Syair Syekh Ibnu Rajab tentang Bulan Safar
Nama Ibnu Rajab al-Hanbali sudah tak asing lagi di kalangan pengaji kitab hadits maupun fiqih. Di antara karangan yang ditulisnya adalah Syarh ‘Ilal at-Tirmidzi, Fadhlu ‘Ilmi Salaf ‘ala al-Khalaf, al-Qawâ’id al-Kubra, Lathâif al-Ma’ârif, dan masih banyak lagi.
Ulama kelahiran Baghdad (736 H) ini lahir di keluarga yang saleh dan berilmu. Nama Rajab dinisbahkan kepada kakeknya, Abu Ahmad Rajab. Disebut Rajab sebab beliau lahir di bulan Rajab. Konon kakeknya adalah seorang yang ahli dalam bidang fiqih. Adapun ayahnya adalah Ahmad bin Rajab al-Hanbali, lahir di Baghdad dan tumbuh di sana.
Al-‘Alîmi menyebut Ibnu Rajab al-Hanbali sebagai seorang yang berilmu, mengamalkan ilmunya, zuhud, memiliki keteladanan, al-hafidh yang tsiqah (penghafal hadits yang terpercaya), penasihatnya kaum Muslimin, orang yang memberi faedah kepada para ahli hadits, orang yang karangannya sangat indah. (Ibnu Rajab al-Hanbali ad-Dimasqi, Lathâif al-Ma’ârif fîmâ li Mawâsim al-‘Am min al-Wadhâif, Dar Ibn Katsir, Damaskus, halaman 11)
Dalam kitabnya , Lathâif al-Ma’ârif, Ibnu Rajab dalam bab Wadhâif Syahri Shafar menyebutkan syair di bulan Safar:
وَغَيْرُ تَقِيٍّ يَأْمُرُ النَّاسَ بِالتُّقَى … طَبِيْبٌ يُدَاوِي النَّاسَ وَهُوَ سَقِيْم
Orang yang tidak bertakwa memerintahkan orang-orang untuk bertakwa, (ia seperti) seorang dokter yang mengobati manusia sedangkan dirinya sedang sakit.
يَا أَيُّهَا الرَّجُلُ الْمُقَوِّمُ غَيْرَهُ. … هَلَّا لِنَفْسِكَ كَانَ ذَا التَّقْوِيْم
Wahai seorang yang suka menilai orang lain, bukankah dirimu yang lebih berhak dievaluasi.
اِبْدَأْ بِنَفْسِكَ فَأَنْهِهَا عَنْ غَيِّهَا … فَإِذَا انْتَهَتْ عَنْهُ فَأَنْتَ حَكِيْم
Mulailah dari dirimu, kemudian cegahlah ia dari kesesatan. Apabila kesesatan telah sirna dari dirimu, maka engkau adalah orang yang bijaksana.
فَهُنَاكَ يَقْبَلُ مَا تَقُوْلُ وَيَقْتَدِى … بِالْقَوْلِ مِنْكَ وَيَنْفَعُ التَّعْلِيْم
Maka nasihatmu akan diterima, ucapanmu akan dituruti, tutur katamu akan jadi pengajaran.
لَا تَنْهَ عَنْ خَلْقٍ وَتَأْتِي مِثْلَهُ … عَارٌ عَلَيْكَ إِذَا فَعَلْتَ عَظِيْم
Janganlah engkau melarang suatu tingkah laku sedangkan engkau melakukanya, sebuah aib besar jika engkau melakukannya
كَمْ ذَا التَّمَادِي فَهَا قَدْ جَاءَنَا صَفَرُ … شَهْرٌ بِهِ الْفَوْزُ وَالتَّوْفِيْقُ وَالظَّفَرُ
Berapa banyak orang yang memiliki tuntutan, maka ini telah datang bulan Safar kepada kita. Bulan yang disertai dengan kemenangan, taufik, dan keberhasilan.
فَابْدَأْ بِمَا شِئْتَ مِنْ فِعْلٍ تَسُرُّ بِهِ … يَوْمَ الْمَعَادِ فَفِيْهِ الْخَيْرُ يَنْتَظِرُ
Maka mulailah berbuat sesuatu yang akan membuatmu senang di hari kembali (hari kiamat), maka di sana engkau akan melihat kebaikan.
تُوْبُوا إِلَى اللهِ فِيْهِ مِنْ ذُنُوْبِكُمْ … مِنْ قَبْلُ يَبْلُغُ فِيْكُمْ حَدُّهُ الْعُمْرُ
Bertaubatlah kepada Allah di bulan Safar dari dosa-dosa, sebelum batas akhir usia menghampiri pada kalian.
(Ibnu Rajab al-Hanbali, Lathâif al-Ma’ârif fîmâ li Mawâsim al-‘Am min al-Wadhâif, Dar el-Ibn Hazm, juz 1 halaman 79)
Bait-bait di atas mengingatkan kita untuk senantiasa memerhatikan keadaan diri kita sendiri sebelum menasihati orang lain. Jika kita telah mengoreksi diri kita dan membenahinya, maka akan timbul teladan dalam diri, sehingga ucapan dan perilaku baik kita akan diikuti oleh orang lain.
Juga di bait-bait selanjutnya, Ibnu Rajab al-Hanbali mengingatkan kita bahwa bulan Safar telah datang, bulan yang mana di dalamnya terdapat banyak kebaikan. Beliau mengimbau kita untuk bertobat, memperbarui hubungan vertikal antara kita dan Allah ﷻ sebelum ajal menjemput.
Semoga kita diberikan anugerah untuk selalu ingat kepada Allah SWT di sepanjang waktu dan sisa umur yang kita miliki. Terkhusus di bulan Safar ini. Âmîn..
Sumber: NuOnline
Pewarta: Raisya Audyra
Membaca Adalah Metode Kehidupan

