Pengajian Triwulan, Sosialisasi Masyayikh & Wali santri Al-Musri’

            Telah di selenggarakannya acara pengajian triwulan dan sosialisasi di ponpes Miftahul Huda Al Musri’. Kegiatan tersebut di hadiri oleh para guru guru Al Musri dan Orang tua wali santri. Dengan diadakannya kegiatan tersebut bertujuan mempererat tali silaturahmi antara para guru guru yang ada di Al Musri’ dan orang tua wali santri, tidak hanya dengan acara sosialisi kegiatan tersebut pun di isi dengan pengajian kitab kuning yaitu kitab Ihya Ulumuddin, isi dari sosialisasi tersebut juga para guru guru al musri memaparkan program progam ke Al Musrian yang diantara nya : Program Ketarbiyahan dan program keamanan, guna supaya orang tua santri mengetahui kegiatan kegiatan yang ada di Al Musri’.

                Dalam pemaparan program, ada yang menarik para orang tua santri yaitu pemukiman. Di Al Musri ada program pemukiman yang selalu di laksanakan ketika salah seorang santri telah di wisuda di Ponpes Miftahul Huda Al Musri’. Program ini sangat membantu bagi seorang santri yang bingung setelah beres/lulus dari pesantren harus bagaimana, dan program ini adalah salah satu cara dewan kyai al musri menitipkan santri nya kepada masyarakat umum. Menurut pengersa Eteh Hj Iyam “Loba Ku zaman Ayeuna Nu Nyuprih Kana Elmu tapi hasil/teu nepi kana tsamrohna elmu(buah na elmu)”.

                Acara ini juga sekaligus waktu penjengukan orang tua kepada anak nya yang sering dilakukan pada setiap hari kamis dan jum’at di Al Musri’. Sosialisasi menjadi dorongan semangat kepada orang tua santri  dalam mempesantrenkan anak nya.

Miftahul Huda Al Musri’ Pusat

Kamis, 5/8/2025

PEMUKIMAN & HALAL BI HALAL ALUMNI AL-MUSRI’ KORDA BANDUNG SELATAN (NURUL ABSHOR) GELOMBANG 1

Senin, Tanggal 28 April 2025. Kantor Desa Cibodas menjadi lokasi Pemukiman para Muqimin dan Muqimat Yayasan Pondok Pesantren Miftahulhuda Al-Musri’.

Kantor Desa Cibodas yang bertempatkan di WF4M+HJC, Cibodas, Pasirjambu, Bandung Regency, Ciwidey (Kab. Bandung) West Java 40972 menjadi lokasi Pemukiman para Muqimin dan Muqimat yang berdomisili di Bandung Selatan.

Pemukiman para Muqimin dan Muqimat kali ini mengambil tema “MEMPER-ERAT SANAD KE-ILMUAN DENGAN MENJAGA TRADISI LELUHUR YANG DIWARISKAN”.

Acara ini dihadiri oleh segenap Dewan sepuh Wa Dewan Ampuh YPP. Miftahulhuda Al-Musri’, Ketua Umum Jamiyyatul Muqimin (K. Ayi Sopandi), Ketua MUI Kec. Pasir Jambu yakni Kh. Abdurrahman Asy-Syafi’I (Ayah dari salah satu Ampuh serta salah satu peserta pemuqiman yaitu Ang M Sirozul Wahid), Kepada Desa Cibodas (Willi Wirasasmita), Ketua Tanfidziah Korda Bansel (Ust. Aziz Munawwar), Rois Syuriah Korda Bansel (Ust. Moh. Sugandi, S.Sos., M.Pd.)

Adapun peserta – peserta Pemuqiman kali ini bisa di lihat dalam tabel di bawah ini :

PESERTA PEMUKIMAN ALUMNI AL-MUSRI’ KORDA BANDUNG SELATAN

Documentasi Acara Pemukiman Korda Bansel – Almusripusat.com

Ungkapan dari salah satu Dewan Kyai Miftahulhuda Al-Musri’, membacakan surat pernyataan Pemuqiman yaitu Pangersa KH. Mahmud Munawwar setidaknya ada Tiga tujuan dimuqimkannya para muqimin dan muqimat.

