MUBALIGHAN BAHASA ARAB

Program Mubaligan adalah santri berbicara atau ceramah keagamaan di hadapan santri lainnya. kegiatan mubaligan ini masing masing santri diharuskan untuk berdakwah menyampaikan materi dengan sistem dakwah atau ceramah.

Tujuannya supaya ketika santri sudah muqim ke kampung halamannya di harapkan mampu menyampaikan ilmu dengan baik dan benar.

Pada kesempatan kali ini program mubalighan Bahasa Arab yang biasanya kegiatan ini dilaksanakan pada kelas 3 tingkat Aliyah , yang mana acara tersebut biasanya disebut acara kelasan, acara mubalighan Bahasa arab tersebut diawasi langsung oleh juri,

  • Ketua biro departement of Bahasa
  • Ketua biro tarbiyah dan dakwah
  • Rois ‘am

Acara tersebut biasanya berlangsung pada pada malam kamis dan malam jum’at, dan dihadiri oleh semua santriyin dari Tingkat I’dadiyah sampah ma’had aly. Pada waktu sekarang kelas 3 tingkat aliyah yaitu Alkibriitul Ahmar.

Kifayatul Atqiya’: Perintah Menyebut Nama Allah

Bagi siapa saja yang hobi menekuri kitab-kitab turots pasti sudah begitu akrab dengan nama Syaikh Muhammad Syata ad-Dimyathi. Dialah Ulama cemerlang pengarang kitab I’anatut Tholibin yang sangat masyhur itu.Nama utuhnya adalah Sayyid  Bakr Al-Maky Ibnul `Arif billah As-Sayyid Muhammad Syata Ad-Dimyathi Al-Syafii. Imbuhan As-Syafi’i menyuratkan bahwasanya beliau termasuk penganut madzab Imam Syafi’i.

Membincangkan produktifitasnya dalam menulis kitab, karangan-karangan beliau sudah bejibun dalam berbagai bidang keilmuan, tak terkecuali juga anggitanya dalam babakan tasawuf.

Diceritakan, mulanya beliau diminta oleh sebagian santri-santrinya untuk menuliskan sebuah syarah tipis dari kitab yang bernama Hidayatul Adzkiya ila Thoriqil Auliya milik ulama keturunan India Syaikh Zainudin ibn syaikh Ali ibn Syaikh Ahmad Al-Ma’bariy. Dengan segala kerendahan hati beliau akhirnya memohon pertolongan dan bimbingan kepada Allah semoga dapat menunaikan permintaan tersebut seraya berdoa agar dimasukan ke jalan hamba-hamba-Nya penempuh laku tasawuf.

Walhasil, dinamailah kitab itu Kifayatul Atqiya wa Minhajul Asfiya. Dari penuturan beliau sendiri, kesemua muatan ajaran yang tertuang di dalamnya tak lain adalah nukilan dari petuah para ulama, perkataan orang-orang saleh dan nasehat para arif billah.

Pentingnya membaca Bismillah

Petikan nilai pertama yang diajarkan dalam kitab ini berkait tentang pentingnya menyebut nama Allah yang terejewantahkan dalam lafadz bismillah. Utusan terpilih akhir zaman—Nabi Muhammad saw—juga memerintahkan agar senantiasa mengawali segala perbuatan dengan menyebut Bismilah, karena pada permulaan yang disertai dengan ucapan tersebut terkandung banyak keberkahan dan nikmat yang agung. Dan lagi, karena yang sedemikian itu tergolong orang-orang yang mendapatkan hidayah, didekatkan kepada keridhaan dan dijauhkan dari marah bahaya-Nya.

Dikatakan, kalau Ba’ dalam lafadz Bismillah bermakna Baha’ullah (Keindahan Allah), lalu Shin sendiri bermakna Sanaullah (Keagungan Allah) sedang mim nya memeiliki arti Majdullah (keluhuran Allah). Kali lain ada yang memeram pretelan huruf ini dengan arti, Bakauttaibin (tangisanya orang yang bertaubat), Sahwul ghofilin (lalainya orang yang lupa) dan Magfirotullah lilmudznibin (ampunan Allah bagi yang berdosa).