Kenapa Membaca disebut sebagai metode kehidupan? Seperti yang kita ketahui sejak Sekolah Dasar, yaitu dogma yang diberikan oleh para guru bahwa buku adalah Jendela ilmu, dimana di dalamnya kita bisa mengetahui semuanya tanpa harus terjun di tempat tersebut, dan hal itu adalah benar. Seperti contohnya ketika kita membaca sejarah, kita diajak untuk ke peristiwa masa lalu tanpa berada di tempat itu dan waktu itu, begitu juga Ketika membaca tradisi negara lain, kita tidak pernah mengunjungi tempat itu, tetapi kita bisa mengetahui tradisi dan nama-nama tempat tersebut.

Lalu bagaimanakah cara membaca sebagai metode kehidupan? Apakah dengan membaca kita bisa mendapatkan cara menghadapi kehidupan? Ataukah justru kita akan dibuat susah dengan metode yang diberikan oleh buku? Untuk mengetahui pastinya mari kita baca artikel ini.

Baca Juga:

Di dalam Al-Quran ayat yang pertama turun adalah kata IQRO yang artinya Bacalah, itu menunjukkan betapa pentingnya membaca, walaupun membaca hanyalah salah satu perantara untuk memperoleh pengetahuan, namun tulisan adalah keabadian, dimana kita bisa mendapatkan ilmu dari sumbernya, seperti contoh Ketika kita menghendaki membaca kitab karya Imam Ghozali, kita bisa langsung membaca buah pemikiran beliau melalui kitabnya.

Kemudian kenapa Membaca dijadikan sebagai metode kehidupan?

Menurut Bastaman (2007) “makna hidup adalah hal-hal yang dipandang penting, benar, dan didambakan, memberikan nilai khusus serta dapat dijadikan tujuan hidup seseorang. Apabila berhasil ditemukan dan dipenuhi, maka kehidupannya menjadi berarti dan menimbulkan perasaan Bahagia”.

Dari pengertian Bastaman ini bisa diambil kesimpulan bahwa kehidupan adalah sebuah tujuan yang mana dipandang penting, benar dan didambakan untuk menuju kebahagiaan, karena itu manusia memilih cara untuk mencapai tujuan tersebut. Dengan adanya banyak buku, kita bisa memilih judul sesuai kebutuhan hidup, buku mana yang bisa dipilih lalu dijadikan sebagai metode untuk mencapai kebahagiaan yang diinginkan. Penulis tidak menulis sesuatu melainkan untuk saling membantu satu sama lain agar bisa mendapatkan kebahagiaan tersebut, kebahagiaan bisa mencakup kebahagiaan dunia maupun akhirat.

Setelah kita mengetahui betapa pentingnya membaca dalam metode kehidupan, selanjutnya yaitu bagaimanakah cara membangun semangat membaca?

