Mudasmat dan Ulangan Semester 2025 Resmi Dimulai di Pondok Pesantren Miftahulhuda Al-Musri’

Pondok Pesantren Miftahulhuda Al-Musri’ resmi membuka rangkaian kegiatan akhir semester berupa Musabaqoh Cerdas Cermat (Mudasmat) dan Ulangan Semester pada Jum’at, 08 Agustus 2025, 14 Shafar 1447 H bertempat di Gedung Aula Al-Faqih Pondok Pesantren.

Acara ini dihadiri oleh jajaran Dewan Kiai, Dewan Ampuh, asatidz, dan seluruh santri dari tingkat I’dadiyah hingga Ma’had Aly. Dalam sambutannya, perwakilan Dewan Kiai menekankan bahwa kegiatan ini bukan hanya ajang perlombaan, tetapi juga sarana mengukur hasil belajar, melatih mental, dan memupuk semangat berkompetisi secara sehat di kalangan santri.

Apa itu Mudasmat?
Mudasmat atau Musabaqoh Cerdas Cermat adalah salah satu program unggulan Pondok Pesantren Miftahulhuda Al-Musri’ yang rutin digelar setiap akhir semester setelah seluruh kegiatan belajar mengajar selesai. Kegiatan ini terdiri dari dua bagian: 1. Musabaqoh Umum – Lomba hafalan terbuka untuk seluruh santri dari berbagai tingkatan, dengan materi hafalan seperti bait Alfiyah, Jurumiyah, Nadzom Maksud, Lamiyatul Af’al, dan Jauhar Maknun. 2. Musabaqoh Per Tingkat Kelas – Lomba hafalan wajib untuk setiap santri sesuai tingkat pendidikannya, mulai dari I’dadiyah yang menghafal Juz ‘Amma, hingga Ma’had Aly yang menghafal bait Rohbiyah dan Baiquniyyah.

    Selain menjadi ajang perlombaan, Mudasmat bertujuan mengasah hafalan, melatih mental tampil di depan umum, serta menumbuhkan semangat kompetisi positif di kalangan santri.

    MUDASMAT DAN ULANGAN

    Musabaqoh Cerdas Cermat (Mudasmat) adalah salah satu program yang diadakan setiap akhir semester setelah kegiatan belajar mengajar selesai. Diawali dengan Musabaqoh yang bersifat umum dan dilanjutkan dengan musabaqoh pertingkat kelas. Sebagaimana namanya musabaqoh umum terbuka untuk semua santri dari berbagai tingkatan untuk menunjukan kemampuan di bidang hafalan mencakup bait alfiyah, bait jurumiyah, bait nadzom maksud, bait lamiyatul af’al dan bait jauhar maknun.

    Biasanya acara tersebut diselenggarakan selama dua hari dengan batas maksimal 10 orang perserta di setiap bidang nya, tentunya menjadi ajang bergengsi karena dihadiri oleh semua santri untuk semakin memicu motivasi. Setelah musabaqoh umum selesai, dilanjutkan dengan kegiatan musabaqoh pertingkat kelas yang artinya semua santri wajib mengikuti tersebut sesuai hafalan yang sudah ditentukan disetiap tingkat kelas, seperti I’dadiyah menghafal Juz ama, tingkat Ibtidaiyah mengahafal bait Jurumiyah dan Nadzom maksud, tingkat Tsanawiyah manghafal bait Alfiyah, tingkat Aliyah menghafal bait Sulamunawaroq dan Jauhar maknun, tingkat Ma’had aly menghafal bait Rohbiyah dan Baiquniyyah.

    Kegiatan ini salah satunya bertujuan untuk mengasah hafalan hafalan dan membuktikan hasil hafalan selama kegiatan belajar sebelumnya, dengan kegiatan ini tentunya para santri akan antusias dan bersemangat dalam menghafal. Berbeda dengan musabaqoh umum, kegiatan ini berlangsung selama satu minggu, mengingat banyaknya santri membutuhkan waktu yang lebih lama.

