Doa Rasulullah Ketika Mati Lampu

Apa yang anda lakukan ketika di malam hari tiba-tiba terjadi mati lampu dan keadaan menjadi gelap gulita? Seketika mungkin ada yang mengeluh kesal. Ada juga yang bersedih karena mungkin pekerjaannya terganggu. Atau bahkan ada yang mengumpat kegelapan dengan penuh kemarahan. Berbeda sekali dengan sebuah kisah Rasulullah yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dalam beberapa literatur hadits mursal-nya yang juga termaktub dalam Kitab Tafsir Jalalain karya Syekh Jalaluddin Muhammad bin Ahmad Al-Mahalli sebagai berikut:

Pada suatu malam yang syahdu. Rasulullah saat itu sedang berdua dengan istrinya, Sayyidah ‘Aisyah radhiyallahu anha. Saat mereka berdua sedang asyik bercengkrama. Tetiba pelita penerang rumah sederhana namun penuh bahagia itu padam seketika. Keadaan berubah menjadi gelap gulita. Dengan tenang, Sang Nabi lantas berucap penuh wibawa:

إِنَّا للهِ وَ إِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُوْنَ Innā lillāhi wa innā ilaihi rāji‘ūn. Artinya, “Sesungguhnya kita semua adalah kepunyaan Allah, dan hanya kepada-Nyalah kita semua kembali.”

Mendengar ucapan suaminya yang demikian. Sayyidah ‘Aisyah pun mencoba meminta penjelasan dengan berkata, “Sesungguh (yang mati) ini hanyalah lampu penerangan.” Ya, mungkin saat itu sependek pemikiran Sayyidah ‘Aisyah, kalimat tarji’ (bacaan innalillahi) hanya diucapkan ketika terjadi musibah yang luar biasa. Seperti ketika ada saudara muslim meninggal dunia atau terjadi bencana alam yang merenggut banyak korban jiwa.

Tetapi ternyata bagi nabi lain, beliau kemudian menjelaskannya dengan berkata, “Segala sesuatu yang menyusahkan seorang mukmin maka itu adalah musibah.” Demikianlah sudut pandang dan perilaku Rasulullah dalam memaknai musibah. Nabi selalu mengikut sertakan Allah dalam segala sisi kehidupan, dalam setiap perkara. Baik itu dalam hal sesederhana lampu yang padam. Apalagi dalam perkara yang lainnya, sudah barang tentu Rasulullah tak luput untuk mengingat Allah ta’ala. Lewat kisah ini, Rasulullah mengajarkan kita betapa mengingat Allah memberikan dampak yang sangat positif bagi kehidupan kita. Ketika kita waspada dan hati kita senantiasa terikat dengan Allah ta’ala,  saat mengalami hal yang tak sesuai rencana, maka pastinya kita tidak akan mudah merana dan gundah gulana. Dalam keadaan senang pun kita tak akan sombong, lupa diri, terlalu berbangga dan jumawa. Karena kita menyadari, bahwa segala perkara tak lepas dari kuasa Sang Pencipta. Allah pun adalah sebaik-baiknya zat yang mengatur segala takdir kehidupan manusia.

editor Alima sri sutami mukti

Kisah Pengemis dan Kekuatan Kata-kata

Sebuah video singkat tiba-tiba muncul di beranda Media Sosialku. Dari sekian banyak video pendek dari berbagai platform media sosial yang ada, video ini menurutku sangat inspiratif. Alkisah ada seorang pengemis yang ‘mangkal’ di pinggir jalan dengan kotak plastik di depannya. Tentu, semua paham untuk apa kotak itu.   Sekian lama ia menunggu berharap orang-orang yang lewat melintas di depannya merogoh sakunya untuk mengambil uang dan mendonasikan uang itu kepadanya. Untuk meyakinkan semua orang, Ia pun menuliskan sebuah kalimat di karton kardus bekas bertuliskan: “I’m blind. Please help me” (Saya buta. Tolong bantu aku). Ya, pengemis itu memang seorang tunanetra.

