых, это местоименное наречие, которое может быть как вопросительным, так и относительным. В предложении ” Как радостно сияло солнце!” “как” — усилительная частица. В сложноподчиненном предложении с сравнительной придаточной частью “как” — это сравнительный союз.

Как включить или отключить уведомления для всех сайтов

Запятая перед союзом “как” ставится в трех случаях. Ну а что касаемо других случаев, то здесь применяются правила запятой перд частицей “как”, а это уже совсем другой вопрос. 1) Запятая перед словом “как” в обороте “такие как” должна ставится в том случае, когда перед ним присутствует отрицательная частица “не”.

Как перенести данные на новое устройство

В этом случае используется, когда предмет не определён, т.е. Они могут помочь вам узнать местоположение устройства или защитить свои данные. Мы заметили, что у вас появился новый аккаунт Google.

Но, если после оборота идёт перечисление, то тут перед самим оборотом запятая требуется. Если рассмотреть основное правило с союзом “как”, то обороты с ним выделяются запятыми в случае наличия указательного слова “такой”. Если ваше устройство находится у постороннего человека, рекомендуем изменить все сохраненные на нем пароли, в том числе для аккаунта Google. Для установки Chrome используйте то же ПО, с помощью которого вы устанавливаете другие программы на компьютер.

Знаю, что слово “как” может быть союзом, частицей и наречием. Например, в предложении “как прекрасно” как – это частица, в предложении “как нарисовать дом” – наречие, а в предложении “я красивая как мама” – союз (сравнительный). При настройке личного устройства с рабочим профилем, устройства, предназначенного только для работы, или корпоративного устройства нельзя использовать резервную копию. Также “как” может быть относительным местоименным наречием, исполняющим функцию союзного слова в сложноподчинённых предложениях.

В русском языке слово “как” может нести разную смысловую нагрузку в предложении и быть тремя тремя частями речи. Как – сравнительный союз – Салат получился красивым, как праздничный. В-третьих, слово “как” употребляется как усилительная частица, это касается восклицательных предложений. Если дальше в предложении идет перечисление, то запятую в обороте такие как не ставим.

Браузер Chrome может автоматически запретить уведомления, если сайт отправляет их слишком часто. При следующем посещении этого сайта Chrome напомнит вам, что уведомления были заблокированы. Чтобы снова разрешить отправку уведомлений, перейдите на сайт и нажмите на значок “Заблокированные уведомления” .

Чтобы перейти в этот режим на своей карте, нажмите Предварительный просмотр. Если вы удалили аккаунт Google случайно или передумали, в течение определенного времени его можно попытаться восстановить. Вы не сможете пользоваться приложениями и расширениями Chrome через аккаунт, который вы удалили. Если вы через какое-то время передумаете, не исключено, что вам не удастся его восстановить. Узнайте, как эффективнее использовать браузер, чтобы больше успевать. Если при скачивании Chrome на компьютер с ОС Windows вы столкнулись с проблемой, воспользуйтесь альтернативной ссылкой для скачивания браузера на другой компьютер.

Akulturasi Tradisi Memperingati Maulid Nabi

Maulid Nabi merupakan sebuah peristiwa peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad saw yang jatuh pada tanggal 12 Rabiul Awwal dalam kalender Hijriah. Peringatan Maulid Nabi dilaksanakan sebagai bentuk cinta kasih umat Islam kepada Nabi Muhammad saw. Umat ​​Islam yang tersebar di seluruh belahan dunia memperingati Maulid Nabi dengan penuh kegembiraan, tak terkecuali dengan Indonesia.

 

Di Indonesia sendiri, umat Islam merayakan Maulid Nabi dengan berbagai cara. Ragam perayaan itu pada umumnya didasarkan pada kebiasaan dan adat istiadat daerah setempat. Meskipun berbeda dalam bentuk perayaannya, pada hakikatnya tradisi maulid tidak hanya sekadar sebagai pengingat sejarah bagi kaum muslim. Tradisi ini juga sebagai pengingat umat muslim akan sosok Rasulullah yang menjadi inspirasi paling sempurna bagi seorang muslim dalam menjalani apa pun dalam realitas kehidupannya.

Di Indonesia, Maulid Nabi merupakan salah satu hari penting bagi umat Islam. Dalam memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad saw, tiap daerah Indonesia biasanya melangsungkan tradisi perayaannya masing-masing, seperti tradisi Muludhen di Pulau Madura, Acara ini biasanya diisi dengan pembacaan barzanji (riwayat hidup Nabi) dan sedikit selingan ceramah keagamaan yang menceritakan kebaikan Sang Nabi semasa hidupnya untuk dijadikan sebagai pegangan hidup. Tepat pada 12 Rabiul Awal, masyarakat akan berduyun-duyun datang ke masjid untuk merayakan Maulid Agung. Di luar Maulid Agung ini, orang masih merayakannya di rumah masing-masing. Tentu tidak semua, hanya mereka yang memiliki kemampuan dan kemauan. Saat Maulid Agung, para perempuan biasanya datang ke masjid atau musala dengan membawa talam yang di atasnya berisi tumpeng. Di sekeliling tumpeng tersebut dipenuhi beragam buah yang ditusuk dengan lidi dan dilekatkan kepada tumpeng. Buah-buah itu misalnya salak, apel, anggur, rambutan, jeruk, dan lainnya.

tradisi Panjang Jimat di Cirebon, Keraton Cirebon merayakan Maulid Nabi dengan melaksanakan Panjang Jimat. Upacara ini dihadiri ribuan masyarakat yang berdatangan dari berbagai daerah. Mereka sengaja datang ke keraton hanya untuk menyaksikan proses upacara. Selain itu, peringatan Maulid Nabi juga turut digelar di makam Sunan Gunung Jati, Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon. Di makam tersebut juga dipadati oleh ribuan orang yang sengaja ingin menghabiskan waktu pada malam Maulid Nabi.

ataupun tradisi Bungo Lado di Padang. Bungo Lado yang berarti bunga cabai. Tradisi ini digelar di Padang Pariaman, Sumatera Barat. Bungo lado merupakan pohon hias berdaunkan uang yang biasa juga disebut dengan pohon uang. Uang kertas dari berbagai macam nominal itu ditempel pada ranting-ranting pohon yang dipercantik dengan kertas hias. Tradisi bungo lado menjadi kesempatan bagi warga yang juga perantau untuk menyumbang pembangunan rumah ibadah di daerah itu. Karenanya, masyarakat dari beberapa desa akan membawa bungo lado. Pohon uang dari beberapa jorong (dusun) itu kemudian akan dikumpulkan. Uang yang terkumpul biasanya mencapai puluhan juta rupiah dan disumbangkan untuk pembangunan rumah ibadah. Tradisi maulid ini biasanya digelar secara bergantian di beberapa kecamatan. Dalam hal ini, sumbangan uang diumpamakan dengan bunga cabai tersebut. Sumbangan bungo lado ini merupakan simbol dari rasa syukur atas nikmat yang diberikan Allah.

Sementara itu di Gorontalo, peringatan Maulid Nabi dilakukan dengan tradisi walima. Walima merupakan tradisi tua semasa kerajaan-kerajaan Islam ada, yang dilaksanakan turun-temurun antargenerasi. Diperkirakan, tradisi ini mulai ada sejak Gorontalo mengenal Islam, tepatnya pada abad XVII. Walima merupakan tradisi lama yang hingga kini masih terpelihara dengan baik. Setiap masjid di seluruh Gorontalo melaksanakan tradisi ini. Masyarakat muslim menyiapkan kue-kue tradisional, seperti kolombengi, curuti, buludeli, wapili, dan pisangi yang disusun sedemikian rupa dan diarak dari rumah menuju masjid terdekat. Kue khas walima, yakni kolombengi dan kue tradisional lainnya dikemas dalam plastik, ditata, dan dihias sedemikian rupa sebelum diarak dengan mobil yang mampu menarik perhatian ribuan warga yang memadati tepi jalan. Setiap kali perayaan ini, ratusan warga sudah berkumpul dan menunggu di masjid. Mereka sudah siap untuk berebutan kue walima yang disediakan dalam memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.Setelah doa maulid di Masjid selesai, ribuan kue-kue tersebut direbut atau dibagi-bagikan kepada warga untuk dibawa pulang ke rumah masing-masing, karena hal tersebut menurut mereka membawa sebuah keberkahan ketika mendapatkan makanan yang sudah didoakan.

Di Kabupaten Garut, Jawa Barat, tradisi Maulid Nabi dirayakan dengan melaksanakan upacara Ngalungsur Pusaka, yaitu proses upacara ritual di mana barang-barang pusaka peninggalan Sunan Rohmat (Sunan Godog/Kian Santang) setiap setahun sekali dibersihkan atau dicuci dengan air bunga-bunga dan digosok dengan minyak wangi supaya tidak berkarat yang difokuskan di Kampung Godog, Desa Lebak Agung, Kecamatan Karangpawitan. Di tempat lain seperti Banten, kegiatan difokuskan di Masjid Agung Banten. Demikian pula di tempat-tempat ziarah makam para wali, tradisi ini juga digelar. Upacara yang dilakukan oleh juru kunci ini merupakan bukti bahwa mereka masih melestarikan dan melaksanakan tradisi leluhurnya serta mensosialisasikan keberadaan benda-benda pusaka peninggalan Sunan Rohmat Suci. Pusaka tersebut merupakan simbol perjuangan dan perilaku Sunan Rohmat Suci semasa hidupnya dalam memperjuangkan agama Islam. Benda-benda pusaka tersebut dicuci dengan disaksikan oleh peserta upacara.

 

Seluruh kegiatan tersebut tentu saja sebagai wujud rasa syukur serta kegembiraan umat Islam atas kelahiran Nabi Muhammad saw ke dunia ini. Namun, hal yang perlu diingat adalah bahwa peringatan Maulid Nabi bukan sebatas sebagai rutinitas atau seremonial belaka, melainkan terdapat nilai-nilai yang sangat penting di dalamnya untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Secara etimologi, istilah “maulid” berasal dari bahasa Arab w-I-d yang berarti “kelahiran”.

 

Peringatan terhadap kelahiran Nabi Muhammad saw ternyata bukanlah tradisi yang ada ketika Rasulullah saw masih hidup, sebagian sumber menjelaskan bahwa orang yang pertama kali menyelenggarakan peringatan Maulid Nabi adalah Malik Mudhaffar Abu Sa’id Kukburi. Sementara itu, sebagian pendapat lainnya menyebutkan bahwa Shalahuddin Al-Ayyubi yang pertama kali melakukan peringatan Maulid Nabi. Adapun versi lain menyebutkan bahwa terbitnya Maulid Nabi terjadi pada masa Dinasti Daulah Fathimiyah di Mesir pada akhir abad 4 Hijriyah atau 12 Masehi.

 

Maulid Nabi berasal dari dua kata bahasa Arab yaitu Maulid dan Nabi, kata Maulid memiliki makna yang sama dengan kata milad yang berarti “lahir” atau “kelahiran”, dan Nabi yang dimaksud adalah Nabi Muhammad saw, dari pengertian tersebut dapat dipahami bahwa Maulid Nabi sebagai kegiatan peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad saw yang dilakukan dengan mengenang kembali sejarah dan perjuangan Rasulullah saw.

 

Ketika mengadakan acara Maulid Nabi, tentu sangat banyak makna yang dapat diambil untuk dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya terkait 4 sifat terpuji yang dimiliki oleh Nabi Muhammad saw yakni shiddiq, amanah, tabligh, dan fathanah.