  1. Untuk mengembangkan Ilmu Pengetahuan
  2. Ikut berpartisipasi dalam mencerdaskan umat umumnya, wabii khususnya rakyat setempat (Bidang Agama Islam)
  3. Untuk mengembangkan Syari’at Islam dan urusan kemasyarakatan.

Dan untuk Pengesahan Surat Keterangan Pemukiman oleh salah satu Dewan Sepuh Al-Musri’ yaitu Pangersa KH. Ayi Mahdi.

Sementara itu Wakil Pimpinan YPP. Miftahulhuda Al-Musri’ yaitu Pangersa Hj. Siti Maryam mengingatkan kepada para Muqimin dan Muqimat untuk bersabar Ketika sedang mengembangkan ilmu pengetahuan, dikarenakan Ketika mengembangkan ilmu pasti banyak sekali ujiannya. Ada 4 cobaan yaitu musuh yang menjadi racun, cacian dari rekan (teman), orang bodoh jadi penyakitnya orang pintar dan hasudnya orang yang berilmu. Perkataan tersebut dirujuk Dari Hadist As-Syaikh Abu Hasan As-Syadzili.

Para Muqimin dan Muqimat dipasrahkan kepada segenap lapisan.

  1. Pemerintah setempat
  2. Tokoh Masyarakat (Setempat)
  3. Al-Alim Ulama

Kalau sudah di muqimkan, jelas sanad nya, jelas Guru nya. Karena memang sekarang lahir yang berlabel Pondok Pesantren bagaikan Cendikiawan di musim hujan. Ajeungan yang dianggap tokoh tidak jelas Dimana pesantrennya, tidak jelas kapan pesantrennya. Yang jelas sekarang Pemerintah dipusingkan dengan berdirinya Pondok Pesantren tetapi Kredibilitas dan yang lainnya masih dipertanyakan, dengan adanya acara pemukiman kali ini, secara tidak langsung Al-musri’ telah membantu Pemerintah, agar para pengajar itu jelas sanad ke-ilmuannya.

Semoga dengan mengikuti pemuqiman ini, bisa menambah keberkahan dari para Guru YPP. Miftahulhuda Al-Musri’, baik keberkahan dalam agama, dunia, maupun akhirat, terkhusus keberkahan  dan kemamfaatan ilmu.

Pewarta : Muhammad Wildan Musyaffa

JEMAAH IBADAH UMROH KBIHU AL-MUSRI'
MENYAMBUT PULANG NYA MASYAIKH – MASYAIKH AL-MUSRI’ DAN JEMAAH IBADAH UMROH KBIHU AL-MUSRI’ ADZIKRA TOUR

Pada hari Jum’at tepat nya pada Tanggal 18 April 2025, Alhamdulillah ala kulli haalin wa ni’mat. Para Masyaikh Dewan Sepuh serta Dewan Ampuh Al-Musri’ yang sedang melaksanakan ibadah Umroh dan juga para jemaah yang mengikuti program KBIHU AL-MUSRI’, berpulang Kembali ke tanah air. tepatnya berpulang Kembali ke Pondok Pesantren Miftahulhuda Al-Musri’ Pusat dengan keadaan sehat wal’afiat.