Bertaut pada tema yang sama, saduran dari para ahli tasawuf menguraikan: Seandainya Allah swt telah menitipkan segala rupa ilmu-Nya di dunia ini dalam satu huruf yaitu Ba’ yang termanifestasikan dalam Biy (NamaKu). Sudah barang tentu hal ini sangat enigmatik dan mengundang beragam pertanyaan bagi siapa pun.

Ternyata jawaban untuk kegamangan ini terbubuh dalam kalimat apik berikut ini:

بى كان ما كان بى يكون ما يكون (Dengan menyebut namaKu—Allah—apa yang sudah ada pasti ada dan yang akan ada pasti akan ada).

Jika kita coba merenung pikirkan kalimat sarat makna di atas rupanya betul betul sudah menjawab pertanyaan yang mengelukan pening tadi. Bagaimana tidak? apapun yang ada di dunia ini—aku, kamu, dia, dan bumi seisinya tak terkecuali itu ilmu (silahkan teruskan sendiri)—tak lain dan tak bukan hasil dari konsekuensi baku atau akibat otomatis dari sebab firman Allah Kun fayakun (jadi maka jadilah). Ya, sesederhana itu penjelasanya. Karena wujudnya semua alam ini sebab Aku dan bukan selainKu.

Tak heran bila seorang yang menjalani laku tasawuf kerap kali merogoh sari arti sampai palung paling dasar, memandang segala sesuatunya berdasarkan nilai terdalam, dia tidak berhenti hanya di kulit saja.

ما نظرت فى شيء الا رايت الله فيه او قبله

“Aku tidak melihat ke dalam sesuatu kecuali aku memandang Allah di dalamnya ataupun sebelumnya.”

Sampai di sini, berarti sanad keilmuan–yang kita sebut dengan diskursus genealogi–ternyata semua muaranya pada lafadz Biy—namaKu.

Pewarta: Alima Sri Sutami Mukti

Editor: Nida Millatissaniyah

Aqiqah Muhammad Faahim Ilman

Yang dilaksanakan pada tanggal 24 Juli tahun 2024 di Majelis kediaman sang kakek Kh. Mukhtar Gojali , acara tersebut diisi oleh pembacaan maulid ad-diba’i dan dipimpin langsung oleh santri Ypp. Miftahulhuda Al-Musri’, dan juga do’a langsung di pimpin oleh Kh. Burhan Rosyidi Salah satu Dewan kyai Ypp. Miftahulhuda Al-Musri’.

Pada acara tersebut di hadiri oleh para dewan kyai Al-Musri’ dan segenap keluarga Al-Musri’ yang meliputi dewan ampuh dan sebagian pengurus osma . Halnya dilaksanakan nya acara tersebut guna untuk terlaksananya silaturahmi dan untuk mendo’akan buah hati Ang Abdul Jabbar Al-Barri yang telah lahir  , yang diberi nama Muhammad Faahim Ilman.

Aqiqah adalah peristiwa agama berupa penyembelihan kambing bagi bayi yang baru lahir, satu ekor kambing untuk perempuan dan dua ekor kambing untuk laki-laki, yang disedekahkan kepada kerabat dan handaitolan. Di Indonesia, ritual aqiqah tersebut dipandu dengan tradisi dan kearifan lokal sehingga menjadi sebuah peristiwa yang menarik dan penuh makna.

MUWAJAHAH SANTRI BARU

Pada tanggal 21 juli 2024 tepatnya pada malam senin, di Yayasan Pondok Pesantren Miftahulhuda Al-Musri’ telah di adakannya Muwajahah Santri Baru , acara ini langsung dipimpin oleh biro sekretaris yang memang acara muwajahah santri baru tersebut adalah salah satu program dari biro sekretaris, seluruh santriyin baru berjumlah 251 pada waktu sekarang hitungan tersebut belum di pastikan karena pada saat-saat ini masih banyak orangtua yang mendaftarkan anaknya ke pesantren.