    CERDAS CERMAT

    Selang satu hari, dilanjutkan dengan kegiatan cerdas cermat selama dua minggu. Cerdas cermat adalah kegiatan adu ketajaman berfikir dan ketangkasan menjawab pertanyaan secara cepat dan tepat. Sama halnya dengan musabaqoh kelasan kegiatan ini wajib di ikuti oleh setiap santri, diawali dari tingkat idadiyyah dan di akhiri dengan tingkat ma’had aly. Setiap grup mengikuti babak penyisihan dan berusaha masuk ke babak semi final sampai pada acara puncak yaitu babak final, yang sangat ditunggu oleh para santri karna akan mempertemukan orang-orang hebat di setiap tingkatnya.

    Adapun pertanyaan yang akan ditanyakan sebagai berikut:

    I’DADIYYAH

    Fikih, Tauhid, dan Tajwid

    IBTIDAIYYAH

    Jurumiyyah, kaelani,Nadzom maksud

    TSANAWIYYAH

     Alfiyyah Ibnu Malik dan Lamiyyatul Af’al

    ALIYYAH

    Sulamunawaroq dan Uqudul Juman

    Ma’had aly

    Rohbiyah, Jam’ul Jawami’ dan Uqudul Juman

    Dan untuk pertanyaan umum untuk semua tingkat adalah Bahasa Arab, Bahasa Inggris, Undang-undang Pesantren, materi ke-NU an dan untuk tingkat Ma’had Aly ditambah dengan pertanyaan riwayat pendiri pondok pesantren Miftahulhuda Al-Musri’.

    Dengan acara ini tentu semakin mengasah ketajaman santri dalam berfikir, semakin cerdas dalam menjawab, dan semakin cermat dalam menanggapi pertanyaan dari berbagai materi.

    ULANGAN

    Setelah kegiatan musabaqoh dan cerdas cermat selesai kegiatan diakhiri dengan ulangan yang berlangsung selama 12 hari. Kegiatan ini adalah salah satu kegiatan yang sangat di tunggu-tunggu oleh para santri, karena lulus atau tidak nya santri ke jenjang tingkat kelas selanjutnya di lihat dari hasil ulangan tersebut. Maka dari pada itu semua santri harus sudah siap dengan materi yang sudah di kaji selama kegiatan belajar sebelumnya.

    Kegiatan ulangan ini mencakup ulangan tulis di siang hari dan ulangan pembacaan kitab di malam hari. Dan untuk kelas tiga Aliyyah dan tingkat Ma’had Aly  ulangan pembacaan-Nya langsung dihadiri oleh seluruh Dewan Ampuh dan Dewan kiai sepuh untuk menguji seberapa jauh santri tersebut memahami dan membaca kitab.

    Melalui rangkaian kegiatan Mudasmat, Cerdas Cermat, dan Ulangan Semester ini, Pondok Pesantren Miftahulhuda Al-Musri’ berharap santri semakin termotivasi dalam menuntut ilmu, memperkuat hafalan, mengasah kemampuan berpikir kritis, dan siap menghadapi jenjang pendidikan berikutnya.

    Pewarta: M Wildan Musyaffa

    Santri Almusri Tak Hanya Mengaji, Terus Menjuarai dan Menginspirasi

    Kabar membanggakan datang dari Pondok Pesantren Miftahulhuda Almusri. M. Rio Marda Pratama, santri kelas 2 Ibtidaiyyah, berhasil meraih Juara III dalam ajang Musabaqah Qiraatil Kutub (MQK) kategori pembacaan dan penjelasan kitab Safinatunnaja pada gelaran MQKN VIII Tingkat Provinsi Jawa Barat 2025. Kompetisi ini diselenggarakan oleh Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat dan dilaksanakan di Pondok Pesantren Al-Basyariah 2, Kabupaten Bandung Barat. Musabaqah Qiraatil Kutub (MQK) merupakan ajang perlombaan yang mempertemukan para santri dari berbagai pondok pesantren untuk menguji pemahaman mereka terhadap kitab-kitab klasik, baik dalam bacaan maupun penjelasan isi.