Dalam kitabnya Dr. Rhoghib as-sarojani yang berjudul Al-Qiroah Manhaj Al-Hayat, beliau memberikan sepuluh Langkah cara membangun semangat membaca:

1. Menghadirkan Niat

Niat membaca bisa dibangun dengan dorongan alasan yang kuat dan menancap tajam diingatan bahkan dianggap sebagai makanan sehari-hari, Ketika kita tidak makan maka kita merasa lapar. Lalu alasan apa sajakah yang dapat menjadi perantara untuk menghadirkan niat?

  • Saya membaca karena ALLAH SWT. Kita diperintah untuk membaca, maka dari itu saya membaca karena taat kepada ALLAH SWT.
  • Saya membaca supaya bermanfaat bagi diri baik di dunia maupun di akhirat, maka tidaklah beruntung di dunia tanpa ilmu, dan tidak beruntung pula di akhirat tanpa ilmu.
  • Saya membaca supaya bermanfaat bagi sekitarku, ayah ibuku, anak-anakku, saudara-saudaraku, kerabat serta sahabat-sahabatku, orang yang saya kenal, dan yang tidak saya kenal, maka jadilah seperti pemakai parfum kesturi yang mana tidak ada seorang pun kecuali mendapat manfaat dengan mencium aroma harumnya.
  • Saya juga membaca supaya bermanfaat bagi bangsaku, karena bangsa yang tidak membaca adalah bangsa yang tidak ditakuti, dan bangsa yang bertekuk lutut mengikuti yang lain.

Dan masih banyak lagi alasan yang bisa kita bangun untuk mendorong semangat kita dalam membaca.

2.Menetapkan Rencana Membaca

Menetapkan rencana membaca sangatlah penting untuk menyukseskan keistiqomahan dalam membaca, dengan mengatur waktu kapan kita membaca, kita bisa menyelesaikan bacaan. Mungkin ini akan terasa sulit bagi pemula untuk berkonsisten dalam membaca, namun Ketika dilakukan dengan konsisten dan sabar, kita mendapatkan buah hasil yang manis dalam membaca. Pembaca hendaknya menentukan waktu dan dateline menyelesaikan bacaan disesuaikan dengan ketebalan buku, jangan memberikan dateline yang cepat untuk buku yang tebal karena bisa menyebabkan frustasi, dan akhirnya malas dalam membaca, begitu juga sebaliknya jangan menentukan dateline yang lama untuk buku yang tipis karena itu hanya membuang-buang waktu yang seharusnya bisa untuk membaca buku yang lain.

3.Menentukan Waktu Yang Kosong dan Tetap Untuk Membaca

Hendaknya kita menentukan waktu kosong yang mana kita bisa konsisten di waktu itu untuk membaca, seperti waktu setelah sholat subuh sampai terbitnya matahari, sejam sebelum maghrib, diantara maghrib dan isya, atau membaca setelah sholat isya, atau bisa juga membaca di tengah – tengah kesibukan seperti berdagang Ketika tidak ada pelanggan, atau di waktu penantian jengukan dan lain sebagainya.

Banyak sekali waktu yang bisa digunakan untuk membaca jika kita memang menghadirkan niat di setiap waktu, dan hendaknya kita selalu membawa buku di mana pun dan kapan pun sehingga kita bisa menyempatkan membaca di sela-sela waktu kosong.

4.Konsisten

Hidup dan kegiatan yang ada dalam kehidupan akan selalu berputar, karena itu kita tidak bisa menghabiskan seluruh hidup kita untuk membaca, dan dibutuhkanlah kekonsistenan dalam membaca, Ketika kita belum konsisten dan belum terikat dalam konsisten membaca, kita akan merasa membaca itu membosankan dan akhirnya akan meninggalkannya. Dibutuhkan kesabaran dan teruslah istiqomah sampai mebaca itu bagaikan makan dan minum yang Ketika kita tidak melakukannya kita tidak bisa hidup.

5.Keseriusan

Membaca bukanlah hobi melainkan kewajiban, kewajiban di sini bukanlah hal yang ketika tidak dikerjakan mendapatkan dosa, namun kewajiban di sini adalah kebutuhan dimana Ketika kita tidak membaca, kita tidak mempunyai asupan untuk akal, sehingga akal semakin lemah dan lemah.

Dr.Roghib As-sarojani menasehati kita dalam kitabnya supaya serius dalam mencari ilmu melalui bacaan, ketika kita tidak memahami maksudnya maka hendaknya segera menuliskan di catatan kita untuk ditanyakan ke orang yang lebih tahu maksudnya, sehingga kita bisa memahami keseluruhan kalimat per kalimat yang ada di buku.

