Pengumuman Juara Mudzakarah

Berdasarkan Hasil sidang dewan juri yang meliputi ketua pelaksana, ketua tarbiyah, ker-ro’is an. Berkaitan dengan juara-juara pada lomba mudzakarah per-kobong bulan pertama. Menetapkan

Juara mudzakarah

Asrama Al-qoni’ah ( penghuni kob kelas 1 ibtidaiyah )

  • Juara 1                =  Lapak 5

             Ketua Kob  =  Ust. Dzulhakim

  • Juara 2      =  Lapak 3

Ketua Kob  =  Ust. Ahmad Dzulkipli

  • Juara 3       = Lapak 6

Ketua kob = Ust. jamaludin

  • Mudzakarah Terburuk = Lapak 1

Ketua Kob = Ust. M Iqbal Rizki

Asrama Rusun Nawa ( penghuni kobong elas 1 tsanawiyah )

Juara 1                = Kobong 5

             Ketua Kob  =  Ust Asep M Nawawi

  • Juara 2      =  Kobong 4

             Ketua Kob  = Ust Ilham Ghadami

  • Mudzakarah Terburuk = Kobong 1

Ketua Kob = Ust. Saepul Qudus

Asrama Kobong Pusaka

  • Juara 1                = Mihrob

        Ketua Kob  =  Ust. M. Zaenal Mutaqin

  • Juara 2      = Aula 2

             Ketua Kob  = Ust. Ahmad Faisal

  • Mudzakarah Terburuk = Komunitas 3

Ketua Kob = ust salman alfarisi

Pusaka Kobong kecil ( Kob 1 – 42 )

  • Juara 1                = Kobong 22

         Ketua Kob  =  Ust. Beril Rayhan

  • Juara 2      = Kobong 29    Ketua Kob  = Ust. Ihsan Gilang R

pembagian juara tersebut dilaksanakan langsung pada malam senin pada malam sesedah semua santri melaksankan program tarkiban. pembagian juara langsung di pimpin oleh Rois A’M dan juga ketua tarbiyah.

Aqiqah Afida Nurshofia Putri ke – 4 dari Ang Ahmad Fakhrurozi & Teh lilih

Yang dilaksanakan pada tanggal 19 mei tahun 2024 di Majelis kediaman sang kakek Kh. Mukhtar Gojali , acara tersebut diisi oleh pembacaan maulid ad-diba’i dan dipimpin langsung oleh santri Ypp. Miftahulhuda Al-Musri’, dan juga do’a langsung di pimpin oleh kesepuhan Ypp. Miftahulhuda Al-Musri’ yaitu Kh. Mamal Mali Murtadlo LC.

Pada acara tersebut di hadiri oleh para dewan kyai Al-Musri’ dan segenap keluarga Al-Musri’ yang meliputi dewan ampuh dan sebagian pengurus osma . halnya dilaksanakan nya acara tersebut guna untuk terlaksananya silaturahmi dan untuk mendo’akan buah hati Ang Ahmad Fakhrurozi yang telah lahir  yang biasa dipanggil dengan sebutan ang Ape yang diberi nama Afida Nurshopia.

          Yang lahir pada hari minggu tanggal 12 mei 2024 , Aqiqah adalah peristiwa agama berupa penyembelihan kambing bagi bayi yang baru lahir, satu ekor kambing untuk perempuan dan dua ekor kambing untuk laki-laki, yang disedekahkan kepada kerabat dan handaitolan. Di Indonesia, ritual aqiqah tersebut dipadu dengan tradisi dan kearifan lokal sehingga menjadi sebuah peristiwa yang menarik dan penuh makna.


