SELAMAT ATAS TERPILIHNYA RAIS A’M TAHUN AJARAN 2024 – 2026

Alhamdulillah kita telah sama-sama ikuti tahapan demi tahapan dalam pemilihan RAIS A’M dengan tertib, aman dan lancar ini semua adalah atas dasar kerja sama yang baik dan sportivitas.

Dan saya selaku jurnalis ucapkan terimakasih banyak kepada para peserta masyarakat santri YPP MIFTAHULHUDA AL-MUSRI’ yang telah mempercayakan kepada Ust. Kamal Ahmad untuk menjadi RAIS A’M saat ini.

Ini merupakan amanah yang dewan kyai, ampuh, masyarakat santri sekalian buat menjalankan roda organisasi OSMA untuk menjadi lebih baik lagi ke depannya.

Semoga kedepannya, kita bisa sama-sama bekerja keras untuk memajukan dan membangun sebuah organisasi yang baik dan berkualitas serta melaksanakan visi dan misi sebuah organisasi. Agar bermanfaat bagi Dewan Kyai, Ampuh dan masyarakat santriyin wa santriwati pada umumnya.

Sekali lagi terimakasih banyak atas bantuan dan dukungannya untuk kemajuan Pondok pesantren MIFTAHULHUDA A-MUSRI’ yang di baluti dalam organisasi OSMA yang akan bergerak bersama – sama.

Saya mengucapkan selamat dan sukses atas terpilihnya Ust. Kamal Ahmad sebagai ketua umum organisasi OSMA ( Organisasi santri Miftahulhuda Al-musri’ ). Semoga amanah dan selalu diberikan kekuatan serta dalam lindungan Allah SWT.

 “Kekompakan adalah kunci kesuksesan, dengan kompak antara pemimpin dengan orang yang dipimpinnya akan membawa bangsa ini maju lebih cepat.” – Dahlan Iskan

Adapun hasil perhitungan suara kandidat RAIS A’M tertera di bawah ini.

Demikian bahan jurnalis dari saya, mohon maaf atas kesalahan dan salah ucap.

Akhir kata

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

ROIS A’M CANDIDATES FOR THE NEW RAIS A’M GENERAL ELECTION

Di selenggarakannya PEMILU RAIS A’M BARU ( Pemilihan umum ) pada tanggal 10 Maret 2024 Pukul 13 : 15 s/d mendatang yang bertempat di Gedung Aula Al-faqih YPP Miftahulhuda Al-musri’.

Pemilu Rais A’m ini adalah sarana kompetisi untuk mengisi jabatan teratas di organisasi OSMA( Organisasi Santri Miftahulhuda Al-Musri’ ) yang didasarkan pada pilihan formal dari segenap Dewan, Ampuh dan Tentunya masyarakat santri itu sendiri dengan memenuhi syarat. Peserta Pemilu dapat berupa perseorangan dari tingkat yang sudah menempati kelas DIROSATUL ULYA. Berbagai macam kelas tingkat dirosatul ulya itu sendiri mengajukan kandidat dalam pemilu untuk kemudian dipilih oleh masyarakat santri. Adapun Curriculum Vitae dari masing – masing kandidat, serta visi dan misi setiap kandidat bisa dilihat dalam gambar yang ada di bawah ini :

dan dari setiap masing masing kandidat yang berhasil menjadi Pemilu Rais A’m baru, yaitu :

  • NO 1 : Ust. Aef Cucu Nurzaman ( Dirosatul Ulya 1 )
  • NO 2 : Ust. Kamal Ahmad Satria ( Dirosatul Ulya 2 )
  • NO 3 : Ust. Ihlan Fauzi ( Dirosatul Ulya 3 )

Untuk hasil selanjut nya, akan kami beritakan pada website kami setelah acara Pemilu Rais A’m selesai.

Pahlawan Surabaya

Bung tomo (Soetomo) adalag seorang tokoh pejuang bangsa ia dikenal saat memimpin perjuangan melawan tentara sekutu dalam pertempuran bersejarah 10 November 1945 di surabaya. Bung tomo, ia Anak sulung dari Tjiptowijoyo, lahir pada tanggal 3 Oktober 1920 di Surabaya tetapi asalnya dari Ponogoro.