    Kategori yang diikuti Rio adalah pembacaan dan penjelasan isi kitab Safinatunnaja, yang dikenal sebagai kitab dasar dalam ilmu fikih madzhab Syafi’i.

    Penilaian dalam kategori ini mencakup berbagai aspek, antara lain:

    Serta kecakapan retorika dan sikap ketika menyampaikan materi di hadapan dewan juri.

    Mufrodat (penguasaan kosakata Arab klasik),

    Fasohah (kemurnian dan kefasihan pelafalan),

    Pemahaman makna dan konteks dari isi kitab,

    Kejelasan syarah (penjelasan)

    Keberhasilan Rio menjadi bukti nyata bahwa Pondok Pesantren Miftahulhuda Almusri mampu bersaing di tingkat provinsi, sejajar dengan pesantren-pesantren besar lainnya.

    Santri Almusri’ tidak hanya unggul dalam akhlak dan adab, tetapi juga cerdas, terampil, dan siap tampil di kancah ilmiah mana pun.

    Prestasi ini juga mencerminkan bahwa sistem pembinaan dan pendidikan di Almusri telah mampu mencetak generasi santri yang:

    • Kuat dalam literasi kitab kuning,
    • Luwes dalam berbahasa Arab,
    • Serta percaya diri dalam menyampaikan ilmu di forum resmi.

    Rio menjalani proses panjang dengan bimbingan intensif dari para asatidz. Ia tidak hanya membaca, tetapi juga memahami setiap kalimat dan makna di baliknya. Latihan pembacaan, penguasaan mufrodat, hingga pelatihan retorika menjadi bagian dari persiapannya. Salah satu pengasuh menyampaikan:

    “Ini adalah bukti bahwa santri Almusri mampu menyeimbangkan akhlak dengan intelektualitas. Kami tidak hanya mengajarkan ibadah, tapi juga melatih keilmuan secara struktural dan sistematis.”

    Prestasi M. Rio Marda Pratama adalah bukti kuat bahwa santri Almusri bisa bersaing di forum ilmiah mana pun, dengan bekal ilmu, adab, dan percaya diri.
    Kami berharap pencapaian ini menjadi pecutan semangat bagi seluruh santri untuk terus berprestasi dan menjaga semangat belajar.

    Almusri Bisa!
    Santri Almusri Hebat, Cerdas, dan Siap Bersaing!

    Pewarta: M Wildan Musyaffa

    Triwulan Wali Santri Al-Musri’: Ajang Silaturahmi, Sosialisasi, dan Sinergi

    Yayasan Pondok Pesantren Miftahulhuda Al-Musri’ kembali menggelar agenda rutin Triwulan Silaturahmi Wali Santri pada Kamis, 07 Agustus 2025 M / 13 Shafar 1447 H bertempat di Gedung Aula Al-Faqih. Acara dimulai sejak pukul 08.00 WIB dan berlangsung khidmat hingga selesai. Kegiatan ini menjadi wadah strategis dalam menjalin komunikasi antara pesantren dan wali santri, serta menyampaikan berbagai informasi penting terkait pembinaan, program kepondokan, dan arah kebijakan pendidikan ke depan.

    Dalam pelaksanaannya, acara ini dihadiri oleh seluruh jajaran Dewan Masyaikh Sepuh, serta barisan Dewan Ampuh (Amanat Sepuh) yang merupakan para putra dan menantu dari masing-masing Dewan Masyaikh. Keterlibatan keduanya menjadi cerminan kesinambungan perjuangan dan regenerasi nilai-nilai ke-Almusri-an yang terus dijaga. Dalam sambutannya, P. Eteh Hj. Siti Maryam, selaku Wakil Ketua Yayasan, memperkenalkan satu per satu nama anggota Dewan Masyaikh Sepuh — baik dari kalangan kiai maupun nyai — serta menjelaskan peran penting Dewan AMPUH sebagai generasi penerus yang dipersiapkan untuk menjaga, melanjutkan, dan mengembangkan estafet keilmuan serta pengasuhan pesantren di masa depan.

    sambutan yang disampaikan oleh Wakil Ketua Yayasan, P. Eteh Hj. Siti Maryam, yang memaparkan struktur Dewan Masyaikh Sepuh, baik dari unsur masyaikh laki-laki maupun ibu nyai (dewan masyaikh perempuan).