          Acara tersebut di buka oleh Master Of Ceremony yaitu M. Hilman Setiawan selaku biro sekretaris dalam acara tersebut ada beberapa sambutan dari Rois a’m yaitu Ustadz Kamal Ahmad Satria, lalu diteruskan sambutan oleh pihak biro keamanan yaitu Ustadz M. Jibril Firdaus menjelaskan tentang peraturan-peraturan yang ada di YPP. Miftahulhuda Al-Musri’ dan sambutan yang terakhir oleh ketua biro Pendidikan yaitu Ustadz Ihwan Husnandar menjelaskan program ke Al-Musri’an yang mencakup lima belas pan ilmu.

          Adapun acara tanya jawab santri baru kepada para pengurus yang bersangkutan , diadakan nya acara ini guna untuk mengenalkan semua tentang Ke Al-Musri’an, dan acara tersebut disiapkan sebelumnya oleh biro akomodasi .

Kapan Puasa Asyura 2024 Dilaksanakan? Ini Jadwal dan Niatnya

Puasa Asyura adalah puasa sunnah yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW dan dilaksanakan pada bulan Muharram setiap tahunnya. Lalu, kapan Puasa Asyura dilaksanakan pada tahun 2024?

Puasa di bulan Muharram adalah sebaik-baik puasa setelah Ramadan. Keutamaan ini disebutkan dalam sebuah hadits berikut,

أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلَاةُ اللَّيْلِ

Artinya: “Sebaik-baik puasa setelah bulan Ramadan adalah puasa bulan Muharram dan sebaik-baik salat setelah salat wajib adalah salat malam.” (HR Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi, An-Nasa’i, Ibnu Majah, dan Ahmad)

Mengutip buku Tata Cara dan Tuntunan Segala Jenis Puasa karya Nur Solikhin, ada beberapa puasa sunnah yang dianjurkan di bulan Muharram, yakni puasa Asyura yang dalam bahasa asyura berarti sepuluh, dan sepuluh menunjukan tanggal 10 Muharram.

Kapan Puasa Asyura 2024?

Puasa Asyura 2024 Jatuh pada 16 Juli

Tahun ini umat Islam memasuki Muharram 1446 H. Mengacu pada kalender Hijriah Indonesia 2024 terbitan Kementerian Agama RI, 1 Muharram 1446 H jatuh pada 7 Juli 2024. Dengan demikian, 10 Muharram 1446 H atau puasa Asyura 2024 akan dilaksanakan pada Selasa, 16 Juli 2024.

Puasa Asyura 2024 Menurut NU Jatuh pada 17 Juli

Berbeda dengan pemerintah, Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU) mengikhbarkan 1 Muharram 1446 H jatuh pada 8 Juli 2024. Tidak ada laporan hilal terlihat pada 29 Dzulhijjah yang jatuh pada Sabtu, 6 Juli 2024 sehingga istikmal (digenapkan 30 hari).

Berdasarkan ketetapan tersebut, jadwal puasa Asyura 2024 NU dilaksanakan pada Rabu 17 Juli 2024.

Umat Islam yang hendak menjalankan puasa Asyura 2024 bisa mengawalinya dengan membaca niat puasa Asyura. Berikut bacaannya.

Niat Puasa Asyura

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ ِعَا شُورَاء لِلهِ تَعَالَى

Arab latin: Nawaitu shauma ghadin ‘an ada’i sunnati ‘Asyura lillahi ta’ala

Artinya: “Saya berniat puasa sunnah Asyura karena Allah Lillahi ta’ala.”

Keutamaan Puasa Asyura

Puasa Asyura memiliki keutamaan menghapus dosa setahun yang lalu. Keutamaan puasa Asyura ini disebutkan dalam suatu hadits seperti dinukil dari buku Rahasia dan Keutamaan Puasa Sunah karya Abdul Wahid, berikut ini.

قَالَ وَسُبِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَرَفَةَ فَقَالَ يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ وَالْبَاقِيَةَ قَالَ وَسُبِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمٍ عَاشُورَاءَ فَقَالَ يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ

Artinya: “Kemudian beliau ditanya tentang puasa pada Arafah, maka beliau menjawab: ‘Puasa itu akan menghapus dosa-dosa satu tahun yang lalu dan yang akan datang.’ Kemudian beliau ditanya tentang puasa pada hari Asyura, beliau menjawab, ‘Ia akan menghapus dosa-dosa sepanjang tahun yang telah berlalu’.” (HR Muslim)

Menurut riwayat, pada masa jahiliah kaum Yahudi dan Nasrani juga melakukan puasa pada tanggal 10 Muharram, begitu pula Rasulullah SAW melakukan puasa Asyura ketika masih di Makkah dan Madinah.