Adapun Jemaah yang mengikuti Ibadah Umroh antara lain :

1. Pangersa KH. M. Mali Murtadlo

2. Pangersa KH. Mahmud Munawar

3. Pangersa Umi Hj. Siti Maryam

4. M. Anang Suryana

5. Hasna Karimah Adha

6. A. Moh. Nurul Arip

7. Teh Ina Izzatul Inayah

8. Siti Sa’adah (Bi Adah)

9. A. Alwan Sofyulloh M.

10. T. Hj. Isda

11. Ust. Saepudin

12. Ustd. Ucu sumiati

13. A. Iyus

14. H. Tatang Hermawan

15. Ira Siti Sobariah

16. Awaludin Arip

17. Sopi Maspupah

18. Muhamad Faiz Alfahar

19. Raisa Lutfiyatul Husna

20. Siti Juhaeroh

21. Ustd. Ratu Halimatu’sa’diyah

22. Ustd. Usaman Al Majid

23. Ustd. Nurhayati

24. Pangersa Umi Hj. Eka

25. Ust. Kamaludin Misbah

26. Neng Rahmi Ni’mat Jannatul Ma’wa

27. Ajengan MS Jamaludin

28. Mg H.Hasan ttr

29. Nurhamidah (daarul fikri)

30. Pangersa Akang Dede Badri S,Ag.

31. Ust. Alan Qomara

32. Ustd. Tuti Alawiyah

33. Ibu Iyay Sonariah

34. Bpk. H. Dudung Supandi BS

35. Teh. NurKhomisah Tawadudul K.

36. Ust. Agus

37. Ustd. Lilis Nurjanah

38. Bpk. Ujang Sarbini

39. Ibu Juangsih

Beserta Jemaah yang lain – lain nya.

Sedikit yang saya ketahui (Pewarta) tentang Ibadah Umroh, Bahwa perjalanan umroh adalah perjalanan yang luar biasa dan penuh dengan keberkahan. Ketika seseorang kembali dari ibadah umroh, mereka membawa serta pengalaman spiritual yang mendalam dan perubahan dalam hidup mereka. Sebagai santri, menyambut kepulangan guru kita dengan ucapan yang penuh kehangatan dan makna sangat penting untuk menunjukkan betapa kita menghargai perjalanan ibadah guru kita dan mendukung beliau – beliau dalam menjaga keimanan yang telah guru kita peroleh selama di Tanah Suci.

Menyambut Dengan Ucapan Penuh Doa

Salah satu cara terbaik untuk menyambut Masyaikh dan orang yang mengikuti program KBIHU AL-MUSRI’ Tepatnya Jemaah Ibadah Umroh. Kita sebagai Masyarakat santri YPP. MIFTAHULHUDA AL-MUSRI’ PUSAT menyambut kedatangan beliau – beliau dengan cara memberikan doa yang tulus. Karna kita semua sebagai santri tau bahwa Ibadah umroh adalah waktu yang sangat istimewa, di mana seorang hamba Muslim Wa Muslimat dapat memanjatkan doa di tempat yang penuh berkah, seperti di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Setelah beliau – beliau kembali, memberi ucapan yang mencerminkan harapan baik dan doa untuk beliau – beliau adalah cara yang paling bermakna. “Semoga setiap doa yang guru kita panjatkan di Tanah Suci, diterima oleh Allah dan membawa berkah khususnya bagi para Masyaikh kita umumnya bagi kita semua sebagai masyarakat santri.”

Mengungkapkan Kebahagiaan dengan Rasa Syukur

Kita sebagai santri tentunya memberikan penyambutan hangat terhadap masyaikh kita dan orang yang mengikuti propgram KBIHU AL-MUSRI’ dalam melaksanakan ibadah umroh. yang mana seluruh Masyarakat santri menyambut beliau – beliau penuh dengan rasa syukur yang tak terukur dapat menciptakan suasana yang penuh dengan kebahagiaan. Semoga setiap Langkah beliau – beliau selanjutnya selalu diberkahi oleh Allah dan membawa kebahagiaan dalam kehidupanNya.”

Seluruh Masyarakat santri Bersyukur dengan Kembali para Jemaah ibadah umroh khususnya Para Masyaikh” kita. Karena, Bersyukur atas segala nikmat dan keberkahan yang didapatkan dalam hidup merupakan hal yang sangat penting. Ucapan ini juga dapat memperkuat hubungan antara kita sebagai santri dengan para Masyaikh – Masyaikh kita, karena kita turut merasakan kebahagiaan mereka dan berbagi dalam momen yang penuh berkah ini.