    Setelah itu, beliau memperkenalkan pula keberadaan Dewan AMPUH, yang merupakan kepanjangan dari Amanat Sepuh — yaitu barisan kader penerus pesantren yang terdiri dari putra kandung maupun menantu para dewan masyaikh sepuh, baik dari kalangan putra maupun putri.

    Mereka adalah generasi yang telah dan sedang dipersiapkan secara langsung untuk meneruskan tongkat estafet perjuangan, pembinaan, dan kealmusri’an di Pondok Pesantren Miftahulhuda Al-Musri’, demi menjaga keberlangsungan nilai-nilai pesantren secara berkelanjutan dan terarah.

    “Dewan AMPUH adalah wajah masa depan Al-Musri’. Mereka bukan hanya mewarisi nama besar orang tuanya, tapi juga memikul amanah besar untuk menjaga dan mengembangkan warisan keilmuan, adab, serta tradisi pesantren,” ujar P. Eteh Hj. Siti Maryam dalam sambutannya.

    Berikut daftar Dewan Ampuh (Amanat Sepuh) yang telah diumumkan secara resmi:

    Dewan Ampuh – Laki-laki (Putra / Mantu Dewan Masyaikh Sepuh):

    1. Ang Arifulkholiq
    2. Ang Agus
    3. Ang Anang Suryana
    4. Ang H. Ilham
    5. Ang Iin Inadi
    6. Ang Dede Lukman
    7. Ang Kamaludin Misbah
    8. Ang Hamzah Singana Gusti
    9. Ang Nurul Arif
    10. Ang Ahmad Fakhrurozi
    11. Ang Alwan Sofiyulloh
    12. Ang Afes
    13. Ang Dzikrul Hakim
    14. Ang Iyus
    15. Ang Abdulloh Hilhay
    16. Ang Ibay
    17. Ang Rif’at Hidayat
    18. Ang Abdul Jabbar
    19. Ang Maksalmina
    20. Ang Mu’ti Alhafidz
    21. Ang Abdurrahman Alfaqih
    22. Ang Muan Habibul Fatah

    Dewan Ampuh – Perempuan (Putri / Mantu Dewan Masyaikh Sepuh):

    1. T. Iim
    2. T. Diah
    3. T. Enok
    4. T. Iklima
    5. T. Tarni
    6. T. Siti
    7. T. Solahtie
    8. T. H. Tsalist L
    9. T. Ina Izatul Inayah
    10. T. Lilih Malahat
    11. T. Misdatul Hasanah
    12. T. Musyarrofah
    13. T. Dini
    14. T. Ena
    15. T. Nurhayati
    16. T. Siti Maesaroh
    17. T. Ita
    18. T. Ati
    19. T. Rihanatul Jannah
    20. T. Yusfa Yajliyyah
    21. T. Neng Syifa
    22. T. Gina

    “Kehadiran AMPUH bukan hanya simbol regenerasi, tetapi bentuk tanggung jawab moral dan spiritual untuk menjaga nilai-nilai Almusri yang diwariskan para sepuh,” tegas beliau.

    Salah satu sesi penting dalam acara kali ini adalah sosialisasi sistem Dompet Digital Santri, yang dibawakan oleh P. Ang Abdurrahman Alfaqih. Program ini merupakan inovasi pesantren dalam pengelolaan keuangan santri secara transparan dan efisien.

    Melalui sistem ini, wali santri dapat:

    • Memantau pengeluaran santri secara real-time,
    • Mengirim uang secara terkontrol,
    • Mengetahui kebutuhan harian anak secara lebih terukur.

    Antusiasme wali santri terhadap program ini terlihat dari berbagai pertanyaan dalam sesi diskusi.