Waktu Nabi Muhammad SAW tiba di Madinah, beliau melihat kaum Yahudi sedang melakukan puasa Asyura. Lantas beliau bertanya, “Hari apa ini?”

Kemudian kaum Yahudi tersebut menjawab, “Ini adalah hari yang baik, pada hari ini Allah SWT selamatkan bani Israil dari musuhnya, maka Nabi Musa AS berpuasa pada hari ini.”

Rasulullah SAW bersabda,

فَأَنَا أَحَقُّ بِمُوْسَى مِنْكُمْ

Artinya: “Saya lebih berhak mengikuti Musa dari kalian (kaum Yahudi).”

Kemudian beliau berpuasa pada hari itu dan sembari memerintahkan umatnya untuk melakukannya juga.” (HR Bukhari)

Dalil di atas sama seperti yang diungkapkan oleh Ibnu Abbas RA:

حِينَ صَامَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ قَالُوا: يَا رَسُولَ اللهِ إِنَّهُ يَوْمُ تُعَلِّمُهُ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ إِنْ شَاءَ اللهُ صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ» قَالَ: فَلَمْ يَأْتِ الْعَامُ الْمُقْبِلُ حَتَّى تُوُفِّيَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Artinya: “Manakala Rasulullah SAW menjalankan ibadah puasa Asyura dan memerintahkan untuk berpuasa bersamanya, para sahabat pun berkata: “Wahai Rasulullah, sesungguhnya hari ini adalah hari yang diagungkan oleh kaum Yahudi dan Nasrani.” Maka Rasulullah memberikan penjelasan, “Apabila tahun depan tiba, insyaallah kita akan berpuasa pada hari yang kesembilan. Ibnu Abbas menjelaskan maka sebelum tiba pada tahun yang akan datang tersebut, Rasulullah SAW wafat terlebih dahulu.”

Jadwal Puasa Sunnah Muharram

Selanjutnya, di bulan Muharram tidak hanya ada puasa Asyura, berikut ini jadwal puasa sunnah bulan Muharram.

Mengutip buku Siapa Berpuasa Dimudahkan Urusannya karya Khalifa Zain Nasrullah, puasa sunnah yang bisa dilakukan di bulan Muharram adalah puasa sunnah mutlaq, puasa Daud, puasa Senin-Kemis, puasa Ayyamul bidh.

Puasa tanggal 9 Muharram disebut puasa Tasu’a. Hal ini mengacu pada sebuah hadits yang berbunyi, “Jika demikian, pada tahun mendatang kita juga akan berpuasa pada hari kesembilan, insyaallah.” (HR Muslim)

Puasa tanggal 10 Muharram disebut puasa Asyura, Sementara keutamaan puasa sunnah Asyura (10 Muharram) telah disabdakan Rasulullah SAW “Puasa Asyura akan menghapus dosa setahun yang lalu.” (HR Muslim)

Berikut jadwal puasa sunnah Muharram selengkapnya.

  • Puasa Tasua 9 Muharram: 15 Juli 2024
  • Puasa Asyura 10 Muharram: 16 Juli 2024
  • Puasa Ayyamul Bidh 13, 14, 15 Muharram: 19, 20, 21 Juli 2024
  • Puasa Senin-Kamis Muharram: 8, 11, 15, 18, 22, 25, 29 Juli 2024 dilanjutkan 1 dan 5 Agustus 2024.

Jadwal puasa Muharram tersebut, khususnya Tasua dan Asyura, adalah versi pemerintah dan Muhammadiyah. Sementara menurut NU, puasa Tasua jatuh pada 16 Juli 2024 dan puasa Asyura jatuh pada 17 Juli 2024.

Editor: Alima sri sutami mukti