Dengan tulisan yang terkesan meminta belas kasihan tersebut, ternyata tak ada orang yang peduli untuk sekedar menyisihkan uang receh dan memasukkannya ke kotak yang ia pegang.   Sampai akhirnya ada seseorang ia rasakan berhenti di depannya. Raut mukanya terlihat sangat senang menunjukkan harapan yang ia tunggu-tunggu lama akhirnya datang juga. Namun sosok yang berhenti itu pun tidak kunjung meletakkan uang di kotak yang sudah ia angkat lebih tinggi dari biasanya. Si pengemis itu pun kemudian memegang sepatu orang yang berhenti di depannya dengan tangannya seolah ingin mengenalnya.

Bukannya memberi uang, orang tersebut tiba-tiba mengambil spidol di samping pengemis dan menuliskan sebuah kalimat di balik karton kardus yang sebelumnya ditulis “I’m blind. Please help me”. Orang itu pun berlalu pergi dengan tanpa memberikan uang sepeserpun. Nampak raut muka si pengemis murung karena harapannya kembali pupus. Ia tadinya sangat berharap, orang yang berdiri di depannya mau memberinya uang untuk membantunya. Namun ternyata ia hanya menuliskan sesuatu menggantikan kalimat “I’m blind. Please help me” yang ia tak tahu kalimat apa itu.   Tak lama setelah seseorang misterius tersebut berlalu, tiba-tiba berbunyi uang koin masuk ke kotaknya. Ia pun merasa senang. Belum hilang rasa itu, kembali suara koin lebih banyak masuk ke kotak yang ia bawa. Ia pun terkaget-kaget karena tiba-tiba banyak orang yang memberinya uang. Hampir setiap orang yang lewat memberinya uang setelah membaca tulisan baru di karton kardus itu.

tiba-tiba, sebuah langkah berhenti di depannya. Si pengemis pun tertegun dan merasakan bahwa ia mengenal langkah itu. Pelan-pelan si pengemis itu memegang sepatu orang itu dan tahu bahwa ia lah yang menulis kalimat itu. Si pengemis itu pun penasaran dan bertanya kepada sosok misterius itu, apa kalimat yang ia tulis “Aku hanya menuliskan hal sama dengan apa yang kau inginkan. “Today is a beautiful day and I cannot see it”. (Hari ini sangat indah, namun aku tak bisa melihatnya),” jawab sosok misterius itu.    Dari kisah ini, kita bisa ambil hikmah bahwa kata-kata memiliki kekuatan luar biasa untuk membangun dan juga menghancurkan. Kata-kata dan ucapan kita bisa menjadi obat yang menyembuhkan luka atau bisa menjadi pisau yang memperdalam luka. Sebuah komentar negatif dapat dengan mudah merusak reputasi seseorang atau komunitas yang dimilikinya. Sebaliknya, kata-kata pujian dan dukungan dapat menginspirasi dan memberdayakan.

Dalam konteks hubungan interpersonal, kata-kata dan ucapan yang baik dan positif dapat memperkuat ikatan dan membangun kepercayaan. Sebaliknya, kata-kata dan ucapan yang kasar dan negatif dapat merusak hubungan dan menimbulkan konflik.   Sehingga sudah seharusnya kita selalu berusaha untuk hati-hati memilih diksi dan menggunakan kata-kata yang positif, mendukung, dan bersifat membangun. Terlebih di era digital saat ini, di mana setiap orang bisa mengatakan apa yang diinginkan dan meluapkannya melalui media sosial. Jika tidak bisa menahan diri maka setiap kata yang ditulis dapat dengan cepat menyebar luas melalui media sosial.   Sebuah hadits mengingatkan, “Sesungguhnya seorang hamba mengucapkan kalimat tanpa dipikirkan terlebih dahulu, dan karenanya dia terjatuh ke dalam neraka sejauh antara timur dan barat.” (HR. Muslim no. 2988).   Dalam al-Qur’an pun diingatkan pada Surat Fatir ayat 10 yang artinya: “Siapa yang menghendaki kemuliaan (ketahuilah) kemuliaan itu semuanya milik Allah. Kepada-Nyalah akan naik perkataan-perkataan yang baik dan amal saleh akan diangkat-Nya. Adapun orang-orang yang merencanakan kejahatan akan mendapat azab yang sangat keras dan rencana jahat mereka akan hancur.”   Dari kisah dan panduan Al-Qur’an dan hadits ini kita bisa mengambil pelajaran bahwa kata-kata walaupun itu sederhana namun positif akan mampu merubah dunia. Maka di era digital saat ini, penting bagi siapapun yang memiliki kemampuan menarasikan hal positif untuk tak lelah memproduksi narasi-narasi inspiratif untuk mewujudkan peradaban dunia yang lebih baik penuh dengan cinta dan harmoni. ” Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tak menulis, ia akan hilang dari masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian” pramoedyaAnanta Toer.  

