Run to Alloh
Bagikan ini :

Apabila seseorang berlari karena di kejar singa, pasti dia akan fokus kepada upaya penyelamatan dirinya. Dia tidak akan peduli jika misalnya ada duri atau paku yang menusuk kakinya. Dia juga tidak akan peduli jika misalnya seseorang memintanya untuk berhenti dan akan di beri setumpuk harta. Dia tetap berlari sekencang kencangnya.

FIRAR. Dalam bahasa arab, kata ini berarti “berlari”. Biasanya di gunakan untuk mengungkapkan lari dari sesuatu semisal dikejar singa, anjing, orang gila, atau musuh. Untuk lari mengejar sesuatu, mengunakan kata yang berbeda.

Dalam syariat islam, seorang muslim di haruskan untuk berlari menuju rahmat Alloh. Berlari dari kegelapan menuju cahaya terang benderang. Dari syirik menuju tauhid. Dari maksiat menuju taat. Dari salah menuju saleh.

Alloh berfirman:

فَفِرُّوْٓا اِلَى اللّٰهِۗ اِنِّيْ لَكُمْ مِّنْهُ نَذِيْرٌ مُّبِيْنٌۚ

fa firrû ilallâh, innî lakum min-hu nadzîrum mubîn

“Maka, (katakanlah kepada mereka, wahai Nabi Muhammad,) “Bersegeralah kembali (taat) kepada Allah. Sesungguhnya aku adalah seorang pemberi peringatan yang jelas dari-Nya untukmu”.

(Q.S Adz Dzariyat (51):50)

Dalam firman-Nya ini, Alloh memerintahkan kita semua supaya berlari menuju Alloh. Berlari menuju kepada-Nya seperti kita berlari di kejar singa, berlari kencang tanpa mempedulikan rasa sakit yang mungkin di rasa raga atau bujuk rayu dunia.

Ayat ini menyimpan pesan yang begitu dalam untuk kita renungkan. Seakan Alloh mengajak kita untuk cepat-cepat berpindah dari suatu tempat ke tempat yang baru. Dari suatu lingkungan ke lingkungan yang baru. Dari satu keadaan ke keadaan yang baru.

Sebenarnya ada apa di tempat kita sekarang sehingga kita diajak untuk bergegas pindah? apa yang telah disiapkan di tempat baru itu, hingga kita di perintah untuk berusaha dan bergegas meraihnya?

Kita diajak berlari dari apa yang Alloh benci menuju yang dia senangi, dari kebodohan menuju ilmu, dari hawa nafsu menuju takwa, dan dari keraguan menuju yakin. Barang siapa benar arah berlarinya menuju Alloh, maka dia akan menemukan tempat yang tepat di sisis-Nya.

Dari kejahilan menuju ilmu

Orang yang jahil menurut islam tidak hanya orang yang tidak mempunyai pengetahuan tentang sesuatu. Orang yang pengertahuan dan cakrawala berfikirnya luas pun bisa menjadi orang yang jahil. menurut islam, ilmu meliputi pengetahuan tentang kebenaran dan mengamalkan kebenaran yang telah ia ketahui.

Dari kemalasan menuju semangat

Ibnu Qoyyim menyatakan bahwa sifat malas, menunda nunda amal, berandai andai, dan yang sejenis dengannya sangat berbahaya bagi manusia. Kemalasan laksana pohon yang hanya membuahkan kerugian dan penyesalan.

Ada beberapa ayat Al Quran yang mengisyaratkan agar kita menerima semua perintah Alloh dengan segenap kesungguhan dan penuh semangat, Alloh berfirman:

وَاِذۡ اَخَذۡنَا مِيۡثَاقَكُمۡ وَرَفَعۡنَا فَوۡقَكُمُ الطُّوۡرَؕ خُذُوۡا مَآ اٰتَيۡنٰكُمۡ بِقُوَّةٍ وَّ اذۡكُرُوۡا مَا فِيۡهِ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُوۡنَ

Wa iz akhaznaa miisaaqakum wa rafa’naa fawqakumut Tuura khuzuu maaa aatainaakum biquwwatinw wazkuruu maa fiihi la’allakum tattaquun

“Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil janji kamu dan Kami angkat gunung (Sinai) di atasmu (seraya berfirman), “Pegang teguhlah apa yang telah Kami berikan kepadamu dan ingatlah apa yang ada di dalamnya, agar kamu bertakwa.”(Q.S Al-baqoroh (2) :63)

وَكَتَبْنَا لَهٗ فِى الْاَلْوَاحِ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ مَّوْعِظَةً وَّتَفْصِيْلًا لِّكُلِّ شَيْءٍۚ فَخُذْهَا بِقُوَّةٍ وَّأْمُرْ قَوْمَكَ يَأْخُذُوْا بِاَحْسَنِهَاۗ سَاُورِيْكُمْ دَارَ الْفٰسِقِيْنَ

wa katabnâ lahû fil-alwâḫi ming kulli syai’im mau‘idhataw wa tafshîlal likulli syaî’, fa khudz-hâ biquwwatiw wa’mur qaumaka ya’khudzû bi’aḫsanihâ, sa’urîkum dâral-fâsiqîn

“Kami telah menuliskan untuk Musa pada lauh-lauh (Taurat) segala sesuatu sebagai pelajaran dan penjelasan untuk segala hal. Lalu (Kami berfirman kepadanya,) “Berpegang teguhlah padanya dengan sungguh-sungguh dan suruhlah kaummu berpegang padanya dengan sebaik-baiknya. Aku akan memperlihatkan kepadamu (kehancuran) negeri orang-orang fasik.”(Q.S AL-A`araaf (7) :145)

Setiap muslim mesti berlari meninggalkan rasa malas nya menuju keteguhan dan semangat yang senantiasa berapi api dalam segala kebaikan.

Dari dada sesak menuju dada lapang

Berikutnya, hendaknya setiap muslim meninggalkan dadanya yang sesak sesegera mungkin menuju dada yang lapang. sesaknya dada seseorang biasa datang saat ia hawatir dan gundah mengenai kemaslahatan dirinya, hartanya, atau keluarganya. Dia murung apabila ada ancaman terhadap diri, harta atau keluarganya.

Ancaman yang hakiki adalah ancaman yang datang dari Alloh. Ancaman yang datang hanya jika seseorang melanggar aturan aturannya. Ancama yang datang dari selain Alloh tidak lah seberapa jika di bandingkan dengan ancamannya .

Dalam sebah hadis qudsi Alloh berfirman:

“Aku sesuai dengan perasangka hambaku terhadapku, aku akan bersamannya jika dia berdoa kepadaku.”

Yakinlah, Alloh itu maha pemaaf. Dia akan berlari menuju dirimu saat kamu berjalan mendatangi-Nya. jadi, bukalah hatimu, dan mulailah mendatangi-Nya sekalipun dengan merangkak, karna dia pasti sangat senang dan akan membukakan pintu maaf-Nya atas semua kesalahanmu.

Teruslah melngkah menuju-Nya dan jangan pernah berputus asa dari rahmatnya. tetaplah melangkah walau jalan itu sepi. Tetaplah lah berlari walau jalan itu sempit. Tetaplah istikomah dan hamasah dalam hijrahmu, soleh dan solehah mari kita berlomba berlari menuju Alloh Swt.

Pewarta: Alima sri sutami mukti

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *