Memperingati Harlah NU Yang Ke-1 Abad
Bagikan ini :

Sebagai salah satu pesantren yang berada di bawah ajaran Ahlussunnah wal Jama’ah Annahdliyah, Pondok pesantren Miftahulhuda Al-Musri’ tentu akan terus meneladani dan mengenang sejarah perjuangan para pahlawan terutama para ulama yang telah memperjuangkan dan mendirikan Nahdlatul Ulama (NU). Untuk itulah setiap tahun Miftahulhuda Al-Musri’ selalu menggelar peringatan Hari lahir NU.

 

Dalam rangka memperingati 1 abad Hari Lahir (Harlah) Nahdlatul Ulama, Pada hari Kamis 2 Februari 2023, Miftahulhuda Al-Musri’ mengadakan acara yang diikuti oleh semua santri. Adapun inti dari acara tersebut, yaitu:

  1. Pesembahan dari IPNU dan IPPNU juga Pagar Nusa dan Sri Kandi
  2. Berbagai sambutan
  3. Talk Show ke-NU an
  4. Pemberian Cinderamata
  5. Lomba musikalisasi puisi antar kelas
  6. Nonton bareng film pahlawan.

Acara yang diurus oleh IPNU dan IPPNU Miftahulhuda Al-Musri tersebut bertujuan untuk mempererat ke-NU an para santri dengan mengenang para Syuhada yang 1 abad lalu berjuang melawan para penjajah demi mempertahankan negara, agama, dan Nahdlatul Ulama.

 

Sebagaimana nasihat yang ada dalam motto Harlah tahun ini: “Mola Diri Sajeroning Budi Pekerti ku Ngagugu ka Guru, ku Ngahirup-hirup NU”. Maksudnya yaitu berbenah menjadi sebaik-baiknya diri sendiri dalam berbudi pekerti terutama kepada guru. Dan karena kita menuntut ilmu dengan berlandaskan Ahlussunnah Wal Jama’ah, maka kita juga harus mempertahankan dan menghidupkan Nahdlatul Ulama.

 

Dalam kitab Ta’limul Muta’allim dijelaskan, bahwa seorang murid tidak akan memperoleh ilmu dan tidak akan dapat mengambil manfaatnya, jika tidak menghormati ilmu dan guru.

TWIBBON HARLAH SATU ABAD NAHDLATUL ULAMA

Sejarah pondok pesantren bermula dari sistem pengembangan agama Islam yang dirintis oleh Wali Songo dan menyebar ke pelosok Nusantara. NU sebagai organisasi keagamaan, sejak kelahirannya sejak 1926, sangat memperhatikan keberadaan pondok pesantren. Bahkan dalam anggaran dasarnya (1927) maupun dalam Statutent Nahdlotoel Oelama (1927) dinyatakan bahwa bidang garapan NU untuk mencerdaskan sumber daya manusia dengan membantu pembangunan pondok pesantren. Fungsi dari pondok pesantren adalah sebagai lembaga dakwah, pengkaderan ulama, pengembangan ilmu pengetahuan dan pengabdian masyarakat.

 

Nahdlatul Ulama (NU) artinya adalah kebangkitan ulama. Sebuah organisasi yang didirikan oleh Hadratussyekh KH. Hasyim Asy’ari serta para ulama lain pada tanggal 31 Januari 1926 M/16 Rajab 1344 H di Surabaya. Tanggal tersebut kemudian yang hingga kini diperingati sebagai Hari Lahir Nahdlatul Ulama (NU) atau Harlah Nahdlatul Ulama (NU).

Lahirnya Nahdlatul Ulama tidak hanya untuk merespons kondisi masyarakat yang pada saat itu sedang terjajah, problem keagamaan, dan problem sosial di tanah air, tetapi juga menegakkan warisan-warisan kebudayaan dan peradaban Islam yang telah diperjuangkan oleh Nabi Muhammad SAW. dan para sahabatnya.

Berdirinya NU berangkat dari komite dan berbagai organisasi untuk membentuk organisasi yang lebih mencakup dan lebih sistematis serta untuk mengantisipasi perkembangan zaman. Setelah berkoordinasi dengan berbagai kiai, maka muncul kesepakatan untuk membentuk organisasi yang bernama Nahdlatul Ulama (Kebangkitan Ulama) pada 16 Rajab 1344 H (31 Januari 1926 M). Organisasi NU pada saat itu dipimpin oleh KH. Hasyim Asy’ari sebagai Rais Akbar.

 

Akhir-akhir ini semakin nyata adanya fakta yang tak terbantahkan, sesuai sabda Rasulullah SAW. bahwa umat Islam akan terpecah menjadi banyak firqah dan aliran yang semuanya tidak ada yang selamat kecuali mereka yang ikut sunnah Nabi dan para sahabatnya. Perkataan Nabi ini sangat populer disebut Ahlussunnah Wal Jama’ah, yang dianut oleh organisasi sosial keagamaan terbesar di Indonesia dengan nama Nahdlatul Ulama.

 

Ketika NU hidup di dunia modern, mau tidak mau organisasi ini juga harus mengembangkan diri, untuk menyesuaikan perkembangan zaman yang dijalani. Tujuan NU didirikan adalah berlakunya ajaran Islam yang menganut paham Ahlussunnah Wal Jama’ah dan menurut kepada salah satu dari madzhab 4 untuk terwujudnya tatanan masyarakat yang demokratis dan berkeadilan demi kemaslahatan dan kesejahteraan umat.

 

pewarta : Rahmi Rahmatussalamah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *