Peringatan Hari Lahir Nahdlatul ‘Ulama Ke-96

Nadlatul Ulama (NU) merayakan hari ulang tahun ke-96 pada Senin (31/1/2022) dengan tema Menyongsong 100 Tahun Nahdlatul Ulama: Merawat Jagat, Membangun Peradaban.  NU (Nahdlatul Ulama) adalah organisasi Islam di Indonesia yang berdiri pada 31 Januari 1926 M / 16 Rajab 1344 di Kota Surabaya. Sejak sebelum Indonesia merdeka, Nahdlatul Ulama merupakan organisasi yang memberikan kontribusi nyata untuk mencapai kemerdekaan dan turut mengisi pembangunan negara kita, Indonesia. Kita semua bersyukur, alhamdulillah, dan berterima kasih kepada Nahdlatul Ulama yang senantiasa konsisten membela Pancasila, membela bhinneka tunggal ika, membela Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Di tengah perubahan dan tantangan zaman yang semakin kompleks, NU juga selalu berada di garda terdepan dalam membela kepentingan bangsa dan negara. Kita semua melihat bukti, Nahdlatul Ulama berperan besar dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, menggerakkan semangat nasionalisme dan semangat toleransi, serta dalam melawan segala bentuk radikalisme dan terorisme. Peran strategis para kiai dan ibu nyai, para santri, bersama-sama seluruh pemangku kepentingan bangsa, ikut membangun masa depan Indonesia dan sangatlah diharapkan apalagi dalam menjawab tantangan era revolusi industri jilid keempat dan kompetisi global sekarang ini.

Dan pada hari kamis tanggal 3 februari 2022, miftahulhuda almusri sebagai pondok pesantren yang kerap membesarkan nama nahdlatul ulama mengadakan acara untuk memperingati hari lahir nahdlatul ulama . Pada acara ini, Dengan diketuai oleh ust. Sam sam yang menjabat sebagai ketua badan otonom NU al-musri, menghadirkan para alim ulama diantaranya adalah Aang Ariful Kholiq Jaelani, Aang Alwan Sofiyullah, Aang M. Ubeidillah, Ajengan Yayan Bunyamin Dan Kyai Asep Fathul Majid. Setelah acara dibuka dengan khidmat, acara pun pertama kali di isi oleh P.Ny Hj.Siti Maryam selaku salahsatu dewan nyai miftahul huda al-musri. Beliau menyampaikan surat almulk ayat 2 yang menjelaskan tentang berlomba-lomba dalam kebaikan yang paling bagus yang menjadi salhsatu ujian bagi umat oleh Allah SWT. Dan semoga dengan diadakannya acara peringatan harlah NU ini, membuat kita semakin berlomba-lomba dalam hal yang lebih baik, dan harus semangat untuk menghidupkan Nahdlatul Ulama”, tutupnya.

Setelah menyanyikan lagu indonesia raya dan yalal wathon yang dipimpin oleh grup paduan suara ippnu serta pembacaan takriran almusri yang dipimpin oleh Ust.Khoerul Anwar yang menjabat sebgaia rois 1 Miftahulhuda Al-Musri, acara pun dilanjutkan dengan talkshow keaswajaan yang di isi oleh Aang Ariful Kholiq Jaelani, Aang Alwan Sofiyullah, Aang M. Ubeidillah, Ajengan Yayan Bunyamin Dan Kyai Asep Fathul Majid.

menyampaikan salah satu ayat dari Surat Al Mulk, yang menjelaskan tentang berlomba-lomba dalam kebaikan yang paling bagus, yang menjadi salah satu ujian umat oleh allah.

“Allah itu yang menciptakan kehidupan dan kematian, karena allah akan menguji kepada kalian semua, dalam berlomba-lomba dalam kebaikan’’, ucapnya.

Semoga peringatan HARLAH NU ini, kita semua semakin berlomba-lomba dalam perbuatan yang paling bagus, harus semangat dan tekun dalam menghidup-hidup NU, tutupnya.