    Acara juga diisi dengan berbagai sesi penguatan nilai:

    • Pembacaan Tawasul oleh P. Ang Nurul Arif
    • Sosialisasi KBIHU Al-Musri’ oleh Ust. Aep Baihaqi dan Ust. Ilham
    • Sesi Tanya Jawab dipandu oleh P. Ang Faiz Muhammadi
    • Kajian Kitab Ihya Ulumuddin Juz 3 oleh P. Akang Acep Sanusi
    • Do’a penutup oleh P. KH. Mahmud Munawwar

    Khusus kajian kitab Ihya Ulumuddin, suasana berubah menjadi sangat khusyuk dan penuh hikmah. Para wali santri turut menyimak pembahasan yang sarat dengan nilai-nilai tazkiyatun nafs (penyucian jiwa), sebagai bekal mendidik anak-anak di lingkungan rumah masing-masing. Triwulan Silaturahmi kali ini kembali menjadi bukti bahwa keterlibatan wali santri adalah elemen vital dalam ekosistem pendidikan pesantren. Melalui forum ini, bukan hanya laporan dan program yang disampaikan, tapi juga tumbuh rasa saling percaya, keterbukaan, dan komitmen bersama.

    “Kami ingin kegiatan ini tidak hanya menjadi rutinitas, tetapi tempat menyatunya cinta orang tua dengan dedikasi pesantren dalam mendidik generasi shalih wa muslih,” ungkap salah satu pengurus dalam penutupan acara.

    YPP. Miftahulhuda Al-Musri’ menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya atas partisipasi aktif seluruh wali santri. Semoga langkah ini terus memperkuat sinergi antara rumah dan pesantren demi tumbuh kembang santri yang paripurna.

    Pewarta: M Wildan Musyaffa

    Ziarah Akbar Ponpes Miftahulhuda Al-Musri’ Banu Mansur ke YPP. Miftahulhuda Al-Musri’ Pusat

    Selasa pagi, 1 Juli 2025, keluarga besar Ponpes Miftahulhuda Al-Musri’ Banu Mansur—yang terdiri dari kalangan santri laki-laki dan santri wanita—melaksanakan ziarah akbar bersama ke pondok induk YPP. Miftahulhuda Al-Musri’ Pusat, yang berlokasi di Kertajaya, Ciranjang, Cianjur.

    Rombongan besar ini dipimpin langsung oleh Sesepuh Pondok Pesantren, Pangersa Umi Hj. Yayah Rukoyah dan Pangersa Ang Ariful Kholiq Zaelani, bersama para asatidz dan masyaikh pendamping. Sementara itu, ziarah secara spiritual dipimpin oleh, Pangersa Ang Ariful Kholiq Zaelani.

    Ziarah ini bukan hanya menjadi ajang silaturahmi dan muhasabah ruhani, tetapi juga mempererat keterikatan sejarah dan sanad keilmuan antara dua pondok pesantren yang bersaudara. Pondok Pesantren Miftahulhuda Al-Musri’ Banu Mansur sendiri merupakan bagian dari keluarga besar Al-Musri’ Pusat, melalui garis keturunan Dewan Sepuh Alm. Apa. K.H. Ade Muhammad Mansur, putra ke-4 dari Mama Syaikhuna KH. Ahmad Faqih Bin K.H. Qurdi (pendiri YPP. Miftahulhuda Al-Musri’ Pusat.)

    Turut hadir dalam ziarah ini para masyaikh utama Yayasan Pondok Pesantren Banu Manshur, yang juga masih bagian dari keluarga besar YPP. Miftahulhuda Al-Musri’ Pusat, di antaranya:

    • Pangersa Umi Hj. Yayah Rukoyah
    • Pangersa Ang Maxsalmina
    • Pangersa Ang Ariful Kholiq Zaelani
    • Pangersa Ang Muslih
    • Pangersa Ang Darwis Munawarul Haq
    • Serta seluruh para masyaikh lainnya, baik dari kalangan laki-laki maupun wanita, yang hadir dengan penuh kekhidmatan dan rasa hormat.