 

Shiddiq memiliki arti jujur. Sikap ini merupakan sebuah sikap esensial yang harus dimiliki oleh setiap orang, mengapa demikian? Karena kejujuran merupakan sebuah modal utama untuk dapat mempercayai satu sama lain. Yang kedua adalah amanah yang berarti dapat dipercaya. Selain memiliki sifat jujur, seseorang harus berusaha agar dirinya dapat dipercaya dalam mengemban suatu tugas. Sifat amanah yang dimaksud adalah melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya dengan penuh tanggung jawab. Ketiga, tabligh yang berarti menyampaikan. Seseorang harus dapat menyampaikan amanah yang diberikan kepada orang yang berhak menerima amanah tersebut. Terakhir, fathonah yang berarti cerdas. Cerdas bukan berarti terkait pembelajaran akademik saja, tetapi juga tentang cara seseorang untuk dapat memanfaatkan peluang yang ada dalam hidupnya.

 

Selain meneladani sifat Nabi Muhammad saw di atas, masih terdapat banyak hal yang dapat dilakukan sebagai bentuk merealisasikan makna Maulid Nabi dalam kehidupan. Bershalawat juga merupakan hal penting sebagai wujud cinta kepada Nabi Muhammad saw. Dengan bershalawat, seseorang akan mendapatkan berbagai kekayaan seperti menjanjikan pahala berlipat oleh Allah Swt, terangkat derajatnya, bahkan Allah berjanji akan mengumpulkan orang yang gemar bershalawat bersama Nabi Muhammad saw di surga. Kemuliaan-kemulian tersebut dapat diraih dengan sangat mudah, yang terpenting adalah niat agar dapat selalu bershalawat di setiap waktu yang ada.

 

Kemudian, makna Maulid Nabi yang tak kalah penting adalah melestarikan ajaran serta misi perjuangan Nabi Muhammad saw, juga para Nabi sebelumnya. Rasulullah saw telah mengerahkan seluruh jiwa raga dan hartanya demi menyampaikan ajaran Allah Swt kepada umatnya. Bahkan Rasulullah saw juga mewariskan Al-Quran dan sunnah Nabi sebagai pedoman hidup agar terhindar dari kesesatan.

 

Oleh karena itu, hal yang saat ini harus dilakukan oleh umat Islam adalah memperdalam ajaran Islam sebagai bekal menjawab persoalan-persoalan rumit yang bermunculan dalam kehidupan agar terhindar dari tipu daya keni’matan sesaat yang menjerumuskan diri pada siksa api neraka.

 

Penulis: Raisya Audyra

Sejarah Kelahiran Dan Kiprah Dakwah Rasulullah

Para ulama dan penulis sirah sepakat bahwa hari kelahiran Kanjeng Rasul jatuh pada bulan Rabiul Awal. Beliau lahir di Mekah kota bagian selatan Jazirah Arab, sekitar tahun 570, berdekatan dengan Tahun Gajah yang merupakan tahun kegagalan penyerangan Makkah oleh pasukan bergajah di bawah pimpinan Abrahah. Pendapat paling mashyur merujuk tanggal 12 Rabiul Awal sebagai hari kelahiran Beliau. Berdasarkan hadis, Nabi Muhammad menyebut hari Senin sebagai hari kelahirannya. Penulis sirah Sulaiman Al-Manshurfuri dan ahli astronomi Mahmud Basya dalam penelitiannya melacak hari Senin yang dimaksud bertepatan dengan tanggal 9 Rabiul Awal.