editor Alima sri sutami mukti

7 Sahabat Paling Banyak Meriwayatkan Hadits

Hadits adalah mutiara yang sangat penting bagi seorang muslim sebagaimana Al Qur’an. Fungsi

hadits adalah sebagai penjelas, penguat dan bahkan menjadi sumber syariat yang tidak tertera secara detail dalam Al Qur’an. Siapa sajakah sahabat paling banyak meriwayatkan hadits?

1. Abu Hurairah 5374 hadits

Sahabat asal Yaman ini hanya 4 tahun bersama Rasulullah, namun seluruh hidupnya ia wakafkan untuk mengabadikan semua perkataan Rasulullah dalam hafalannya yang sangat kuat. Tempat tinggalnya di Masjid Nabawi memungkinkan Abu Hurairah meriwayatkan sampai 5374 hadits. Beliau wafat di Madinah pada era Kekhalifahan Muawiyah bin Abi Sufyan.

2. Abdullah bin Umar 2630 hadits

Putra Umar bin Khattab ini memang istimewa dengan tekadnya untuk meniru segala hal tentang Rasulullah bahkan hingga cara berjalan dan tempat-tempat yang dikunjungi Rasulullah sehari-hari. Selain tangkas di bidang hadits, tafsir dan fiqh, Abdullah bin Umar juga handal di medan tempur bahkan mencapai penaklukan Afrika. Usianya yang muda dan intensitas pertemuan dengan Rasulullah membuat riwayat haditsnya banyak.

3. Anas bin Malik 2286 hadits

10 tahun lamanya Anas bin Malik menjadi asisten pribadi Rasulullah, dan itu jadi rahasia keberkahan hidup Anas. Sebab beliau diberi umur panjang dan anak yang banyak berjumlah 100 lebih. Dikenal pula sebagai pemanah ulung di peperangan melawan nabi palsu. Rasulullah menganggapnya seperti anak sendiri selama hidupnya. Sepeninggal Rasulullah, Anas bermukim di Kota Bushra hingga wafatnya.

4. Aisyah binti Abi Bakr 2210 hadits

Ibunda Aisyah menjadi sumber hadits yang langsung bersumber dari rumah tangganya dengan Baginda Rasulullah. Abu Musa Al Asy’ari berkata, “Jika ada hadits yang tidak kami tahu maknanya, maka kami datang kepada Aisyah dan mendapatkan ilmu darinya.” Beliau terhitung sebagai wanita paling paham tentang ajaran Islam di era sahabat. Pengetahuannya mencakup hadits, tafsir dan fiqh terlebih tentang rumah tangga dan wanita.

5. Abdullah bin Abbas 1660 hadits

“Tinta Umat”, begitulah para sahabat menggelari Abdullah bin Abbas. Sahabat ini termasuk junior di antara generasi sahabat lainnya, namun semuanya bersaksi bahwa Ibnu Abbas ini merupakan sumber ilmu yang sangat diperhitungkan. Umar bin Khattab sering menghadirkan Ibnu Abbas dalam musyawarah kenegaraan, karena ide-ide dan ilmu Ibnu Abbas memahamkan para sahabat. Beliau wafat di Kota Thaif di usia 71 tahun.