Setiap amal ibadah yang dilakukan. Selama umroh pasti mengandung banyak pelajaran, baik yang berkaitan dengan pengendalian diri, sabar, ikhlas, maupun keikhlasan dalam menjalani kehidupan. Kehidupan di dunia ini adalah ujian, dan setiap ibadah yang dilakukan harus menjadi bekal yang kuat untuk menjalani ujian-ujian tersebut.

Mengucapkan Terima Kasih atas Doa-doa yang Dipanjatkan

Sebagai santri, kita mengucapkan terima kasih atas doa yang telah dipanjatkan oleh masyaikh kita selama berada di Tanah Suci. Karena, Banyak orang yang ketika menunaikan ibadah umroh tidak hanya berdoa untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk keluarga, sahabat, Tentunya. kita semua sebagai santri beliau. Dan bahkan, berdo’a untuk umat Muslim di seluruh dunia. “Terima kasih telah mendoakan kami sebagai santri selama di Tanah Suci. Semoga doa-doa tersebut diterima oleh Allah dan membawa kebaikan bagi kita seluruh masyarakat santri.” Sekapur sirih ucapan ini mungkin memberikan apresiasi kepada kita atas perhatian dan kasih sayang yang guru – guru kita tunjukkan melalui doa-doa yang guru kita panjatkan.

Doa yang dipanjatkan selama di Tanah Suci adalah doa yang sangat tinggi nilainya. Dengan mengucapkan terima kasih atas doa guru kita, kita menunjukkan rasa hormat dan terima kasih yang mendalam kepada mereka.

Bergabunglah dengan KBIHU AL-MUSRI’ Adzikra Tour untuk Perjalanan Umroh yang Berkualitas

Sahabat sekalian, jika Sahabat tengah merencanakan perjalanan ibadah umroh, KBIHU AL-MUSRI’ Adzikra Tour adalah pilihan terbaik untuk mempermudah perjalanan ibadah Sahabat. Kami menawarkan berbagai paket umroh yang sesuai dengan berbagai kebutuhan dan budget Sahabat, serta memberikan pelayanan yang terbaik dan terpercaya. Kami akan memastikan setiap langkah perjalanan Sahabat berjalan dengan lancar, mulai dari akomodasi yang nyaman, transportasi yang efisien, hingga bimbingan ibadah yang mendalam. Jangan ragu untuk mengunjungi Almusripusat.com untuk menanyakan seputar KBIHU AL-MUSRI’ dan temukan berbagai pilihan paket umroh yang dapat memudahkan perjalanan ibadah Sahabat. Dengan KBIHU AL-MUSRI’ Adzikra Tour, Sahabat akan mendapatkan pengalaman ibadah yang tak terlupakan, penuh dengan keberkahan dan kemudahan. Semoga perjalanan umroh Sahabat dapat memberikan manfaat yang besar, tidak hanya bagi diri sendiri tetapi juga bagi keluarga dan masyarakat.

Pewarta : Muhammad Wildan Musyaffa

MQK dan MHN Dalam Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Kitab Kuning Bagi Para Santri