6.Tertib Dalam Jadwal

Hendaknya kita membuat daftar kegiatan dalam sehari-hari di Kertas lalu ditempel di dinding supaya tertib, begitu juga jadwal buku yang hendak dibaca, berapa waktu yang dibutuhkan setiap hari untuk membaca.

7.Buat Perpustakaan Yang Beragam Dalam Rumah

Hendaknya kita mengosongkan satu kamar untuk dijadikan perpustakaan, besar-kecil, mewah-sederhana itu tidaklah penting, yang terpenting adalah isi dari buku-buku yang dijadikan koleksi di perpustakaan tersebut. Buku-buku yang direkomendasikan yaitu buku yang berbeda-beda dalam fan keilmuan, walaupun setiap fan ilmu hanya satu buku, karena manusia itu mudah untuk bosannya, sehingga Ketika kita bosan dalam satu fan ilmu, kita bisa membaca fan ilmu lainnya.

8.Mentransfer Ilmu Dari Buku Yang Telah Dibaca Ke Orang Lain

Dengan cara ini, semangat kita dalam membaca lebih tinggi karena ilmu kita bermanfaat bagi orang lain, dan Allah SWT. Menjanjikan bagi orang yang menyampaikan ilmunya maka akan mendapatkan ilmu yang tidak diketahuinya, maksudnya orang tersebut akan bertambah ilmunya sebab menyampaikan ilmu yang telah diketahui.

9.Saling Tolong Menolong Sesama Teman dan Saudara Dalam Membaca

Kita bisa membentuk suatu kelompok belajar di mana setiap orang mendapatkan jatah per-halaman, lalu didiskusikan seminggu sekali, atau seminggu dua kali dan lainnya. Dengan cara ini, setiap individu termotivasi untuk belajar.

10.Mentransfer Ilmu dari Ulama

Dengan mentransfer ilmu dari ulama bisa meningkatkan motivasi dalam membaca, karena kita awalnya tidak suka membaca, lalu Ketika kita mendengarkan ulama berdakwah, kita memahami ilmu yang disampaikannya, sehingga menimbulkan rasa penasaran terhadap fan ilmu tersebut, akhirnya memancing kita untuk membaca fan ilmu tersebut.

Inilah 10 hal yang dapat mendorong semangat kita untuk belajar, Adapun urutan Bacaan yang direkomendasikan oleh Dr. Roghib As-sarojani untuk dibaca adalah sebagai berikut:

  1. Al-Quran
  2. Hadis Rasulullah
  3. Ilmu syariat (Tafsir Al-Quran, Tauhid, Fiqih, Tasawuf)
  4. Buku-buku pelajaran di sekolah
  5. Sejarah Islam dan non-Islam
  6. Kabar terkini (Politik, Perekonomian, Sosial dan lainnya)
  7. Buku tentang pendapat orang (Baik tentang Sekularisme, Sosialisme, Pemikiran Barat, Kenegaraan dan lainnya )
  8. Buku tentang kecurigaan soal Islam (Islam itu Radikal dan lainnya) dan cara menanggapinya.
  9. Buku Pendidikan Anak
  10. Buku hiburan (Novel, Puisi dan lainnya).

Dari pemaparan di atas dapat kita lihat betapa pentingnya membaca bagi semua kalangan baik muda sampai lansia, karena membaca adalah perantara yang menghubungkan antara penulis dan pembaca yang tidak pernah bertemu langsung, sebab tidak sezaman ataupun jarak yang jauh dan lain sebagainya yang telah di paparkan di atas.

 

 

Penulis; Eka Nurlela

Mengenal Organisasi Nahdlatul Ulama

Apa itu Nu (Nahdlatul Ulama)?
NU (Nahdlatul Ulama) adalah organisasi Islam terbesar di Indonesia yang telah memberikan kontribusi besar dalam sejarah dan perkembangan Islam di Nusantara. Nahdlatul Ulama adalah organisasi Islam terbesar di Indonesia. Didirikan pada tanggal 31 Januari 1926 di kota Surabaya, NU merupakan gerakan Islam yang berkomitmen untuk memperkuat ajaran Islam yang tradisional, menjaga persatuan umat Muslim, serta berperan aktif dalam pembangunan sosial dan politik di Indonesia.
NU memiliki jutaan anggota yang terdiri dari ulama, santri (murid pesantren), dan masyarakat umum. Organisasi ini memiliki ribuan pesantren di seluruh Indonesia yang menjadi pusat pendidikan agama dan sosial. NU juga memiliki peran yang signifikan dalam politik Indonesia, dengan anggota yang terpilih menjadi anggota parlemen dan terlibat dalam pembentukan kebijakan nasional.
Setelah Mengetahui apa itu NU (Nadatul Ulama) apakah Kalian tau Peranan NU di Indonesia? Untuk menjelaskan peranan NU di Indonesia, Author telah merangkumnya di bawah ini.
Berikut Peranan NU di Indonesia:

1. Latar Belakang Kemunculan NU
NU didirikan pada tanggal 31 Januari 1926 di kota Surabaya oleh sekelompok ulama yang dipimpin oleh KH Hasyim Asy’ari. Organisasi ini muncul sebagai respons terhadap kekhawatiran akan pengaruh modernisme Islam yang muncul pada masa itu.
NU hadir sebagai gerakan yang ingin memperkuat ajaran Islam yang tradisional dan memperjuangkan kepentingan umat Muslim di Indonesia.

2. Filosofi dan Nilai-nilai NU
NU memiliki filosofi yang kuat dalam membangun solidaritas umat Muslim. Organisasi ini menekankan pada konsep “ahlussunnah wal jamaah”, yang berarti mengikuti ajaran Rasulullah dan mengutamakan persatuan umat Muslim.
NU juga menekankan pentingnya toleransi, dialog antaragama, dan menjaga kerukunan antarumat beragama di Indonesia.

3. Pendidikan dan Pemberdayaan Umat
Salah satu aspek penting dari perjuangan NU adalah pendidikan dan pemberdayaan umat. NU mendirikan ribuan pesantren di seluruh Indonesia, yang menjadi pusat pendidikan agama dan sosial.
Pesantren-pesantren NU tidak hanya memberikan pendidikan agama, tetapi juga menekankan pada pembangunan karakter, pemahaman kebangsaan, dan keterampilan yang relevan bagi pengembangan masyarakat.

4. Peran NU dalam Perjuangan Kemerdekaan
NU juga berperan aktif dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Para ulama NU memberikan dukungan moral, pemikiran, dan menggerakkan umat Muslim untuk berperan dalam perjuangan melawan penjajah.
KH Hasyim Asy’ari sendiri terlibat dalam perumusan proklamasi kemerdekaan Indonesia dan menjadi anggota Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).

5. NU dalam Era Demokrasi dan Kehidupan Sosial
Setelah kemerdekaan Indonesia, NU terus aktif dalam kehidupan politik dan sosial. Organisasi ini memiliki kehadiran yang kuat di parlemen dan memiliki peran dalam pembentukan kebijakan nasional.
NU juga terlibat dalam berbagai kegiatan sosial, termasuk bantuan kemanusiaan, pemberdayaan ekonomi, dan pengembangan kesejahteraan umat.

6. Peran NU dalam Mempertahankan Kerukunan Antaragama
NU telah berperan penting dalam memelihara kerukunan antaragama di Indonesia. Organisasi ini aktif dalam dialog antaragama dan menjunjung tinggi prinsip toleransi dan saling pengertian antarumat beragama. Melalui upaya ini, NU telah membantu membangun masyarakat Indonesia yang harmonis dan berkeadaban.
7. Transformasi NU di Era Modern
NU terus bertransformasi menghadapi tantangan zaman. Organisasi ini berupaya menjaga relevansi dalam kehidupan masyarakat dan menghadapi perubahan sosial, politik, dan ekonomi yang terus berkembang.
NU tetap berkomitmen untuk menjaga nilai-nilai Islam yang moderat, inklusif, dan menjunjung tinggi persatuan umat Muslim.

8. Penerimaan dan Pengaruh NU di Masyarakat
NU diterima secara luas oleh masyarakat Indonesia, terutama umat Muslim. Keberadaannya telah memberikan dampak yang signifikan dalam membangun kesatuan umat Muslim, memperkuat identitas keagamaan, dan menjaga kerukunan antarumat beragama di Indonesia. NU memiliki jutaan anggota dan pendukung yang terlibat dalam berbagai kegiatan keagamaan, pendidikan, dan sosial.