Salah satu pemateri dalam acara ini, yaitu Ang Ariful Kholiq, yang menjabat sebagai Ketua Ansor Kabupaten Cianjur, menyampaikan meteri tentang ke-almusri’an, beliau menyampaikan tentang metode ke-almusri’an yang dirawat dan diteruskan oleh para putra, putri, santri Mama Syaikuna.

‘’Saya merasa bersyukur, karena di al musri’ ini walaupun kita memakai metode salafiyyah, tapi metodenya itu ter-sistem, sehingga walaupun ditinggal oleh pendirinya, bukan malah melosot, tapi justru malah meningkat’’, ucapnya.

Metode luar biasa di-era modern, karena banyak pesantren besar malah menurun, ketika sosok pendirinya meninggal’’, tutupnya.

Juga dalam pengisi materi tentang ke-Aswajaan, ajengan Yayan Bunyamin dari kota Tasikmalaya, beliau menjelaskan tentang apa itu Aswaja, dan menjelaskan organisasi NU membutuhkan santri-santri yang mempunyai kemampuan secara berbarengan.

‘’Aswaja adalah ideologi penguasaan sejarah ke-islaman yang terbentang di-era salaf sampai khalaf, dari maroko sampai merauke, dari musim duren hingga musim rambutan’’, ucapnya.

Nahdlatul ‘Ulama membutuhkan santri yang mempunyai kemampuan secara berbarengan, yaitu kesatu pemahaman akal rumput (permasalan terkecil oleh masyarakat terkecil), harus bisa menyelesaikan masalah umat, kedua mempunyai wawasan global yang mampu bersaing di dunia internasional, merespon isu-isu global maupun internasional, karena salah satu tujuan didirikan NU untuk menterjemahkan dokrin-dokrin islam rahmatan lil ‘alamin, tutupnya.

penulis : Rifky Aulia

Kunjungan PD Pontren KEMENAG Kabupaten Cianjur

Perwakilan Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (PD Pontren) Kantor Kementerian Agama Kabupaten Cianjur, melakukan Sosialisasi terkait Pendidikan Kesetaraan Pondok Pesantren Salafiyah  ke Pondok Pesantren Miftahulhuda Al Musri’, kamis, 27 januari 2022.

Dalam acara tersebut hadir para Staf KEMENAG Kabupaten Cianjur, perwakilan dari Bank Jabar Syari’ah, Ketua Yayasan Pondok Pesantren Miftahulhuda Al Musri’, dan juga para guru-guru dari PKPPS Miftahulhuda Al Musri’.

Sambutan pertama yang disampaikan oleh Ketua Yayasan Pondok Pesantren Miftahulhuda Al Musri’, KH. Saeful Uyun LC, mengenai metode ke Al Musri’an, yang telah di deklarasikan oleh Pendiri Pondok Pesantren Miftahulhuda Al Musri’, yakni Mama KH. Ahmad Faqih pada tahun 1973/1974.

“dulu nama pondok pesantren  ini tidak ada Al Musri’ nya, hanya Miftahulhuda saja, namun ditambah oleh abah (KH. Ahmad Faqih) perkiraan pada tahun 1973/1974. Al Musri’ itu nama, sekaligus metode, cara cepat untuk menjadi kyai, karena menguasai 15 fan (bidang) ilmu, hanya dalam kisaran waktu tujuh tahun setengah”, ucapnya.

dan para santri itu harus bisa menjadi SDM yang terpakai oleh Negara, makanya di pondok pesantren ini diadakan program kesetaraan, supaya nantinya jika ada yang membutuhkan pengajar sekolah, Al Musri siap memberikan, sesuai dengan kemampuan yang telah dipelajarinya, tutupnya.

Juga dalam sambutannya,  perwakilan KEMENAG Kabupaten Cianjur, Bapak Dedi Wijaya LC. MA. , menjelaskan tentang tujuan intinya mengunjungi Pondok Peasantren Miftahulhuda Al Musri’, yaitu untuk menetakan secara khusus potensi-potensi yang ada di lembaga pesantren, juga mendukung lokasi pemberdayaan umat melalui pondok pesantren.