Mengenal Khulafaur Rasyidin dan Masa Kepemimpinannya

Membahas tentang sejarah kejayaan Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw pada masa awal tidak bisa lepas dari salah satu perjuangan para pemimpinan Islam di era setelahnya, atau yang lebih masyhur dengan sebutan Khulafaur Rasyidin. Pada masa ini merupakan masa paling cemerlang dalam sejarah kaum muslimin setelah masa Rasulullah. Para khulafaur rasyidin merupakan pemegang estafet kepemimpinan Islam untuk melanjutkan perjuangan Rasulullah. Oleh karena itu, tidak etis jika membahas masa keemasan Islam di masa awal namun tidak menyinggung pimpinan kaum muslimin pada masa itu. Adapun tokoh-tokoh pimpinan kaum muslimin yang memiliki gelar Khulafaur Rasyidin adalah, Sayyidina Abu Bakar as-Shiddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Hasan bin Ali, dan Umar bin Abdul Aziz, sebagaimana yang dijelaskan oleh Syekh Nawawi Banten dalam kitabnya, Sullam al-Munajah Syarah Safinatis Shalat.

Para khulafaur rasyidin menjadi pimpinan-pimpinan yang sangat adil, dan bijaksana, sebagaimana sosok yang menjadi teladan bagi mereka, yaitu Rasulullah. Mereka mewakili nabi dalam mewujudkan keadilan, menyebarluaskan kebajikan dan kasih sayang, serta ucapan dan perbuatannya tidak pernah menyimpang dari ajaran suci yang dibawa olehnya. Era itulah yang menjadi parameter dalam mengukur sejauh mana lurusnya penguasa setelah Rasulullah. Nah, dalam hal ini, penulis akan menjelaskan biografi masa kepemimpinan khulafaur rasyidin setelah Rasulullah, sebagaimana yang dijelaskan oleh Syekh Nawawi Banten (wafat 1316 H) dalam kitab Sullam al-Munajah Syarah Safinatis Shalat, cetakan Darul Kutub al-Wasathiyah, halaman 5-6, sebagai berikut: ad

Abu Bakar As-Shiddiq Setelah Rasulullah wafat, sahabat Abu Bakar yang sekaligus mertuanya ditunjuk oleh para sahabat sebagai penggantinya untuk memegang kendali umat Islam, sekaligus melanjutkan estafet kepemimpinan menantunya itu. Ia merupakan khulafaur rasyidin pertama yang menjadi pimpinan umat Islam setelah Rasulullah. Sosok yang santun, adil, penyayang, dan bijaksana dalam dirinya, merupakan representasi dari apa yang ia lihat dari Rasulullah dalam memimpin umat Islam. Oleh karena itu, para sahabat sepakat untuk menunjuknya sebagai pimpinan umat Islam saat itu. Menurut Syekh Nawawi Banten, Abu Bakar menjadi pimpinan umat Islam selama dua tahun setengah. Saat itu, ia tidak hanya memiliki tugas untuk menyebarkan ajaran Islam, namun juga memiliki tanggung jawab untuk mengembalikan kaum muslimin yang sudah keluar dari ajaran Islam (murtad) pasca-meninggalnya Rasulullah. Setelah genap memimpin umat Islam selamat dua tahun setengah. Ia wafat di usia 63 tahun. Ia meninggalkan umat Islam pada malam Selasa tanggal 23 Jumadil Akhir, antara waktu Maghrib dan Isya, kemudian dimakamkan di Madinah berdekatan dengan makam Rasulullah.