6. Jabir bin Abdillah 1540 hadits

Sahabat Anshar ini adalah pembela Rasulullah sejak langkah pertama Rasul di Kota Madinah. Seringnya beliau menghadiri majelis Rasulullah di Masjid Nabawi dengan ingatannya yang kuat membuat beliau meriwayatkan banyak hadits. Sepeninggal Rasulullah, Jabir meneruskan perjuangan dengan mengikuti Pembebasan Syam di bawah kepemimpinan Khalid bin Walid. Beliau wafat di Kota Madinah setelah menjadi Mufti kota tersebut.

7. Abu Said Al Khudri 1170 hadits

Beliau berusia 10 tahun ketika Rasulullah datang ke Madinah. Di usia 12 tahun, beliau ingin ikut dalam Perang Uhud, namun Rasulullah melarangnya karena usianya masih terlalu muda. Meskipun begitu, Abu Said Al Khudri kemudian mengikuti semua pertempuran yang dipimpin Rasulullah. Sahabat ini wafat di Kota Madinah dan dimakamkan di Baqi’ dekat Masjid Nabawi. []

Penulis : M Wildan Musyaffa

Kisah Seorang Syekh yang Mati Menyembah Setan

Kisah Syekh Barseso bukanlah hal yang baru di kalangan santri, bahkan kisah tersebut cukuplah masyhur dikarenakan para kiai serta guru di pondok pesantren senantiasa menceritakan kisah hikmah tersebut untuk menjadi pelajaran bagi para santri. Kisah tersebut menyimpan sarat hikmah yang begitu dalam, menceritakan seorang ahli ibadah yang mengakhiri hidupnya dengan kondisi murtad su’ul khotimah. Adapun kisah tersebut pertama kali diceritakan oleh Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu dan diceritakan kembali oleh Imam Abu Laits As-Samarqandi (wafat 373 H) dalam kitab Tanbihul Ghafilin. Selain itu, kisah ini juga dinukil dari perkataan Utsman bin Affan radhiyallahu ‘anhu. Beliau berkata: “Hati-hatilah kamu dari khamar, sebab ia induk dari dosa-dosa yang keji.”

Dikisahkan hiduplah seorang ahli ibadah bernama Syekh Barseso pada suatu masa. Beliau memiliki suatu keistimewaan yang tidak dimiliki oleh kebanyakan orang. Ia adalah sosok alim ulama yang tekun beribadah di suatu tempat selama 70 tahun lamanya. Setiap usai menjalani ibadah Syekh Barseso tidak keluar dari tempat peribadatannya selama 10 hari. Melihat sangat khusyuknya ibadah yang dijalankan oleh Syekh Barseso,  para setan pun berlomba-lomba mencoba untuk merayu nya agar melakukan maksiat kepada Allah. 

Alhasilditunjuklah setan putih yang telah menyanggupi untuk menggoda Syekh Barseso tersebut, tak lama berselang setan putih tersebut menjelma dengan pakaian serba putih layaknya seorang ahli ibadah seperti Syekh Barseso. Setan itu pun mendatangi kediaman tempat ibadah Syekh Barseso selesai ia menjalankan kegiatan ibadah seperti biasanya. Setan pun mencoba memanggil Syekh Barseso, tetapi tidak dihiraukan sedikit pun olehnya. Sebaliknya Syekh Barseso langsung melanjutkan ibadahnya seperti biasa.

Tak kehabisan akal, setan putih pun mengikuti ibadah tepat di kediaman Syekh Barseso beribadah. Ia mengikuti ibadah layaknya Syekh Barseso, dari pagi sampai malam. Melihat terdapat seseorang yang kuat beribadah seperti dirinya, mendorong Syekh Barseso untuk menanyakan identitas orang tersebut.

“Wahai Fulan, apakah engkau kemarin memanggilku? Lalu apakah ada sebuah kebutuhan yang menyangkut dengan diriku?” Tanya Syekh Barseso terhadap setan tersebut yang menjelma sebagai ahli ibadah. 

“Aku hanya meminta engkau bersedia  mendoakanku. Karena aku melihat engkau adalah ahli ibadah yang sangat khusyuk.” Pinta setan tersebut. 