    Rombongan berangkat sejak pagi hari menggunakan pick-up terbuka, yang mencerminkan semangat kesederhanaan khas santri serta kekompakan dalam langkah perjuangan. Suasana selama perjalanan berlangsung dengan penuh semangat, tertib, dan ceria.

    Setibanya di komplek YPP. Miftahulhuda Al-Musri’ Pusat, rombongan langsung menuju area makam untuk melaksanakan rangkaian ziarah dan doa bersama. Adapun susunan kegiatan spiritual tersebut adalah sebagai berikut:

    • Salam pembuka disampaikan oleh Pangersa Ang Maxsalmina
    • Pembacaan Tahlil dipimpin oleh Pangersa Ang Ariful Kholiq Zaelani
    • Pemandu Surat Yasin dipimpin oleh Pangersa Ang Muan Habibul Falah
    • Doa penutup dipimpin oleh Pangersa Ang Darwis Munawarul Haq

    Ziarah ini juga dilaksanakan sebagai rangkaian awal dalam menyambut Haul Akbar Apa. K.H. Ade Muhammad Manshur Bin Mama K.H. Ahmad Faqih yang ke-5 (pendiri Pondok Pesantren Banu Mansur). Haul tersebut insyaAllah akan dilaksanakan pada hari Kamis, dengan puncak peringatan pada malam Jum’at.

    Semoga kegiatan ini membawa keberkahan yang melimpah, memperkuat ukhuwah Islamiyah antar keluarga besar Al-Musri’, serta menjadi wasilah kemudahan dalam meneruskan perjuangan dakwah dan pendidikan Islam yang luhur di kedua lembaga yang saling bersinergi ini.

    Dengan segala hormat, kami mengundang seluruh mukimin, jamaah, alumni, dan simpatisan untuk hadir dalam rangkaian acara haul ini yang insyaAllah akan diselenggarakan pada:

    Hari Kamis, 3 Juli 2025
    Puncak acara: Malam Jum’at
    Tempat: Komplek Pondok Pesantren Miftahulhuda Al-Musri’ Banu Mansur

    Mari bersama-sama menyambung sanad ruhani, memupuk cinta kepada ulama, dan memohon keberkahan dari para pewaris ilmu Rasulullah ﷺ.

    Lebih dari sekadar tradisi tahunan, haul ini adalah majelis cinta dan doa, tempat ruh-ruh rindu berkumpul, dan harapan-harapan diangkat bersama ke langit.

    Semoga langkah-langkah menuju ziarah ini dan haul akbar nanti menjadi wasilah turunnya rahmat, keberkahan, dan penguatan ikatan antar sesama Akwan (makhluk) dan pencinta ilmu.

    Pewarta: M Wildan Musyaffa

    Saat Langit Cianjur Penuh Dzikir: Sebuah Catatan dari Hari Bersejarah

    Cianjur, Masjid Agung Cianjur, 27 Juni 2025 M | 01 Muharram 1447 H
    Pagi itu, langit tampak tenang. Udara terasa lebih sejuk dari biasanya. Di tengah pusat kota Cianjur, tepatnya di Masjid Agung Cianjur, Alun-Alun, yang biasanya riuh oleh lalu lalang masyarakat, hari itu berubah menjadi sesuatu yang lain—lebih syahdu, lebih khidmat, lebih hidup.

    Ribuan orang mulai berdatangan sejak pagi buta. Mereka datang dari berbagai penjuru Jawa Barat. Dari pesantren, dari kota, dari desa-desa pelosok. Tidak ada batas antara tua dan muda, antara santri dan petani, semua larut dalam satu semangat yang sama: berdzikir bersama dalam cinta kepada Allah dan Rasul-Nya.


    Detik-Detik Awal: Sholat Jum’at dan Ayat Langit

    Acara dimulai setelah pelaksanaan sholat jum’at berjamaah. Ribuan jamaah menunaikan sembahyang dengan tertib, langit tetap cerah, angin berhembus lembut, dan bumi Cianjur menjadi sajadah raksasa yang menyatukan hati-hati yang ingin pulang kepada Allah.