Adapun penyebab wafatnya, sebagaimana disebutkan oleh Syekh Nawawi, yaitu disebabkan sedih yang terus menerus karena ditinggal oleh Rasulullah. Umar bin Khattab Setelah sahabat Abu Bakar wafat, Sayyidina Umar merupakan satu-satunya sahabat yang dipilih untuk melanjutkan perjuangan sahabat dekatnya itu. Sikapnya yang tegas dalam berdakwah, dan bijaksana dalam menyebarkan ajaran Islam menjadi salah satu alasan di balik terpilihnya Umar untuk menjadi pimpinan kaum muslimin. Umar bin Khattab merupakan khulafaur rasyidin kedua setelah sahabat Abu Bakar. Ia menjadi pimpinan umat Islam selama sepuluh bulan dan lima hari. Dalam catatan sejarahnya, ia mampu menyebarkan ajaran Islam dengan sangat luas sekalipun dengan tempo yang sangat singkat selama menjadi pemimpin. Sayyidina Umar wafat di usia 63 tahun, sebagaimana usia sahabat Abu Bakar. Ia meninggalkan umat Islam pada hari Rabu tanggal 27 bulan Dzulhijah, setelah dibunuh oleh Abu Lu’luk al-Mughirah (Fairuz), saat sedang melakukan shalat Subuh, kemudian dimakamkan di Madinah berdekatan dengan makam Rasulullah dan Abu Bakar. Utsman bin Affan Sayyidina Utsman bin Affan merupakan piminan umat Islam ketiga dalam sejarah khulafaur rasyidin setelah masa kepemiminan Sayyidina Umar. Ia memimpin kaum muslimin dengan tempo yang tidak sedikit, yaitu selama dua belas tahun kurang dua belas hari. Selama menjadi pemimpin umat Islam, ia telah berhasil menaklukkan berbagai kerajaan-kerajaan yang menentang terhadap ajaran yang ia dakwahkan. Terbukti, pada masa kepemimpinannya itu, ia telah berhasil menyebarkan ajaran Islam hingga kota Mesir. Tepat di masa keemasan pimpinannya itu, Utsman bin Affan pergi meninggalkan umat Islam di usia 88 tahun. Ia wafat karena dibunuh oleh penduduk Mesir dan orang-orang Khawarij setelah melaksanakan shalat Ashar, tepat pada hari Rabu tanggal 18 Dzulhijjah, kemudian dimakamkan di Makbarah Baqi’ di Madinah. Ali bin Abi Thalib “Saya (Rasulullah) adalah gudangnya ilmu, dan Ali adalah pintunya ilmu.” Demikian salah satu hadits populer perihal kelebihan Sayyidina Ali dari sahabat yang lainnya. Ia menjadi sahabat pertama yang masuk Islam dari kalangan anak kecil, sekaligus menjadi suami dari putri Rasulullah, Sayyidah Fatimah az-Zahra. Ali bin Abi Thalib merupakan khulafaur rasyidin keempat setelah wafatnya Utsman bin Affan. Ia dipercaya untuk melanjutkan perjuangan Rasulullah dan para pimpinan Islam sebelumnya. Pada masa kepemimpinannya, ia berhasil menyebarkan ajaran Islam melebihi jangkauan khulafaur rasyidin sebelumnya. Selama bertugas, ia tidak hanya menyebarkan ajaran Islam, namun menyejahterakan rakyatnya, berlaku sangat adil dan bijaksana, sebagaimana pimpinan-pimpinan sebelumnya. Namun, dalam masa kepemimpinannya tersebut dikenal dengan istilah masa tersulit jika dibanding dengan masa-masa sebelumnya. Sebab, pada masa itu terjadi perang saudara antara umat Islam pasca wafatnya Sayyidina Utsman. Kendati demikian, ia tetap memiliki sejarah yang luar biasa dalam mengatasi semua itu. Tepat di masa kepemimpinannya yang sudah mencapai 5 tahun, ia meninggalkan umat Islam setelah dibunuh oleh Abdurrahman bin Muljam di usia 65 tahun. Pembunuhan tersebut terjadi malam Jumat 17 Ramadhan tahun 40 H, kemudian dimakamkan di Kufah. Hasan bin Ali Setelah ayahnya, Sayyidina Ali wafat karena dibunuh, Sayyidina Hasan sebagai anaknya mengambil alih kepemimpinannya. Ia melanjutkan perjuangan ayahnya dalam menyebarkan ajaran Islam, dengan mengambil alih estafet kepemimpinannya di Kufah. Di masa kepemimpinan Sayyidina Hasan, system yang ia terapkan tidak jauh beda dengan apa yang diterapkan oleh ayahnya. Hanya saja, ia menjadi pimpinan umat Islam dengan tempo yang tidak terlalu lama, yaitu 6 bulan kurang satu hari. Kendati waktu yang singkat, ia berhasil dalam mengemban amanah beratnya itu. Ia merupakan sosok yang sangat tegas dan bijaksana. Keadaan politik yang memanas saat itu berhasil ia kendalikan dengan baik. Syekh Nawawi mengatakan bahwa pada bulan Muharram ia jatuh sakit, kemudian beberapa hari setelah itu, tepatnya di pertengahan bulan Muharram ia wafat, kemudian dimakamkan di Baqi’, Madinah. Umar bin Abdul Aziz Salah satu pimpinan yang masuk dalam daftar khulafaur rasyidin menurut sebagian ulama adalah khalifah Umar bin Abdul Aziz. Ia merupakan sosok pemimpin yang sangat amanah dan jujur dengan apa yang menjadi kewajibannya. Khalifah Abdul Aziz menjadi pimpinan umat Islam selama dua tahun dan lima bulan. Kemudian ia sakit dan wafat pada bulan Rajab tanggal 21. Ia wafat di usianya yang masih muda, yaitu 3 tahun lebih enam bulan, kemudian dimakamkan di Damaskus. Demikian biografi singkat khulafaur rasyidin dan masa kepemimpinannya dalam memperjuangkan ajaran Islam. Semoga bermanfaat.