“Jikalau engkau seorang muslim, maka sesungguhnya engkau sudah aku doakan bersama seluruh umat muslim di dunia ini.” Jawab Syekh Barseso.

“Kalau begitu, aku memohon padamu agar bersedia mengangkatku sebagai muridmu. Karena dengan aku menjadi muridmu, aku bisa menghabiskan banyak waktu bersamamu saat beribadah.” Pinta setan sekali lagi.

Syekh Barseso pun menyetujui permintaan setan itu tanpa sedikit pun curiga. Selang beberapa waktu kemudian, Syekh Barseso melanjutkan ibadahnya dan setan pun turut serta melakukan ibadah layaknya Syekh Barseso.

Setelah keduanya menjalankan ibadah mereka keluar sejenak dari tempat peribadatan dan melakukan perbincangan ringan. Saat perbincangan tersebut, setan kembali melancarkan aksinya yakni menggoda Syekh Barseso. 

“Wahai Syekh Barseso tidakkah dirimu merasa bosan, di setiap harinya melakukan ibadah? Dan apakah tidak ada keinginan untuk bersantai sejenak? Mari kita bersantai sejenak dan mencari seorang perempuan untuk ditiduri.”

Syekh Barseso dengan cepat menolaknya, “Tidak. Itu termasuk dosa yang besar.”

Kemudian setan mengajak Syekh Barseso untuk merampok dan membunuh penjaga warung. Tetapi, Syekh Barseso tetap tidak terbujuk dan mengatakan bahwa hal tersebut adalah dosa besar.

Tak, kehabisan akal setan pun merayu Syekh Barseso agar mau meminum khamr di sebuah warung yang berada di tengah hutan yang dianggapnya tidak banyak orang yang datang.

“Tenang Syekh, di sana pasti jarang sekali dikunjungi oleh banyak orang, sehingga apa yang kita lakukan tidak ada yang mengetahuinya.” Bisik setan merayu Syekh Barseso. 

Syekh Barseso pun akhirnya tertarik atas penjelasan setan tersebut, dan keduanya berjalan menuju warung yang berada di tengah hutan serta meminum khamr yang menyebabkan Syekh Barseso mabuk berat.

Di tengah mabuk beratnya, setan menyuruh Syekh Barseso untuk menatap kemolekan perempuan penjaga warung tersebut. Karena berada di bawah pengaruh khamr, hasrat birahinya Syaikh Barseso pun bangkit hingga akhirnya memperkosa perempuan tersebut.

Namun nasib sial menimpa Syekh Barseso. Seusai memperkosa perempuan tersebut sang suami pun mengetahui apa yang dilakukan oleh Syekh Barseso terhadap istrinya. Kemudian setan menyuruh Syekh Barseso untuk membunuh suami dari perempuan tersebut. 

Berada di bawah pengaruh khamr yang sangat kuat, menjadikan Syekh Barseso kehilangan akal sehatnya, hingga akhirnya ia membunuh pasangan suami istri tersebut. Kegaduhan atas pembunuhan tersebut tidak lama kemudian didengar oleh salah seorang warga yang hendak mencari kayu bakar di tengah hutan. Hingga akhirnya warga tersebut memanggil beberapa warga yang kebetulan sedang beraktivitas di tengah hutan. Beberapa warga tersebut menyeret Syekh Barseso ke tengah-tengah pemukiman warga dengan menyalip menggunakan kayu. 

Saat berada dalam keputusasaan tersebut, setan mendatangi Syekh Barseso dan menjelaskan siapa dirinya. Dalam kondisi yang sangat tidak menguntungkan tersebut, setan menawarkan pertolongan kepada Syekh Barseso dengan menyertakan sebuah syarat. Syarat tersebut adalah, Syekh Barseso harus menyembah dirinya.

“Bagaimana caranya aku dapat menyembah dirimu, bila kondisimu saat ini tangan dan kakiku terikat.” ungkap Syekh Barseso.  

“Cukuplah kedipkan kedua matamu dan anggukan kepalamu sebagai isyarah kau menyembahku.” kata setan 

Sesaat usai mengedipkan mata dan menganggukan kepalanya, Allah pun mencabut nyawa Syekh Barseso. 

