Puasa Asyura adalah puasa sunnah yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW dan dilaksanakan pada bulan Muharram setiap tahunnya. Lalu, kapan Puasa Asyura dilaksanakan pada tahun 2024?
Puasa di bulan Muharram adalah sebaik-baik puasa setelah Ramadan. Keutamaan ini disebutkan dalam sebuah hadits berikut,
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلَاةُ اللَّيْلِ
Artinya: “Sebaik-baik puasa setelah bulan Ramadan adalah puasa bulan Muharram dan sebaik-baik salat setelah salat wajib adalah salat malam.” (HR Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi, An-Nasa’i, Ibnu Majah, dan Ahmad)
Mengutip buku Tata Cara dan Tuntunan Segala Jenis Puasa karya Nur Solikhin, ada beberapa puasa sunnah yang dianjurkan di bulan Muharram, yakni puasa Asyura yang dalam bahasa asyura berarti sepuluh, dan sepuluh menunjukan tanggal 10 Muharram.
Kapan Puasa Asyura 2024?
Puasa Asyura 2024 Jatuh pada 16 Juli
Tahun ini umat Islam memasuki Muharram 1446 H. Mengacu pada kalender Hijriah Indonesia 2024 terbitan Kementerian Agama RI, 1 Muharram 1446 H jatuh pada 7 Juli 2024. Dengan demikian, 10 Muharram 1446 H atau puasa Asyura 2024 akan dilaksanakan pada Selasa, 16 Juli 2024.
Berbeda dengan pemerintah, Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU) mengikhbarkan 1 Muharram 1446 H jatuh pada 8 Juli 2024. Tidak ada laporan hilal terlihat pada 29 Dzulhijjah yang jatuh pada Sabtu, 6 Juli 2024 sehingga istikmal (digenapkan 30 hari).
Berdasarkan ketetapan tersebut, jadwal puasa Asyura 2024 NU dilaksanakan pada Rabu 17 Juli 2024.
Umat Islam yang hendak menjalankan puasa Asyura 2024 bisa mengawalinya dengan membaca niat puasa Asyura. Berikut bacaannya.
Niat Puasa Asyura
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ ِعَا شُورَاء لِلهِ تَعَالَى
Arab latin: Nawaitu shauma ghadin ‘an ada’i sunnati ‘Asyura lillahi ta’ala
Artinya: “Saya berniat puasa sunnah Asyura karena Allah Lillahi ta’ala.”
Keutamaan Puasa Asyura
Puasa Asyura memiliki keutamaan menghapus dosa setahun yang lalu. Keutamaan puasa Asyura ini disebutkan dalam suatu hadits seperti dinukil dari buku Rahasia dan Keutamaan Puasa Sunah karya Abdul Wahid, berikut ini.
قَالَ وَسُبِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَرَفَةَ فَقَالَ يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ وَالْبَاقِيَةَ قَالَ وَسُبِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمٍ عَاشُورَاءَ فَقَالَ يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ
Artinya: “Kemudian beliau ditanya tentang puasa pada Arafah, maka beliau menjawab: ‘Puasa itu akan menghapus dosa-dosa satu tahun yang lalu dan yang akan datang.’ Kemudian beliau ditanya tentang puasa pada hari Asyura, beliau menjawab, ‘Ia akan menghapus dosa-dosa sepanjang tahun yang telah berlalu’.” (HR Muslim)
Menurut riwayat, pada masa jahiliah kaum Yahudi dan Nasrani juga melakukan puasa pada tanggal 10 Muharram, begitu pula Rasulullah SAW melakukan puasa Asyura ketika masih di Makkah dan Madinah.
Waktu Nabi Muhammad SAW tiba di Madinah, beliau melihat kaum Yahudi sedang melakukan puasa Asyura. Lantas beliau bertanya, “Hari apa ini?”
Kemudian kaum Yahudi tersebut menjawab, “Ini adalah hari yang baik, pada hari ini Allah SWT selamatkan bani Israil dari musuhnya, maka Nabi Musa AS berpuasa pada hari ini.”
Rasulullah SAW bersabda,
فَأَنَا أَحَقُّ بِمُوْسَى مِنْكُمْ
Artinya: “Saya lebih berhak mengikuti Musa dari kalian (kaum Yahudi).”
Kemudian beliau berpuasa pada hari itu dan sembari memerintahkan umatnya untuk melakukannya juga.” (HR Bukhari)
Dalil di atas sama seperti yang diungkapkan oleh Ibnu Abbas RA:
حِينَ صَامَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ قَالُوا: يَا رَسُولَ اللهِ إِنَّهُ يَوْمُ تُعَلِّمُهُ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ إِنْ شَاءَ اللهُ صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ» قَالَ: فَلَمْ يَأْتِ الْعَامُ الْمُقْبِلُ حَتَّى تُوُفِّيَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Artinya: “Manakala Rasulullah SAW menjalankan ibadah puasa Asyura dan memerintahkan untuk berpuasa bersamanya, para sahabat pun berkata: “Wahai Rasulullah, sesungguhnya hari ini adalah hari yang diagungkan oleh kaum Yahudi dan Nasrani.” Maka Rasulullah memberikan penjelasan, “Apabila tahun depan tiba, insyaallah kita akan berpuasa pada hari yang kesembilan. Ibnu Abbas menjelaskan maka sebelum tiba pada tahun yang akan datang tersebut, Rasulullah SAW wafat terlebih dahulu.”
Jadwal Puasa Sunnah Muharram
Selanjutnya, di bulan Muharram tidak hanya ada puasa Asyura, berikut ini jadwal puasa sunnah bulan Muharram.
Mengutip buku Siapa Berpuasa Dimudahkan Urusannya karya Khalifa Zain Nasrullah, puasa sunnah yang bisa dilakukan di bulan Muharram adalah puasa sunnah mutlaq, puasa Daud, puasa Senin-Kemis, puasa Ayyamul bidh.
Puasa tanggal 9 Muharram disebut puasa Tasu’a. Hal ini mengacu pada sebuah hadits yang berbunyi, “Jika demikian, pada tahun mendatang kita juga akan berpuasa pada hari kesembilan, insyaallah.” (HR Muslim)
Puasa tanggal 10 Muharram disebut puasa Asyura, Sementara keutamaan puasa sunnah Asyura (10 Muharram) telah disabdakan Rasulullah SAW “Puasa Asyura akan menghapus dosa setahun yang lalu.” (HR Muslim)
Berikut jadwal puasa sunnah Muharram selengkapnya.
- Puasa Tasua 9 Muharram: 15 Juli 2024
- Puasa Asyura 10 Muharram: 16 Juli 2024
- Puasa Ayyamul Bidh 13, 14, 15 Muharram: 19, 20, 21 Juli 2024
- Puasa Senin-Kamis Muharram: 8, 11, 15, 18, 22, 25, 29 Juli 2024 dilanjutkan 1 dan 5 Agustus 2024.
Jadwal puasa Muharram tersebut, khususnya Tasua dan Asyura, adalah versi pemerintah dan Muhammadiyah. Sementara menurut NU, puasa Tasua jatuh pada 16 Juli 2024 dan puasa Asyura jatuh pada 17 Juli 2024.
Editor: Alima sri sutami mukti