    Usai sholat, pembacaan Al-Barzanji dan Sholawat Nabi mengisi ruang udara yang panas pelan-pelan menjadi sejuk. Lantunan pujian kepada Rasul ﷺ menggetarkan hati. Lalu mikrofon berpindah ke seorang qari muda yang dengan tartil membaca ayat-ayat suci Al-Qur’an. Orang-orang menunduk. Beberapa menangis. Entah karena rindu, entah karena merasa pulang ke hati yang lama mereka tinggalkan.


    Satu Panggung, Banyak Amanah

    Tak hanya itu, bahkan masyaikh Ponpes Miftahulhuda Al-Musri’ pusat, para muqimin sepuh, dan dewan ampuh berdatangan menghadiri acara Ijtima ini. Hadir pula muqoddam-muqoddam dari berbagai daerah yang membawa semangat dan barokah untuk kebersamaan dzikir ini, di antaranya yaitu: 1. K.H. Ikhyan Sibaweh Badruzzaman (Garut), 2. K.H. Abuy Jamhur Badruzzaman(Garut), 3. K.H. Maman Abdurrahman Bz (Padalarang), 4. K.H. Ade Hidayat (Garut), 5. K.H. Asep Saefudin (Garut), 6. K.H. Maman Bin Dadang Bz (Garut), 7. K.H. Salim Hidayat (Garut), 8. K.H. Khoer Hasanul Akhlaq (Garut), 9. Kyai. Asep Sofwan (Garut), 10. K.H. Mahmud Munawwar (Cianjur) Setelah pembukaan resmi, Ketua Panitia, P. Akang K.H. Burhan Rosyidi, S.E., naik ke panggung. Dengan suara yang tenang namun penuh tekad, beliau menyampaikan laporan pelaksanaan. Disusul sambutan dari shohibul bait, perwakilan pemerintah daerah, yang menyambut dengan hangat dan penuh hormat.

    Kemudian naiklah para sesepuh Thariqah Tijaniyah. Suasana berubah hening. Setiap kalimat yang mereka ucapkan bukan hanya didengar, tapi dirasakan. Sambutan sesepuh Thariqah Tijaniyah disampaikan oleh Habib Umar Toyyib. “Kita berkumpul bukan untuk dunia, tapi untuk menghidupkan warisan ruhani,” ucap salah satu mursyid. Tepuk tangan tak terdengar. Tapi getaran kalbu itu nyata.

    Sambutan terakhir datang dari Bupati Cianjur, Slamet Riyadi, S.STP, M.AP, yang mewakili aspirasi pemerintah dan masyarakat. Dalam pidatonya, ia menyampaikan harapan agar Cianjur tak hanya maju dalam pembangunan fisik, tapi juga menjadi pusat kemajuan ruhani. yang mewakili aspirasi pemerintah dan masyarakat. Dalam pidatonya, ia menyampaikan harapan agar Cianjur tak hanya maju dalam pembangunan fisik, tapi juga menjadi pusat kemajuan ruhani.


    Ketika Jamaah Bersujud Bersama

    Waktu dzuhur berlalu (Waktu Sholat Jum’at), lalu tibalah sholat Ashar berjamaah. Ribuan orang berbaris rapih. Langit tetap cerah. Angin masih lembut. Dan bumi Cianjur menjadi sajadah raksasa yang menyatukan hati-hati yang ingin pulang kepada Allah.