Nabi Muhammad berasal dari salah satu klan suku Quraisy yakni Bani Hasyim yang mewarisi silsilah terhormat di Makkah, meskipun tak terpandang karena kekayaannya. Ayahnya, Abdullah meninggal saat Beliau masih dalam kandungan, enam bulan sebelum kelahiran. Rasulullah ketika bayi dibawa tinggal bersama keluarga dusun di pedalaman, mengikuti tradisi perkotaan kala itu untuk memperkuat fisik dan menghindarkan anak dari penyakit perkotaan. Beliau diasuh dan disusui oleh Halimah binti Abi Dhuayb di kampung Bani Saad selama dua tahun. Setelah itu, Ketika Rasul masih kecil dikembalikan untuk diasuh kepada budak Ummu Aiman. Pada usia ke-6, Rasul kehilangan ibunya, Siti Aminah karena sakit. Selama dua tahun berikutnya, kebutuhan Rasulullah ditanggung dan dicukupi oleh kakeknya dari keluarga ayah, Abdul Muthalib. Ketika berusia delapan tahun, kakeknya meninggal dan Rasul pun berikutnya diasuh oleh pamannya Abu Thalib yang tampil sebagai pemuka Bani Hasyim sepeninggal Abdul Muththalib.

Sekitar tahun 613 M, tiga tahun setelah Islam disebarkan secara diam-diam, Rasulullah mulai melakukan penyebaran Islam secara terbuka kepada masyarakat Makkah, respons yang ia terima sangat keras dan masif. Ini disebabkan karena ajaran Islam yang dibawa olehnya bertentangan dengan apa yang sudah menjadi budaya dan pola pikir masyarakat Makkah saat itu. Pemimpin Makkah Abu Jahal menyatakan bahwa Rasulullah adalah orang gila yang akan merusak tatanan hidup orang Makkah. Akibat penolakan keras yang datang dari masyarakat jahiliyyah di Makkah dan kekuasaan yang dimiliki oleh para pemimpin Quraisy yang menentangnya, Rasulullah dan banyak pemeluk Islam awal disiksa, dianiaya, dihina, disingkirkan, dan dikucilkan dari pergaulan masyarakat Makkah.

Walau mendapat perlakuan tersebut, ia tetap mendapatkan pengikut dalam jumlah besar. Para pengikutnya ini kemudian menyebarkan ajarannya melalui perdagangan ke negeri Syam, Persia dan kawasan jazirah Arab. Setelah itu, banyak orang yang penasaran dan tertarik kemudian datang ke Makkah dan Madinah untuk mendengar langsung dari Rasulullah, penampilan dan kepribadian baiknya yang sudah terkenal memudahkannya untuk mendapat simpati dan dukungan dalam jumlah yang lebih besar. Hal ini menjadi semakin mudah ketika Umar bin Khattab dan sejumlah besar tokoh petinggi suku Quraisy lainnya memutuskan untuk memeluk ajaran Islam, meskipun banyak juga yang menjadi antipati mengingat saat itu sentimen kesukuan sangat besar di Makkah dan Medinah. Tercatat pula Muhammad mendapatkan banyak pengikut dari negeri Farsi (sekarang Iran), salah satu yang tercatat adalah Salman Al-Farisi, seorang ilmuwan asal Persia yang kemudian menjadi sahabat Muhammad.

Penyiksaan yang dialami hampir seluruh pemeluk Islam selama periode ini mendorong lahirnya gagasan untuk berhijrah (pindah) ke Habsyah (sekarang Ethiopia). Negus atau raja Habsyah, seorang Kristen yang adil, memperbolehkan orang-orang Islam berhijrah ke negaranya dan melindungi mereka dari tekanan penguasa di Makkah. Rasul sendiri, pada tahun 622 hijrah ke Yatsrib, kota yang berjarak sekitar 200 mil (320 km) di sebelah Utara Makkah.

Menginat kembali Rasulullah dilahirkan di tengah-tengah masyarakat terbelakang yang senang dengan kekerasan dan pertempuran, dan menjelang usianya yang ke-40, Rasul sering menyendiri di Gua Hira’ sebuah gua bukit sekitar 6 km sebelah timur kota Makkah, yang kemudian dikenali sebagai Jabal An Nur. Rasul bisa berhari-hari bertafakur (merenung) dan mencari ketenangan dan sikapnya itu dianggap sangat bertentangan dengan kebudayaan Arab pada zaman tersebut yang senang bergerombol. Dari sini, ia sering berpikir dengan mendalam, dan memohon kepada Allah supaya memusnahkan kekafiran dan kebodohan.

Nabi Muhammad pertama kali diangkat menjadi rasul pada malam hari tanggal 17 Ramadhan/ 6 Agustus 611 M, diriwayatkan Malaikat Jibril datang dan membacakan surah pertama dari al-Quran yang disampaikan kepada Rasulullah, yaitu surah Al-Alaq. Rasulullah diperintahkan untuk membaca ayat yang telah disampaikan kepadanya, namun beliau mengelak dengan berkata ia tak bisa membaca. Jibril mengulangi tiga kali meminta agar Rasul membaca, tetapi jawabannya tetap sama.

Ketika Rasul berusia 40 tahun 6 bulan dan 8 hari ketika ayat pertama sekaligus pengangkatannya sebagai rasul disampaikan kepadanya menurut perhitungan tahun komariah (penanggalan berdasarkan bulan), atau 39 tahun 3 bulan 8 hari menurut perhitungan tahun syamsiah atau tahun masehi (penanggalan berdasarkan matahari). Setelah kejadian di Gua Hira tersebut, Rasulullah kembali ke rumahnya, diceritakan beliau merasakan suhu tubuhnya panas dan dingin secara bergantian akibat peristiwa yang baru saja dialaminya dan meminta Siti Khadijah agar memberinya selimut.

Diriwayatkan pula untuk lebih menenangkan hati Rasul, Siti Khadijah mengajak Rasulullah mendatangi saudara sepupunya yang juga seorang Nasrani yaitu Waraqah bin Naufal seorang pendeta yang buta. Waraqah banyak mengetahui nubuat tentang nabi terakhir dari kitab-kitab suci Kristen dan Yahudi. Mendengar cerita yang dialami Rasul, Waraqah pun berkata, bahwa beliau telah dipilih oleh Tuhan menjadi seorang nabi. Kemudian Waraqah menyebutkan bahwa An-Nâmûs al-Akbar (Malaikat Jibril) telah datang kepadanya, kaumnya akan mengatakan bahwa ia seorang penipu, mereka akan memusuhi dan melawannya.

Ketika Waraqah wafat, firman Allah tidak datang-datang kepada Nabi Muhammad dalam kurun beberapa waktu. Yang mana membuat ia begitu sedih, sampai-sampai ia beranjak ke gunung tinggi. Namun di saat sesampainya di puncak, Malaikat Jibril datang untuk meyakinkan ia bahwa ia adalah benar utusan Sang Ilahi. Sehingga ia pun menjadi tenang. 

Nabi Muhammad menerima ayat-ayat al-Quran secara berangsur-angsur dalam jangka waktu 23 tahun. Ayat-ayat tersebut diturunkan berdasarkan kejadian faktual yang sedang terjadi, sehingga hampir setiap ayat al-Quran turun disertai oleh Asbabun Nuzul (sebab/kejadian yang mendasari penurunan ayat). Ayat-ayat yang turun sejauh itu dikumpulkan sebagai kompilasi bernama Al-mushaf yang juga dinamakan Al-Qur’an (bacaan).

Sumber:Sirah Nabawiyah fi Dhau al-Qur’an

Pewarta: Raisya Audyra

Mudasmat dan Ulangan

Musabaqoh cerdas cermat (mudasmat) adalah salah satu program yang diadakan setiap akhir semester setelah kegiatan belajar mengajar selesai. Diawali dengan Musabaqoh yang bersifat umum dan dilanjutkan dengan musabaqoh pertingkat kelas. Sebagaimana namanya musabaqoh umum terbuka untuk semua santri dari berbagai tingkatan untuk menunjukan kemampuan di bidang hafalan mencakup bait alfiyah, bait jurumiyah, bait nadzom maksud, bait lamiyatul af’al dan bait jauhar maknun.