Dalam program Mudasmat atau Musabaqoh dan Cerdas Cermat adalah salah satu bagian dari program unggulan yang diadakan setiap satu semester sekali yg dilaksanakan pada akhir semester setelah kegiatan belajar mengajar selesai. Kegiatan Musabaqoh ini menjadi pembuka acara setelah pelantikan panitia Mudasmat, Musabaqoh juga ada yang bersifat umum dan musabaqoh pertingkat kelas. Dalam urutan pelaksanaannya yang didahulukan ialah musabaqoh umum lalu dilanjut dengan musabaqoh pertingkat kelas. Sebagaimana namanya musabaqoh umum terbuka untuk semua santri dari berbagai tingkatan kelas untuk menunjukan kemampuan di bidang hafalan mencakup bait alfiyah, bait jurumiyah, bait nadzom maqsud, bait lamiyatul af’al dan bait jauhar maknun dalam semua bidang itu termasuk dalam kategori perlombaan Musabaqoh Hifdzi Nadzom. Dalam periode sekarang ditambah lagi dengan Musabaqoh Qiroatil Kutub kategori Kitab Shahih Bukhari dan Shahih Muslim yang bisa diikuti oleh tingkat Dirosatul ‘Ulya. Adapun kategori perlombaan kitab yang biasa diikuti oleh para santri dalam MQK yaitu Tingkat Ula kitab Sulam Taufik (Bagi kelas 1 ibtidaiyyah-1 Tsanawiyah), Tingkat Wustho kitab Fath al-Qorib(Bagi kelas 2 Tsanawiyah-1 Aliyah), Tingkat Ulya kitab Fath al-Mu’in (Bagi kelas 2 Aliyah-3 Ma’had Aly).

Dalam acara tersebut biasanya diselenggarakan selama dua hari atau lebih dengan batas maksimal 10 orang perserta di setiap bidang nya, tentunya kegiatan ini menjadi ajang bergengsi karena dihadiri oleh semua santri untuk semakin memicu motivasi. Ketika musabaqoh umum telah selesai, dilanjutkan dengan kegiatan musabaqoh pertingkat kelas yang artinya semua santri wajib mengikuti tersebut sesuai hafalan yang sudah ditentukan disetiap tingkat kelas, seperti I’dadiyah menghafal Juz ama, tingkat Ibtidaiyah mengahafal bait Jurumiyah dan Nadzom maqsud, tingkat Tsanawiyah manghafal bait Alfiyah, tingkat Aliyah menghafal bait Sulamunawaroq dan Jauhar maknun, tingkat Ma’had aly menghafal bait Rohbiyah dan Baiquniyyah.

Kegiatan ini bertujuan untuk mengasah hafalan hafalan dan membuktikan hasil hafalan selama kegiatan belajar sebelumnya, dengan kegiatan ini tentunya para santri akan antusias dan bersemangat dalam menghafal. Berbeda dengan musabaqoh umum, kegiatan ini berlangsung selama satu minggu, mengingat banyaknya santri tentu membutuhkan waktu yang lebih lama.

Cara ini bertujuan untuk memotivasi dan meningkatkan kemampuan santri dalam melakukan kajian dan pendalaman ilmu-ilmu agama Islam yang bersumber dari kitab kuning. Dalam prosesnya, para santri akan diuji kemampuannya dalam membaca, memahami, dan mengungkapkan kandungan kitab kuning secara komprehensif.

Bagian Pendidikan mengatakan, MQK memperlombakan substansi dari apa yang selama ini diajarkan di pondok pesantren. Peserta diuji kemampuannya dalam membaca, memahami, menerjemahkan dan mengartikulasikan teks-teks yang terdapat dalam kitab kuning.

“Kitab kuning merupakan ruh dari pondok pesantren. Tanpa kajian kitab, bukanlah pondok pesantren,” katanya.

Dengan adanya kegiatan baik kajian maupun lomba yang berhubungan dengan kitab-kitab kuning ini, maka masyarakat khususnya umat Islam akan lebih menyadari pentingnya pemahaman dan pengkajian kitab kuning sebagai sumber referensi keilmuan maupun hukum Islam. Al-Quran dan Hadits merupakan sumber utama yang tentu harus ditafsirkan secara kontekstual melalui kitab-kitab karya ulama. Penafsiran tersebut juga harus dari para Ulama yang ahli. Bukan dari orang yang mengaku ulama dengan keilmuan yang minim berdasarkan nalar mereka sehingga penafsirannya pun kaku dan terkesan serampangan, juga merasa prihatin atas fenomena banyak kitab kuning karya para ulama besar sekarang ini yang dihilangkan atau diganti beberapa bagian kalimatnya untuk kepentingan beberapa kelompok. 