Penulis : Ridwan Fauzi

Haji adalah Panggilan Istimewa dari Allah, Mengapa?

Ibadah haji adalah ibadah yang memiliki berbagai keistimewaan. Seluruh umat Islam mengimpikan untuk bisa melaksanakan rukun Islam kelima ini di Tanah Suci Makkah.

Haji juga merupakan identitas paripurna umat Islam karena memang menjadi rukun terakhir yang harus dilakukan oleh kaum muslimin yang mampu dan mendapatkan panggilan dari Allah swt. Panggilan dari Allah kepada umat Islam untuk melaksanakan ibadah haji merupakan panggilan istimewa. Panggilan haji lebih istimewa dibanding panggilan untuk melaksanakan ibadah lainnya seperti panggilan jihad dan sebagainya.

Mengapa panggilan haji sangat spesial? Mustasyar Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Pringsewu Lampung, KH Sujadi, menerangkan bahwa letak spesial panggilan ibadah haji ini di antaranya termaktub dalam Al-Qur’an surat Al-Imran ayat 96.

“Dan (di antara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi orang-orang yang mampu mengadakan perjalanan ke sana,”

Dalam ayat ini, jelas Abah Sujadi, sapaan karibnya, perintah haji diawali dengan kata walillah (Allah). Ini menunjukkan bahwa panggilan haji adalah hal yang spesial karena langsung memuat asma Allah. Sehingga siapapun yang menjalankan ibadah haji haruslah menata niat dengan baik lillahi ta’ala (hanya karena Allah). “Jangan sampai keliru niat. Niatkan hanya untuk beribadah kepada Allah swt. Niat ini yang paling sulit untuk ditanamkan dan diamalkan. Kalau daftar mudah, bisa siapa saja dengan berbagai cara,” jelasnya.

Selanjutnya, agar ibadah haji yang dilakukan bisa mewujudkan manusia paripurna, jamaah harus benar-benar pasrah kepada Allah dengan sebenar-benarnya pasrah. Serahkan keluarga yang ditinggal dan berbagai urusan keduniaan kepada Allah swt karena Dia-lah yang akan menjaganya.