Biasanya acara tersebut diselenggarakan selama dua hari dengan batas maksimal 10 orang perserta di setiap bidang nya, tentunya menjadi ajang bergengsi karena dihadiri oleh semua santri untuk semakin memicu motivasi. Setelah musabaqoh umum selesai, dilanjutkan dengan kegiatan musabaqoh pertingkat kelas yang artinya semua santri wajib mengikuti tersebut sesuai hafalan yang sudah ditentukan disetiap tingkat kelas, seperti I’dadiyah menghafal Juz ama, tingkat Ibtidaiyah mengahafal bait Jurumiyah dan Nadzom maksud, tingkat Tsanawiyah manghafal bait Alfiyah, tingkat Aliyah menghafal bait Sulamunawaroq dan Jauhar maknun, tingkat Ma’had aly menghafal bait Rohbiyah dan Baiquniyyah.

Kegiatan ini salah satunya bertujuan untuk mengasah hafalan hafalan dan membuktikan hasil hafalan selama kegiatan belajar sebelumnya, dengan kegiatan ini tentunya para santri akan antusias dan bersemangat dalam menghafal. Berbeda dengan musabaqoh umum, kegiatan ini berlangsung selama satu minggu, mengingat banyaknya santri membutuhkan waktu yang lebih lama.

CERDAS CERMAT

Selang satu hari, dilanjutkan dengan kegiatan cerdas cermat selama dua minggu. Cerdas cermat adalah kegiatan adu ketajaman berfikir dan ketangkasan menjawab pertanyaan secara cepat dan tepat. Sama halnya dengan musabaqoh kelasan kegiatan ini wajib di ikuti oleh setiap santri, diawali dari tingkat idadiyyah dan di akhiri dengan tingkat ma’had aly. Setiap grup mengikuti babak penyisihan dan berusaha masuk ke babak semi final sampai pada acara puncak yaitu babak final, yang sangat ditunggu oleh para santri karna akan mempertemukan orang-orang hebat di setiap tingkatnya.

Adapun pertanyaan yang akan ditanyakan sebagai berikut:

I’DADIYYAH

Fikih, Tauhid, dan Tajwid

IBTIDAIYYAH

Jurumiyyah, kaelani,Nadzom maksud

TSANAWIYYAH

Alfiyyah Ibnu Malik dan Lamiyyatul Af’al

ALIYYAH

Sulamunawaroq dan Uqudul Juman

MA’HAD ALY

Rohbiyah, Jam’ul Jawami’ dan Uqudul Juman

Dan untuk pertanyaan umum untuk semua tingkat adalah Bahasa Arab, Bahasa Inggris, Undang-undang Pesantren, materi ke-NU an dan untuk tingkat Ma’had Aly ditambah dengan pertanyaan riwayat pendiri pondok pesantren Miftahulhuda Al-Musri’.

Dengan acara ini tentu semakin mengasah ketajaman santri dalam berfikir, semakin cerdas dalam menjawab, dan semakin cermat dalam menanggapi pertanyaan dari berbagai materi.

ULANGAN

Setelah kegiatan musabaqoh dan cerdas cermat selesai kegiatan diakhiri dengan ulangan yang berlangsung selama 12 hari. Kegiatan ini adalah salah satu kegiatan yang sangat di tunggu-tunggu oleh para santri, karena lulus atau tidak nya santri ke jenjang tingkat kelas selanjutnya di lihat dari hasil ulangan tersebut. Maka dari pada itu semua santri harus sudah siap dengan materi yang sudah di kaji selama kegiatan belajar sebelumnya.

Kegiatan ulangan ini mencakup ulangan tulis di siang hari dan ulangan pembacaan kitab di malam hari. Dan untuk kelas tiga Aliyyah dan tingkat Ma’had Aly  ulangan pembacaan-Nya langsung dihadiri oleh seluruh Dewan Ampuh dan Dewan kiai sepuh untuk menguji seberapa jauh santri tersebut memahami dan membaca kitab.

Sumber: Ust. Yasin Alawi (Rais AM PP Miftahulhuda Al Musri’)

Penulis: Fachry Syahrul