“Santri mempunyai kemampuan membaca dan memahami kitab kuning menjadi salah satu parameter keberhasilan mereka dalam menuntut ilmu di pondok pesantren,”

Karena itulah, segenap pengurus mengharapkan, MQK dan MHN hendaknya menjadi spirit atau semangat bagi para santri untuk meningkatkan kemampuan membaca, memahami dan memaknai kitab kuning dalam proses pembelajaran di pondok pesantren.   

“Kitab kuning sebagai kajian dan sumber memahami ilmu-ilmu agama Islam yang harus dilakukan secara mendalam sebagai solusi atas kompleksitas permasalahan yang dihadapi masyarakat saat ini,” harapnya.

Agenda Musabaqah Qiraatl Kutub (MQK) dan Musabaqoh Hifdzi Nadzom (MHN) diharapkan dapat memicu semangat masyarakat pesantren  dalam mendalami kitab-kitab klasik (kitab kuning) yang dijadikan acuan para santri dalam menjalani proses pembelajaran di pesantren.

Anggota DPR RI Hadiri Tabligh Akbar Haul Al-Musri’ Pusat ke-25

Anggota DPR RI Dr. H. Cucun Syamsul Rijal, S.Ag. M.AP menghadiri Tabligh Akbar di Haul YPP. Miftahulhuda Al-Musri’ Pusat, Ciranjang, Cianjur, Rabu (5/2).

Kegiatan tersebut dihadiri Anggota DPR RI Dr. H. Cucun Syamsul Rijal, S.Ag. M.AP, Dr. Mohamad Wahyu Ferdian S. kcd,mm selaku tokoh masyarakat Cianjur, KH. Ahmad Ruhiyat Hasbi (Kang Uyan) selaku Ketua PCNU Kab. Karawang Periode 2017-2022 serta Pengasuh PP. Attarbiyah Karawang, dan Para Masyayikh serta Acara ini dihadiri ribuan jama’ah, santri, alumni, serta masyarakat sekitar yang ingin mengenang jasa-jasa alm. Mama KH. Ahmad Faqih di halaman Yayasan Pondok Pesantren Miftahulhuda Al-Musri’ Pusat.

Mengawali Sambutannya, Anggota DPR RI Dr. H. Cucun Syamsul Rijal, S.Ag. M.AP sampaikan ucapan terimakasih, dan juga menyampaikan: “bagaimana menghadirkan negara supaya melihat akan eksistensi sebuah entitas yang punya kiprah banyak, jasa banyak membantu negara, mencerdaskan kehidupan bangsa daripada itu adalah tugas fungsi dari negara itu adalah pesantren.”

“Mama KH. Ahmad Faqih dalam doktrinnya, dulu itu bagaimana Mama menyampaikan bahwa menyuarakan ideologi perlawanan terhadap penajajah dimulai kiprahnya membina masyarakat semua yang ada dilingkungan Pondok Pesantren Al-Musri’. Tidak pernah Mama bertanya apa yang akan diberikan oleh negara terhadap Al-Musri’, justru Mama membuktikan apa yang bisa di berikan terhadap negara” Tambahnya dalam sambutan oleh Dr. H. Cucun Syamsul Rijal, S.Ag. M.AP.