Jamaah juga diimbau untuk menyiapkan diri dari sisi fisik, mental, moral, spiritual dan juga material. Selain itu takwa juga harus terus dibawa sebagai bekal yang paling baik dalam menjalankan ibadah haji. “Bawalah bekal, karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa,” kata Abah Sujadi mengutip arti dari surat Al-Baqarah ayat 197. Tidak ada bekal yang lebih baik dari takwa karena saat melaksanakan rangkaian rukun ibadah haji, jamaah harus menanggalkan semua identitas keduniawiannya. Semua hanya mengenakan dua kain ihram dan sebagai simbol kepasrahan tanpa membawa identitas dunia.

pewarta : Ridwan Fauzi

Hari Buku Nasional 17 Mei 2024, Ini Sejarah Peringatannya

Dilansir dari situs resmi Kemendikbud, Hari Buku Nasional pertama kali diperingati pada tahun 2002. Peringatan Hari Buku Nasional ini merupakan ide yang dicetuskan oleh Abdul Malik Fadjar yang saat itu menjabat sebagai Menteri Pendidikan dalam Kabinet Gotong Royong Presiden Megawati Soekarno Putri dan Hamzah Haz. Tanggal 17 Mei dipilih sebagai peringatan Hari Buku Nasional berdasarkan pada berdirinya Perpustakaan Nasional (Perpusnas) pada 17 Mei 1980.

Alasan Abdul Malik Fadjar mencetuskan peringatan ini adalah untuk meningkatkan minat baca dan literasi masyarakat di seluruh Indonesia yang saat itu masih tergolong rendah. Data yang dikeluarkan UNESCO pada 2002 menunjukkan, tingkat literasi orang dewasa atau penduduk yang berusia 15 tahun ke atas berada di angka 87,9 persen. Angka tersebut jauh jika dibandingkan dengan negara-negara di Kawasan Asia Tenggara, seperti Malaysia (88,7 persen), Vietnam (90,3 persen), dan Thailand (92,6 persen).

Selain literasi yang rendah, penjualan buku pada saat itu juga terbilang rendah. Setiap tahunnya, Indonesia hanya mencetak 18 ribu buku. Angka tersebut terbilang sangat rendah jika dibandingkan dengan negara Asia lainnya, seperti Jepang yang mencetak 40 ribu buku setiap tahunnya dan Tiongkok dengan 140 ribu buku per tahunnya.

Abdul Malik Fadjar sadar bahwa meningkatkan minat baca masyarakat merupakan sebuah tantangan yang cukup berat mengingat generasi muda yang sudah mulai didominasi oleh sistem komunikasi dengan telepon, tetapi sedikit membaca buku. Abdul Malik Fadjar akhirnya mengajak masyarakat Indonesia untuk meningkatkan minat baca sebab membaca bisa menambah pengetahuan perkembangan dunia modern.

Peringatan Hari Buku Nasional 17 Mei 2024
Saat ini, literasi peserta di Indonesia juga masih terbilang rendah. Dilansir situs Kemendikbud, survei yang dilakukan oleh Program for International Student Assessment (PISA) pada 2019 menunjukkan Indonesia berada di peringkat ke 62 dari 70 negara. Artinya, Indonesia adalah 10 negara terbawah dengan tingkat literasi yang rendah.

Selain survei yang dilakukan oleh PISA, data dari UNESCO juga mengatakan hal yang sama. Dikutip dari situs Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), minat baca masyarakat Indonesia hanya sebesar 0,001 persen. Artinya, hanya ada 1 dari 1.000 orang Indonesia yang rajin membaca. UNESCO juga menempatkan Indonesia sebagai negara terendah kedua untuk tingkat minat baca.

Hari Buku Nasional 17 Mei 2024 ini juga menandakan perayaan hari jadi Perpustakaan Nasional yang ke 44. Perpustakaan Nasional didirikan pada 17 Mei 1980 silam berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0164/0/1980 yang ditandatangani oleh Dr Daoed Joesoef, Menteri Pendidikan pada saat itu.

Itulah tadi penjelasan mengenai sejarah peringatan Hari Buku Nasional 17 Mei. Mari rayakan Hari Buku Nasional 17 Mei 2024 dengan membaca buku untuk meningkatkan minat literasi di Indonesia!

Penulis: Alima Sri Sutami Mukti

Editor: Nida Millatissaniyah