9. Peran NU dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
NU memiliki peran penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Organisasi ini aktif dalam pembangunan nasional, menciptakan stabilitas politik, dan berkontribusi dalam merumuskan kebijakan nasional.
Keterlibatan NU dalam politik juga telah memberikan suara yang kuat bagi umat Muslim di Indonesia.

10. Masa Depan NU
NU terus beradaptasi dan berkembang untuk menghadapi tantangan masa depan. Organisasi ini akan tetap menjadi kekuatan yang menjaga persatuan umat Muslim, memperjuangkan nilai-nilai keadilan sosial, dan mendorong dialog dan kerukunan antaragama.

NU akan terus berperan dalam pembangunan masyarakat yang inklusif, adil, dan berlandaskan pada nilai-nilai Islam yang rahmatan lil’alamin.
NU, sebagai warisan sejarah dan perjuangan Islam di Nusantara, akan terus menjadi pilar keagamaan dan perjuangan dalam membangun negara yang kuat dan berkeadilan. Gerakan ini mengajarkan pentingnya persatuan, keadilan, dan kedamaian dalam kehidupan beragama dan bernegara.

 

Substansi Amar Ma’ruf Nahyi Munkar Dalam Bingkai NKRI

Substansi Amar Ma’ruf Nahi Munkar itu adalah upaya untuk mewujudkan kemaslahatan bersama, bukan untuk satu golongan atau kelompok tertentu saja. Terlaksananya Amar Ma’ruf Nahi Munkar merupakan pengejawantahan dari Islam Rahmatan lil ‘alamin. Dengan kata lain, Islam rahmatan lil’alamin akan dirasakan semua pihak manakala Amar Ma’ruf Nahi Munkar berjalan dengan baik.

Dengan melakukan Amar Ma’ruf (menyuruh kepada kebaikan) berarti mengharapkan turunnya keberkahan untuk seluruh negeri, sebab Allah berjanji, jika penduduk suatu negeri beriman dan bertaqwa pastilah Allah akan membukakan pintupintu keberkahan, sebagaimana firman Allah:

وَلَوْ اَنَّ اَهْلَ الْقُرٰٓى اٰمَنُوْا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكٰتٍ مِّنَ السَّمَاۤءِ وَالْاَرْضِ وَلٰكِنْ كَذَّبُوْا فَاَخَذْنٰهُمْ بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ

Artinya : “Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya” (QS. Al-A’raaf/7: 96).

 

Redaksi ayat ini menggunakan huruf lam taukid لَفَتَحْنَا yang berarti benar-benar, sungguh, atau pasti apabila dinisbatkan kepada Allah. Jadi, makna ayat tersebut, pasti Allah akan membukakan pintu-pintu keberkahan dari langit maupun dari bumi, dengan syarat penduduknya beriman dan bertaqwa.

Begitu pula, dengan melakukan Nahi Munkar (mencegah kemunkaran) agar tidak berkembang di tengah masyarakat, berarti mencegah turunnya adzab Allah agar tidak menimpa seluruh negeri. Sebab sudah menjadi sunnatullah, manakala kemungkaran terjadi di mana-mana dan tidak ada yang peduli, masyarakat acuh tak acuh, tidak saling melarang, maka akan turun adzab di sana, dan kalau adzab itu turun, tidak hanya menimpa kepada pelaku-pelaku kemungkaran saja, tetapi orangorang baik, anak-anak tak berdosa, orang tua jompo yang tak berdaya, semua akan merasakan dampaknya. Inilah sebahagian makna peringatan Allah dalam QS. Al-Anfal/8 ayat 25 :

وَاتَّقُوْا فِتْنَةً لَّا تُصِيْبَنَّ الَّذِيْنَ ظَلَمُوْا مِنْكُمْ خَاۤصَّةً ۚوَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ شَدِيْدُ الْعِقَابِ

Artinya : “Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya”. (QS. Al-Anfal/8: 25)

 

Umat-umat terdahulu banyak yang dibinasakan Allah lantaran mereka tidak lagi saling mencegah kemunkaran yang terjadi di masyarakatnya, sebagaimana yang dialami Bani Israil, dan umat-umat lainnya yang mengabaikan nahi munkar. Allah berfirman:

لُعِنَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا مِنْۢ بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ عَلٰى لِسَانِ دَاوٗدَ وَعِيْسَى ابْنِ مَرْيَمَ ۗذٰلِكَ بِمَا عَصَوْا وَّكَانُوْا يَعْتَدُوْنَ ٧٨ كَانُوْا لَا يَتَنَاهَوْنَ عَنْ مُّنْكَرٍ فَعَلُوْهُۗ لَبِئْسَ مَا كَانُوْا يَفْعَلُوْنَ ٧٩