    Puncak Dzikir: Wadzifah dan Haelalah

    Setelah istirahat singkat, acara dilanjutkan dengan tausiyah ruhani dari para mursyid Tijaniyah, yang kali ini dibawakan oleh Syekh Ikhyan (Syekh Zawih Samarang). Tak hanya berisi nasihat, tapi juga kisah, sanad, dan ajakan untuk terus berada di jalan dzikir, cinta, dan adab. dari para mursyid Tijaniyah. Tak hanya berisi nasihat, tapi juga kisah, sanad, dan ajakan untuk terus berada di jalan dzikir, cinta, dan adab. Menjelang maghrib, para jamaah duduk rapat. Suara dzikir mulai bergema. Wadzifah—dzikir khas Thariqah Tijaniyah—dilantunkan serentak dipimpin oleh K.H. Maman Abdurrahman. Hati-hati pun tunduk. Beberapa menangis, banyak yang terdiam. Inilah saat yang tak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Setelah itu, Haelalah dipimpin oleh K.H. Maman Abdurrahman (Padalarang KBB) mengguncang langit Cianjur. Kalimat “La ilaha illallah” membahana, menggema dari bibir ribuan manusia menuju langit yang luas. Tak ada suara lain. Tak ada dering ponsel. Hanya kalimat tauhid yang menjadi napas bersama. dipimpin oleh Drs.Syekh.Ikhyan Shibaweh mengguncang langit Cianjur. Kalimat “La ilaha illallah” membahana, menggema dari bibir ribuan manusia menuju langit yang luas.


    Di Balik Layar: Mereka yang Diam Tapi Bergerak

    Acara sebesar ini tak mungkin berjalan tanpa para pahlawan tanpa nama. Sebanyak 1000 panitia dikerahkan. Mereka bekerja dalam senyap tapi sungguh-sungguh.

    • Ada 100 orang penerima tamu yang berdiri sejak pagi.
    • 110 tim keamanan menjaga jalannya acara dengan tenang.
    • 170 petugas kebersihan memastikan setiap sudut bersih dan nyaman.
    • 25 personil logistik, 9 petugas transportasi, dan 15 tim kesehatan bekerja tanpa henti.
    • Tim publikasi & dokumentasi, konsumsi, acara, hingga humas semua bergerak dalam semangat khidmah.

    Mereka berasal dari santri Al-Musri’ pusat, dibantu dari cabang, serta aparat dari Polres, Dishub, dan Satpol PP. Sebuah kolaborasi indah antara pesantren dan negara, antara spiritualitas dan ketertiban.


    Saat Langit Mulai Gelap, Dzikir Masih Menyala

    Acara pun ditutup menjelang malam. Tidak dengan pesta, tidak dengan sorak-sorai. Tapi dengan doa, dan dzikir pelan yang masih mengalun. Orang-orang mulai kembali ke asal mereka—tapi tidak dengan hati yang sama.

    Hari ini, Cianjur menjadi rumah bagi ruh-ruh yang kembali menyala. Dan dari Ijtima ini, semoga lahir generasi yang tak hanya paham dunia, tapi juga paham jalan pulang.

    “Bersatu dalam dzikir, bergerak dalam iman –
    Wujudkan Cianjur Jaya di Tanah Jawa Barat Istimewa.”

    Dokumentasi

    Berikut beberapa dokumentasi dari acara ini: potret ribuan jamaah memadati Masjid Agung Cianjur, barisan sholat berjamaah yang rapih, para masyaikh duduk di panggung kehormatan, tangis haru saat dzikir, dan senyum bahagia para panitia yang bekerja sepenuh hati. Semoga setiap momen ini menjadi saksi berkah dan cahaya bagi perjalanan ruhani kita bersama.

    Ucapan Terima Kasih

    Terima kasih kami haturkan, dengan untaian kata yang tak akan pernah cukup menampung syukur dan bangga. Kepada semua yang hadir, semua yang setia mendukung, semua yang menata langkah dan menebar doa. Ijtima Wadzifah dan Haelalah ini tak akan menjadi cahaya di bumi Cianjur tanpa kalian. Semoga berkah melimpah, semoga dzikir terus bersemi, dan semoga cinta kepada Allah dan Rasul-Nya menjadi pelita sepanjang hayat. Teriring salam takzim, untuk kebersamaan, persaudaraan, dan kesuksesan yang kita rajut di bumi Jawa Barat tercinta.

    Wallahul Muwaffiq ila Aqwamit Tharieq, Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

    Pewarta: M Wildan Musyaffa