“kita sengaja datang hari ini, selain untuk mendekatkan KEMENAG kepada lembaga-lembaga di pendidikan pondok pesantren, kita juga berupaya menetakan secara khusus potensi-potensi yang ada di lembaga-lembaga pesantren”, ucapnya.

Kita lihat secara langsung di pondok ini, bidang pertaniaannya sudah jalan, agribisnisnya sudah jalan, bahkan sekarang sedang membuat green house untuk penanaman melon super, mudah-mudahan pondok pesantren yang lain bisa mengikuti atau mencontoh kepada pondok pesantren ini, mengenai perberdayaan umat”, tutupnya.

 

Penulis : Rifky Aulia

 

 

MAKESTA ( masa kesetiaan anggota )

Kegiatan Makesta (masa kesetiaan anggota), IPNU & IPPNU yang dilaksanakan pada hari kamis, 20 januari 2022, di Pondok Pesantren Miftahulhuda Al Musri, Cianjur.

 

Sebanyak 240 peserta Makesta yang hadir, dari kalangan santri putra dan putri,terlihat kompak, dan semangat, mengikuti acara Makesta kali ini.

Makesta adalah pendidikan jenjang awal dalam sistem kaderisasi formal IPNU dan IPPNU, yang menjadi persyaratan untuk menjadi anggota IPNU dan IPPNU yang sah.

Tujuan Makesta yaitu, menumbuhkan keyakinan tentang kebenaran Islam Ahlussunnah waljama’ah sebagai satu-satunya sistem yang berkesinambungan untuk melanjutkan da’wah islamiyah.

 

Salah satu pemateri dari acara Makesta, Ang Alwan Sofiyulloh, menjelaskan tentang pentingnya ber-organisasi dan tentang santri Al Musri’ harus masuk pada organisasi Nahdlatul ‘Ulama?

Sangat penting sekali untuk kalian semua yang masih muda, masuk IPNU dan IPPNU untuk ber-organisasi, dikarenakan ber-organisasi dapat meringankan beban kita dan mengatur pola hidup kita . dan harus berpegang teguh pada ajaran Ahlusunnah Waljama’ah An Nahdliyah, yang telah diamanatkan oleh Mama Syaikuna Ahmad Faqih, ucapnya.

Juga dijelaskan oleh Ketua Banom NU Al Musri’, Ust. Samsam, mengenai para santri yang ingin manfaat ilmunya harus turut terhadap para guru-guru Al Musri’.

“hidup itu harus seperti mayit, mau digimanakan juga oleh yang memandikannya, diam dan patuh”. jelasnya.

Kita ikut ber-organisasi di NU itu, semoga menjadi wasilah (jalan), masuk nya kita ke surga, tutupnya.

 

penulis : Rifky Aulia

MAPAG (Masa Penerimaan Anggota) PAGAR NUSA

Deretan Para Calon Pendekar Pencak Silat Nahdlatul ‘Ulama (PSNU) pagar nusa berseragam hitam terlihat berkumpul dalam acara penerimaan anggota (MAPAG) Angkatan ke 1 di Pondok Pesantren Miftahulhuda Al Musri’ Kp.Ciendog, Ds.kertajaya, Kec.Ciranjang, Kab.Cianjur, hari kamis,(13/01).

Dari kurang lebih 140 pendekar pencak silat pagar nusa yang hadir, yang unik dan menarik dari kegiatan ini adalah diikuti oleh peserta yang berusia 13 tahun. Mereka ikut serta terlibat aktif mengikuti kegiatan dari awal hingga selesai.

Dalam kesempatan tersebut turut hadir Ketua Pimpinan Wilayah Ikatan Pencak Silat pagar nusa Nahdlatul ‘Ulama Provinsi Jawa Barat yaitu H. Asep Saepul Millah. Dirinya berpesan pada para pendekar , untuk harus kuat mental, fisik, dan pemikiran , tidak boleh cemen, tidak boleh jadi pengecut apalagi penakut.