Dimasa revolusi di mempersunting gadis Malang, bernama Sulistinah ( putri siswosudarno) seorang guru di Jawa Timur dan menikah pada 19 juni 1947. dalam pernikahan itu Bung Tomo mempunyai 4 Anak masing masing: Lien sulistami. Bangbang sulistomo. Sri sulistami. dan Rama sulistami.

Di masa kabinet Burhanuddin Harahap, Bung tomo pernah menjadi mentri Negara urusan pejuang: merangkap mentri sosial. mendirikan rakyat partai indonesia menjelang akhir hayat nya aktif dalam bidang bisnis perusahaan perkayuan PT. Ayu balapan bimber pernah berkunjung ke USA Korea selatan, Jepang, Jerman, Belanda, Inggris, Philipina, Singapur,Malaysia, Hongkong, Muangthai dan Australia

Di masa pembentukan TNI di tahun 1948. Bung tomo masuk dalam jajaran pimpinan TNI di bawah pimpinan panglima besar Soedirman. pangkat terakhirnya adalah mayor jendral TNI.

Nama Bung tomo sampai saat ini dengan nama nama pahlawan lain yang di akui telah mewakili kepahlawanan Indonesia: mereka adalah Bung Karno. Bung Hataa. Bung Syahrir.dan Bung tomo. sebutan “Bung” untuk panggilan akrab untuk para aktivis dan anggota pergerakan perjuangan nasioanl. tetapi nama Bung tomo punya kesan khusus di hati bangsa khususnya umat islam. Dia memberikan inspirasi islami dalam memimpin perjuangan mempertahankan kemerdekaan bangsanya, ia juga juga sosok pemimpin dan komandan tempur yan pemberani.

Allohu Akbar…… !!!!! Maju terus pantang mundur !!!!!

itulah teriakan yang bergema memimpin perjuangan rakyat Surabaya sesaat setelah agresi I Belanda ke surabaya yang membonceng tentara sekutu. pada tanggal 10 November 1945. Teriakan itu telah membakar semangat juang arek arek Suroboyo untuk menentang penjajahan dan mengenyahkan mereka dari bumi pertiwi. teriakan itu di komandoi oleh seorang komandan TNI dan tokoh muslim yang kita kenal dengan Bung tomo, sosok pemuda surabaya yang tangguh dan berani dalam menghadapi musuh.

Detik detik perjuangan yang gigih berani dan arek arek Surabaya di mulai jam 06 : 00 pagi tanggal 10 November kota surabaya membara. bom di jatuhkan dari udara, dilepaskan dari laut dan di tembakan dari meriam darat. serangan yang di lancarkan sekutu merupakan pertempuran terdasyat yang pernah terjadi. selama lebih 3 minggu pertempuran di jalan jalan berlangsung dengan sengit. para pemuda mati matian membela kota Surabaya. bahkan pemuda kota Surabaya yang sedang menghadiri kongres segera meninggal kan kongres dan bergabung dengan kawan kawan nya memerangi penjajah. ribuan rakyat gugur dalam peperangan tersebut. karena keberanian pejuang melawan sekutu dan banyak nya korban yang jatuh dari kedua belah pihak, maka kota Surabaya juga dikenal dengan kota pahlawan. disaat selesai perang, Bung tomo menceritakan; ” pada saat itu saya tidak tahu bagaimana saya harus mengerakan pemuda pemuda Surabaya untuk menghadapi pasukan belanda yang bersenjata lengkap dan modern. hanya kata kata Allohu Akbar itu lah yang saya ingat dalam mengerakan pemuda pemuda Surabaya untuk melawan mereka “

Disaat tentara sekutu (NICA) yang di dalam nya terdapat tentara Belanda mendarat di Surabya untuk kembali menjajah bangsa Indonesia. saat itu pula pengurus NU segera mengambil seluruh konsul NU se- sejawa dan Madura untuk mengambil sikap terhadap NICA. pertemuan yang di pimpin oleh K.H Hasyim asyari di kantor PBNU Surabaya pada tanggal 21-22 Oktober 1945. menegeluarkan resolusi jihad pisabililah untuk melawan tentara sekutu.

Dalam pertemuan Surabaya itu, NU mendesak pemerintah RI untuk segera bersikap dengan tegas sesuai resulosi yang dikeluarkan NU yaitu memerintahan perang sabil. menurut NU. nertempur melawan tentara belanda dan sekutunya (NICA) adalah fardu a’in. wajib hukumnya bagi setiap orang islam dan berdosa bagi meninggalkan nya ( Chirul anam, 1985:124) Resolusi jihad ini kemudian di perkuat melalui melalui partai Masyumi, sebagai keputusan politik dalam melawan kolonial Belanda (NICA)

Resolusi jihad NU ini berhasil mengorban semangat juang yang pantang mundur dan dari arek arek Surabaya dan kebencian terhadap Belanda dan pondok pondok pesantren di Jawa Timur telah berubah menjdai markas Hizbulloh dan Sabililah. perlawanan rakyat terhadap (NICA) berhasil menewaskan jendral Mallaby (panglima tentara sekutu di Surabaya). tewas nya malabi ini lah yang memicu pertempuran 10 November di Surabaya untuk mengenang patriostisme dan semanggat jihad itu lah, pemerintah RI menjadikan tanggal 10 November sebagai hari pahlawan.

Bung tomo seprti hal nya jendral Sudirman dekat dengan ulama dan kiyai. dia dikenal dengan kalangan pesantren bahkan sering meminta nasihat kepada K.H Hasyim asyari pada tangga 25 Juli 1947, setelah solat tarawih utusan Bung tomo menemui K.H Hasyim asyari. isi surat Bung tomo saat itu memohon K.H Hasyim asyari untuk memberi komanda ” jihad fisabillah” pada umat islam untuk melawan Belanda. sebelumya K.h Hasyim asyari telah memfatwakan resolusi jihad (Oktober 1945) untuk melawan Belanda. namun saat itu K.H Hasyim tidak memberikan jawaban langsung karena masalah itu di anggapnya sanggat penting, tetapi meminta waktu untuk semalam untuk melakukan solat istikhoroh sebelum memberikan solusinya. dan surat tersebut tidak pernah sempat di balasnya. karena esoknya K.H Hasyim asyari meninggal dunia.

Berkat semangat kepahlawanan yang dikibarkan Bung tomo, menjadikan Surabaya tetap berada di dalam pengakuan ibu pertiwi dan bergema Allohu Akbar telah menjadi gema kemenangan dihati pemuda pemuda Surabaya. Bung tomo ia meninggal dunia pada saat berangkat haji; di arofah ia tertidur dan panas terik matahari telah menyebab kan nya kekurangan cairan, dan dalam kondisi tidur. Bung tomo tutup usia di Padang Arofah (saudi arabia) pada 7 Oktober 1981, 4 hari setelah ulang tahunya yang ke 61.

Pewarta: Alima sri sutami mukti.

Ilustrasi - Puasa - Sehat
Tata Cara Puasa Dawud: Niat, Waktu, dan Keutamaannya

Puasa Dawud merupakan puasa yang dilakukan dengan waktu selang-seling, yaitu satu hari puasa dan satu hari tidak. Menurut Dr. Wahbah az-Zuhaili (w. 2015 M), ulama sepakat bahwa hukum puasa Dawud adalah sunnah. Artinya, jika dilakukan mendapat pahala, dan jika meninggalkannya tidak mendapat dosa (Az-Zuhaili, Fiqhul Islami wa Adillatuhu, juz 3, hal. 1640) 

Keutamaan Puasa Dawud

1. Puasa sunnah yang paling disukai oleh Allah ta’ala

Puasa Dawud merupakan puasa sunnah yang palling disukasi oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Rasulullah ﷺ bersabda,

إِنَّ أَحَبَّ الصِّيَامِ إِلَى اللهِ صِيَامُ دَاوُدَ وَأَحَبَّ الصَّلاَةِ إِلَى اللهِ صَلاَةُ دَاوُدَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ كَانَ يَنَامُ نِصْفَ اللَّيْلِ وَيَقُومُ ثُلُثَهُ وَيَنَامُ سُدُسَهُ وَكَانَ يَصُومُ يَوْمًا وَيُفْطِرُ يَوْمًا

Artinya: “Puasa yang paling disukai di sisi Allah adalah puasa Dawud, dan shalat yang paling disukai Allah adalah shalat Nabi Dawud.

Beliau biasa tidur di pertengahan malam dan bangun pada sepertiga malam terakhir dan beliau tidur lagi pada seperenam malam terakhir. Sedangkan beliau biasa berpuasa sehari dan berbuka sehari berikutnya” (HR al-Bukhari dan Muslim).

2. Wujud kasih sayang Islam pada umatnya

Para sahabat Nabi terkenal sebagai orang yang memiliki semangat ibadah sangat tinggi. Namun, terkadang semangat tersebut kebablasan dan mengabaikan hak-hak manusiawi pada umumnya, sehingga ibadah terkesan membebani. Islam sebagai agama rahmah (kasih sayang), tidak ingin pemeluknya terbebani dengan ibadah-ibadah yang dilakukan umatnya.

Suatu ketika seorang seorang sahabat bernama ‘Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhu dipergoki oleh Nabi berpuasa setiap hari, dan malam-malamnya ia gunakan hanya untuk shalat. Nabi pun menginterogasinya, “Wahai ‘Abdullah, apakah benar berita bahwa kamu puasa seharian penuh lalu kamu shalat malam sepanjang malam?”

“Benar wahai Rasulullah,” aku ‘Abdullah.

“Janganlah kamu lakukan itu, tetapi berpuasalah dan berbukalah, shalat malamlah dan tidurlah, karena untuk jasadmu ada hak atasmu, matamu punya hak atasmu, istrimu punya hak atasmu, dan tamumu punya hak atasmu. Dan cukuplah bagimu bila kamu berpuasa selama tiga hari dalam setiap bulan karena bagimu setiap kebaikan akan dibalas dengan sepuluh kebaikan yang serupa dan itu berarti kamu sudah melaksanakan puasa sepanjang tahun seluruhnya,” tegur Nabi.

‘Abdullah meminta tambahan, ia merasa lebih kuat dari sekadar berpuasa tiga hari dalam setiap satu bulan. Lantas, Nabi menyuruhnya melakukan puasa Dawud, dengan satu hari berpuasa dan satu hari tidak.

3. Puasa sunnah yang paling utama Jika dibandingkan dengan puasa sunnah lainnya, puasa Dawud lebiih utama dibanding puasa-puasa sunnah lainnya.

Rasulullah bersabda, أَفْضَلُ الصِّيَامِ صِيَامُ دَاوُدَ عَلَيْهِ السَّلَام كَانَ يَصُومُ يَوْمًا وَيُفْطِرُ يَوْمًا 

Artinya: “Puasa yang paling utama adalah puasanya Nabi Dawud ‘alaihissalam, ia berpuasa sehari dan berbuka (tidak berpuasa) sehari” (HR an-Nasa`i).

Alasan mengapa puasa Dawud merupakan puasa yang paling utama adalah karena seorang yang melakukan puasa Dawud akan melakukan apa yang disenanginya satu hari dan berpisah pada satu hari berikutnya.

Syekh ‘Abdurra’uf al-Munawi (w. 1621) dalam kitab Faidhul Qadir menjelaskan, لِكَوْنِهِ أَشَقَّ عَلَى النَّفْسِ بِمُصَادَفَةِ مَأْلُوفِهَا يَوْمًا وَمُفَارَقَتِهِ يَوْمًا

Artinya: “Karena puasa Dawud itu memberatkan jiwa dengan mendapati apa yang disenangi jiwa sehari, lalu sehari kemudian meninggalkannya” (lihat Al-Munawi, Faidhul Qadir Syarah Jami’ ash-Shaghir, juz 1, hal. 171).

Dengan kata lain, saat orang melakukan puasa Dawud, satu hari ia akan melakukan hal-hal yang disenanginya seperti makan-minum dan menggauli istri. Tetapi di hari berikutnya ia akan berpuasa yang artinya tidak diperbolehkan makan-minum dan menggauli istri sebagaimana ketika keadaan tidak berpuasa.

Bahkan, jika seandainya puasa Dawud dibandingkan dengan puasa setiap hari, maka puasa Dawud lebih utama. Alasannya, sebagaimana dijelaskan oleh Imam al-Ghazali, orang yang berpuasa setiap hari tidak akan merasakan begitu berat karena sudah terbiasa di tiap harinya.

Sementara puasa Dawud yang dilakukan selang-seling, akan mengalami naik turun syahwat dan kondisi tubuh yang tidak stabil karena satu hari puasa dan satu hari tidak (Al-Munawi, Faidhul Qadir Syarah Jami’ ash-Shaghir, juz 1, hal. 171).

Waktu Puasa Dawud

Durasi puasa Dawud sama seperti puasa pada umumnya, yaitu dari mulai terbit fajar sampai terbenamnya matahari. Selama durasi tersebut ia mesti mencegah dari hal-hal yang membatalkan puasa sebagaimana puasa-puasa lain. Waktu pelaksanaan puasa Dawud bisa kapan saja, kecuali pada hari-hari diharamkan puasa. Ada beberapa hari yang diharamkan untuk berpuasa, yaitu pada hari raya Idul Fitri (1 Syawwal), hari raya Idul Adha (10 Dzulhijjah), hari tasyriq (11, 12, dan 13 Dzulhijjah), separuh terakhir dari bulan Sya’ban, dan hari yang diragukan (30 Sya’ban, saat orang telah membicarakan ru’yatul hilal atau ada kesaksian orang melihat hilal yang tidak bisa diterima, seperti kesaksian seorang anak kecil).

Lafal Niat Puasa Dawud

Sebagaimana puasa pada umumnya, waktu niat puasa Dawud adalah pada malam hari, yakni sejak terbenamnya matahari sampai terbit fajar.

Berikut adalah lafal niatnya, نَوَيْتُ صَوْمَ دَاوُدَ سَنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى Nawaitu shauma dâwuda lillahi ta’âlâ

Artinya: “Saya berniat puasa Dawud, sunnah karena Allah ta’ala.”

Namun, karena puasa Dawud merupakan puasa sunnah, maka bagi orang yang lupa niat pada malam hari, boleh niat siang harinya, yakni dari pagi hari sampai sebelum tergelincinya matahari (waktu zuhur), selagi ia belum melakukan hal-hal yang dapat membatalkan puasa.

Berikut adalah lafal niat ketika siang hari, نَوَيْتُ صَوْمَ هٰذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ دَاوُدَ لِلّٰهِ تَعَالَى  Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i sunnati dâwuda lillâhi ta‘âlâ. Artinya: “Aku berniat puasa sunnah Dawud hari ini karena Allah ta’ala.” Wallahu a’lam.

Biografi Singkat Kelahiran Nabi Muhammad SAW hingga Awal Hijrah ke Madinah

Nabi Muhammad SAW merupakan seorang nabi dan rasul terakhir yang mendapatkan tugas dari Allah SWT untuk menyampaikan pesan “langit” kepada seluruh umat manusia melalui agama Islam sebagai penyempurna dari agama yang dibawa oleh para nabi dan rasul sebelumnya. Bahkah, perjuangannya dalam menyebarkan agama islam pun tidak diraih dengan mudah. 


Namun, tahukah kita bagaimana biografi singkat tentang sosok Nabi Muhammad SAW? berikut biografi singkat Nabi Muhammad SAW.


Dilansir dari akun Instagram @nuonline_id, nama Nabi Muhammad SAW diberikan oleh Allah SWT kepada ibundanya, Sayyidah Aminah dan Kakeknya Sayyid Abdul Muthalib melalui malaikat dan isyarat mimpi. Beliau dilahirkan di kota Mekkah pada tanggal 12 Rabiul Awwal tahun 53 Sebelum Hijriyah (SH) atau bertepatan dengan 29 Agustus 570 Masehi.

Ketika dalam kandungan, beliau sudah menjadi yatim dengan ditinggalkan (wafat) oleh ayahnya. Kemudian, saat berusia enam tahun beliau menjadi Piatu dengan ditinggalkan (wafat) juga oleh ibundanya. 


Selang dua tahun setelah kepergian ibunya, Nabi Muhammad pun mulai mengembala kambing. Hal ini dilakukan untuk meringankan beban ekonomi pamannya, yakni Abu Thalib yang saat itu mengasuh beliau. Alasan lainnya, yakni tidak butuh modal yang banyak serta beliau senang berada di padang luas agar bebas merenung.


Lalu, saat berusia 12 tahun, beliau ikut Sayyid Abu Thalib melakukan perjalanan menuju Syam untuk berdagang. Disana, Nabi Muhammad SAW menjajaki dunia dagang dan mengambil barang dagangan dari Sayyidah Khadijah. Beliau berdagang di Syam ditemani oleh Maisaroh, yakni salah seorang budak yang dimiliki oleh Sayyidah Khadijah. Dagangannya pun laku keras dan meraup untung banyak.


Pada saat usia 17 tahun, Nabi telah berdagang ke Yordania, Syam, Bahrain, Busra, Irak, Yaman, dan lain-lain.

Nabi Muhammad SAW pun menikahi Sayyidah Khadijah pada usia 25 tahun, dimana saat itu Sayyidah Khadijah berumur 40 tahun. Kecintaan Sayyidah Khadijah disebabkan oleh kepribadian sempuran yang dimiliki oleh Nabi, baik secara lahir maupun bathin. Setelah menginjak usia pernikahan sekitar 25 tahun lamanya, Sayyidah Khadijah pun wafat.


Wahyu Pertama 


Pertama kali Nabi Muhammad SAW menerima wahyu pada 17 Ramadhan 13 SH atau bertepatan pada 6 Agustus 610 M, beliau berusia 40 tahun. Penerimaan wahyu tersebut diberikan secara bertahap selama 23 tahun.


Dakwahkan Islam di Mekkah


Awalnya, Nabi Muhamad SAW mendakwahkan islam secara secara diam-diam dengan cara mengajak keluarga serta sanak saudaranya. Nabi pun mencoba untuk berdakwah secara terang-terangan. Namun, berbagai gangguan, tantangan, tentangan, pendustaan, pengusiran, bahkan upaya pembunuhan pun dirasakan oleh Nabi Muhammad SAW.


Dalam dakwahnya, beliau menekankan dua sisi kepercayaan yakni keesaan Allah SWT mengingat kepercayaan masyarakat dilingkungannya menyembah banyak berhala serta menekankan kepercayaan kepada hari akhirat.


Hijrah ke Madinah


Pada tanggal 2 Rabiul Awwal tahun ke-13 masa kenabian yang bertepatan dengan 20 Juli 622 M, Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah. Tujuannya bukan hanya sekedar untuk menghindari ancaman penindasan kaum kafir, melainkan menyelamatkan serta menyebarkan ajaran Islam di wilayah Arab dan sekitarnya.


Selain jarak yang jauh, perjalanan hijrah Nabi juga berat. hal ini disebabkan beliau terus diburu oleh kaum kafir.


Ada beberapa penyebab Nabi Muhammad SAW memilih Madinah sebagai tempat Hijrah: (1) Penduduknya yang sudah berbaiat masuk Islam, (2) Pnduduknya ramah, (3) Penduduknya memiliki pengalaman berperang, (4) Hubungan darah Nabi dengan Bani Najjar, penduduk Madinah, dan yang terakhir (5) Letak Madinah yang strategis.

Penulis : Ridwan Fauzi