Kegiatan Tabligh Akbar dimulai dengan pembukaan oleh MC yaitu K. Abdurrohman Maturidi dan K. Atim Sobari. Acara juga dilanjut dengan pembacaan hadiah dan tawasul yang dipimpin oleh Dewan Ampuh Pondok Pesantren Al-Musri’ Pusat KH. Mukhtar Sholeh, BA. Lalu menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars Al-Musri’ oleh Tim Padus OSMA dari kelas 3 Aliyah dan 2 Tsanawiyah Pada malam puncak, sambutan shohibul bait seakligus sesepuh Pondok Pesantren Al-Musri’ Pusat dan Ketua Haul ke-25 yakni Pangersa KH. Mamal Mali Murtadlo, LC, sambutan Ketua Yayasan oleh KH. Saeful Uyun, LC, sambutan Anggota DPR RI Dr. H. Cucun Syamsul Rijal, S.Ag. M.AP, Dr. Mohamad Wahyu Ferdian S. kcd,mm selaku tokoh masyarakat Cianjur, lalu acara inti yaitu Tausyiah Nahdliyah oleh KH. Ahmad Ruhiyat Hasbi (Kang Uyan) selaku Ketua PCNU Kab. Karawang Periode 2017-2022 serta Pengasuh PP. Attarbiyah Karawang, dan Do’a tutup oleh KH. Muchtar Gozali selaku Dewan Kiyai YPP. Miftahulhuda Al-Musri’ Pusat.

Tabligh Akbar pada malam tersebut diisi oleh penceramah ternama, KH. Ahmad Ruhiyat Hasbi (Kang Uyan) dari Karawang. Penceramah Kang Uyan menyampaikan: “Ulama itu harus mempunyai 3 unsur. Pertama, العلم= Pengetahuan, jadi yang dinamakan ‘alim itu harus benar-benar tahu tentang ilmu nahwu, ilmu sorof, ushul fiqih, dan lain sebagainya. Kedua, الفهم= Pemahaman, karena belum tentu orang yang tahu itu faham. Keitga, العمل= Pengamalannya terhadap pemahaman dan pengetahuan.”

Lalu dilanjut sambutan lagi oleh salah satu Alumni Pesantren Al-Musri’, beliau menjabat wakil ketua PCNU Cianjur dan juga Dewan Syuro PKB DPC Kab. Cianjur yakni KH. Cepi Hibatulloh, berpesan kepada para alumni dalam bahasa sunda: “Bahwa hukum nisbat kana bab haolan kade anu masih boga anggapan bahwa haolan eta hukumna sunnah, bisi boga anggapan haolan hukumna mubah, kade ta’aluqna haol kana bab kaelmuan. Sedengkeun kaelmuan hukumna wajib, dimana-mana hukumna wajib eta elmu maka sakur-sakur perkara anu pakuat-pakait muta’alaq jeung muta’aliq kana bab kaelmuan ngilu kagusur kabeh hukumna wajib. Maka haolan ieu teh lebet kana hukmna wajib. Nisbat ka para murid, nisbat ka para santri, haol para masyayikh ta’dzim wa takrim ka nu janten guru urang sadayana.”

Sekiranya dalam Bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai berikut, “Bahwa hukum nisbat dalam Bab Haul, jika ada yang masih mempunyai anggapan bahwa haul itu hukumnya sunnah, jika ada yang masih mempunyai anggapan bahwa haul itu hukumnya mubah, ta’aluqnya haul dengan Bab Ilmu. Sedangkan apapun tentang keilmuan hukumnya wajib. Nisbat untuk para murid, nisbat untuk para santri, haul para masyayikh ta’dzim wa takrim kepada guru kita semua.”

Acara ini menarik perhatian banyak orang, dengan hadirnya ratusan jamaah yang turut serta dalam peringatan haul tersebut. Para jamaah yang hadir terdiri dari santri, alumni, serta masyarakat sekitar yang merasa terinspirasi oleh ajaran dan kepemimpinan KH. Ahmad Faqih semasa hidupnya.

Peringatan haul ke-25 ini menjadi momen untuk mengenang kembali perjuangan dan dedikasi Mama KH. Ahmad Faqih dalam membangun pondok pesantren, serta menyebarkan ajaran Ahlussunnah wal Jama’ah. Semangat dan warisan ilmu beliau akan terus dikenang dan dilanjutkan oleh generasi penerus yang telah dididik dan dibina dengan penuh kasih sayang di pesantren ini.