“Harus berani menegakan yang Haq (benar), karena yang di samping kalian, belakang dan depan kalian adalah para Ulama, para Masyayikh NU,yang menyebarkan paham Ahlussunnah Waljama’ah”, Ucapnya.

Demikian pula di ungkapkan oleh salah satu pengurus pagar nusa wilayah kecamatan Cianjur, yaitu Ahmad Mubarok, “pagar nusa adalah salah satu badan otonom  Nahdlatul ‘Ulama berbasis profesi yang bergerak melaksanakan kebijakan NU, pada pengembangan seni tradisi atau budaya, olahraga bela diri pencak silat, ketabiban atau pengobatan alternatif dan pengabdian masyarakat”.

Alumni Pondok Pesantren Miftahuhuda Al Musri’ pusat itu juga menyinggung peranan dari Alm. Gus Maksum dalam melahirkan Ikatan Pencak Silat pagar nusa pada tahun 1986. Dijelaskan oleh Ahmad Mubarok, “Alm. Gus Maksumlah yang paling berjasa dalam menyatukan beberapa perguruan pencak silat yang tumbuh dan berkembang di lingkungan NU, pada akhirnya pagar nusa menjadi wadah dari federasi pencak silat warga NU, dan menjadi organisasi badan otonom di dalam organisasi islam terbesar di dunia (NU),” jelasnya.

Pagar nusa tersebar di daerah seluruh Indonesia, dan luar Negeri, dengan Pimpinan Pusat yang berada di Jakarta”, tutupnya.

Penulis Rifky Aulia

Tatanan Kepesantrenan

Pesantren adalah sebuah lembaga pendidikan Islam tradisional yang para santrinya tinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kyai dan mempunyai asrama untuk tempat menginap santri. Santri tersebut berada dalam kompleks yang juga menyediakan masjid untuk beribadah, ruang untuk belajar, dan kegiatan keagamaan lainnya. Kompleks ini biasanya dikelilingi oleh tembok untuk dapat mengawasi keluar masuknya para santri sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Pesantren juga dapat dipahami sebagai lembaga pendidikan dan pengajaran agama, umumnya dengan cara nonklasikal, di mana seorang kiai mengajarkan ilmu agama Islam kepada santri-santri berdasarkan kitab-kitab yang ditulis dalam bahasa Arab oleh Ulama Abad pertengahan, dan para santrinya biasanya tinggal di pondok (asrama) dalam pesantren tersebut.

Pada acar pemukiman santri Miftahulhuda Al-Musri’ Pusat, Kh. Saeful Uyun L.c menjelaskan strukturan kepesantrenan, karna sekarang sudah banyak Lembaga pesantren yang disalah gunakan untuk mencari kepentingan sendri.

“Pada dasarna suatu Lembaga bisa disebut Lembaga pesantren  setidaknya harus memiliki Masjid,  Asrama, Kyai, jelas organisasinya dan jelas pengawasannya,ucapnya.

Beliau menegaskan kepada santri Miftahulhuda Al-Musri Khususnya, umumnya seluruh santri, harus menjaga kehormatan Pondok Pesantren, karna jika santri/kyai tidak mencotoh yang baik lebih parah di bandingkan dengan selain santri dan sangat merugikan pondok pesantren.

Dan beliau menegaskan amanat yang selalu di bicarakan oleh Mama Syaikhuna Kh. Ahmad Faqih, “hidep sadayana saba’dana dimukimkeun teh kudu ngamalkeun elmu ulah selempang ku rizky, ulah aya istilah, ah urang mah rek usaha heula, rek nungguan benghar heula kakara amal, prak we, oge ulah nungguan santri anu rek ngaji Jam’ul Jawami’, tingali sakurilingna sepertikeun ngaji Al-Qur’an jeung sajabana”.

penulis : Dimas Pamungkas