Artinya : “Orang-orang yang kufur dari Bani Israil telah dilaknat (oleh Allah) melalui lisan (ucapan) Daud dan Isa putra Maryam. Hal itu karena mereka durhaka dan selalu melampaui batas. Mereka tidak saling mencegah perbuatan mungkar yang mereka lakukan. Sungguh, itulah seburuk-buruk apa yang selalu mereka lakukan.” (QS. Al-Ma’idah/5: 78-79).

 

Dengan demikian, Amar Ma’ruf Nahi Mungkar sesungguhnya menjadi kebutuhan bersama umat manusia, setidaknya bagi suatu negeri atau suatu komunitas, agar mendapatkan keberkahan, serta terhindar dari kemurkaan Allah.

Melalui amar ma’ruf nahi munkar Allah SWT memberikan penghargaan yang tinggi bagi umat Islam dengan predikat umat terbaik (khaira ummah):

كُنْتُمْ خَيْرَ اُمَّةٍ اُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ ۗ وَلَوْ اٰمَنَ اَهْلُ الْكِتٰبِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُمْ ۗ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُوْنَ وَاَكْثَرُهُمُ الْفٰسِقُوْنَ ١١٠

Artinya : “Kalian adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, karena kalian menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik” (QS. Ali Imran/3 : 110).

 

Dalam ayat tersebut di atas Allah mendahulukan penyebutan amar ma’ruf nahi munkar daripada beriman,

تَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ ۗ

hal ini menunjukkan keistimewaan amar ma’ruf nahi munkar, sebagaimana dikatakan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah: Dalam ayat ini Allah SWT menjelaskan, umat Islam adalah umat terbaik bagi segenap umat manusia. Umat yang paling memberi manfaat kepada manusia. Karena mereka telah menyempurnakan seluruh urusan kebaikan dan kemanfaatan dengan amar ma’ruf nahi mungkar. Mereka tegakkan hal itu dengan jihad (bersungguhsungguh) di jalan Allah dengan jiwa dan harta mereka. Inilah anugerah yang sempurna bagi manusia.

 

Wallahu a’lam bisshawab.

 

Penulis: Raisya Audyra

 

UPACARA ADALAH SALAH SATU BUKTI CINTA DAN KHIDMAH PESANTREN KEPADA TANAH AIR

78 Tahun merupakan umur yang tidak muda lagi, umur yang sebenarnya sudah cukup untuk bersantai menikmati buah perjuangan para pahlawan dalam merebut kemerdekaan. Bangsa Indonesia tidak mendapatkan kata merdeka begitu saja. Sejarah yang panjang mewarnai proses kemerdekaan bangsa Indonesia hingga diproklamirkan dengan perebutan kekuasaan yang berdarah-darah melawan penjajah, maka penghargaan kepada para pahlawan-pahlawan harus kita junjung setinggi mungkin.

Pesantren merupakan benteng utama bangsa ini, pesantren menjadi pelopor dalam pertempuran penjajahan dan segala bentuk penjajahan para penjajah, dan tidak dapat dinafikan dalam menggoreskan tinta sejarah bangsa Indonesia.

Pondok pesantren tidak pernah ketinggalan untuk menyambut dan memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus. Sebagaimana lazimnya institusi yang lain, pesantren juga selalu menggelar upacara pengibaran Bendera Merah Putih pada detik-detik Proklamasi.

Hal ini di lakukan sebagai bukti cinta tanah air, pesantren selalu mengadakan upacara bendera.

Kamis, 17 Agustus 2023, Pondok Pesantren Al-musri’ turut mengadakan upacara peringatan Kemerdekaan Republik Indonesia sebagai bentuk memanai arti kemerdekaan. Acara upacara tersebut dilaksanakan di lapangan Pesantren.

Para santri tak lupa menyanyikan beberapa lagu nasionalisme seperti Indonesia raya,Padamu negeri dan lainnya.

Setelah pelaksanaan upacara berakhir, santri mengikuti lomba-lomba yang telah dipersiapkan oleh pengurus OSMA, diantaranya adalah tarik tambang, makan kerupuk, lari karung dan berbagai macam lomba lainnya.

PEWARTA: Rafli syahwal