Hingga akhirnya seorang alim ulama ahli ibadah yang sangat masyhur dan memiliki banyak murid tersebut harus meninggalkan dunia ini dalam kondisi su’ul khotimah. Na’udzu  billahi min dzalik.

Itulah cerita Syekh Barseso yang meninggal dunia dalam keadaan menyembah kepada setan. Semoga kisah tersebut menjadi pelajaran baik terhadap kita agar senantiasa mampu menjalankan perintah Allah dan menjauhi segala larangannya. Serta semoga kelak kita mendapatkan husnul khotimah saat ajal menjemput kita.  Aamiin.

Penulis : M Wildan Musyaffa

**Tulisan ini dikutip dari berbagai sumber.

Keistimewaan dan Peristiwa di Bulan Jumadil Awal

Rabu 15 November 2023 H, bertepatan dengan tanggal 1 Jumadil Awal 1445 H.  Jumadil Awal adalah bulan kelima dalam penanggalan kalender Islam atau Hijriah. Nama Jumadil Awal diambil dari kata jumadi yang artinya beku dan dingin, sedangkan awal berarti pertama. Mengutip buku Mengenal Nama Bulan dalam Kalender Hijriyah, dinamakan Jumadil Awal karena bulan ini merupakan awal terjadinya musim dingin di negeri Arab. Pada saat itu, udara yang berembus sangat dingin hingga menyebabkan mata air menjadi beku. Selain itu, bulan Jumadil Awal juga dikatakan sebagai bulan penuh keistimewaan. Sebab, banyak peristiwa penting dan berkesan yang terjadi di bulan ini. Lalu, apa saja keistimewaan bulan Jumadil Awal? Merujuk pada buku Keistimewaan Ibadah Sepanjang Tahun oleh Ustadz Abdullah Faqih Ahmad Abdul Wahid (2019), beberapa peristiwa penting dalam Islam yang terjadi pada bulan Jumadil Awal sehingga membuat bulan ini begitu istimewa meliputi:

Pertama: Lahirnya Imam Al Ghazali dan Imam Ali Zainal Abidin; Jumadil Awal merupakan bulan kelahiran beberapa ulama dan awliya besar, seperti Imam Al Ghazali dan Imam Ali Zainal Abidin. Imam Al Ghazali lahir pada pertengahan abad ke-5 Hijriah, tepatnya pada tahun 450 H/1058 M. Sementara Imam Ali Zainal Abidin lahir pada 5 Sya’ban, Tepatnya tahun 38 H/658 M.

Kedua: Pertempuran Moota; Pertemputan Moota terjadi pada bulan Jumadil Awal. Moota adalah nama sebuah kota di Suriah yang menjadi tempat terjadinya pertempuran ini. Nabi Muhammad SAW tidak berpartisipasi dalam pertempuran ini. Rasulullah SAW menunjuk Khalid bin Walid secara langsung sebagai jenderal untuk memimpin Pertempuran Moota. Ditunjuknya Khalid bin Walid sebagai pemimpin pertempuran, membuatnya mendapat julukan sebagai “salah satu pedang Allah”.

Ketiga: Nabi Muhammad SAW Menikahi Khadijah; Bulan Jumadil Awal juga menjadi peristiwa paling berkesan yang dialami Nabi Muhammad SAW. Di bulan ini, Raulullah SAW menikah dengan Khadijah binti Khuwalid. Khadijah menjadi perempuan yang paling dicintai Nabi Muhammad SAW. Khadijah juga menjadi satu-satunya orang yang dititipkan salam oleh Allah SWT melalui Malaikat Jibril saat bertemu Nabi Muhammad SAW.

Keempat: Perang Al Ashirah; Pertempuran yang juga terjadi di bulan Jumadil Awal adalah perang Al Ashirah. Perang ini berlangsung pada tahun kedua hijriah yang dipimpin oleh Nabi Muhammad SAW. Beruntung, pertempuran ini tidak berlangsung sengit. Sebab, kala itu terdapat perjanjian damai antara Rasulullah SAW dengan Bani Mudlij dan penyambung mereka yaitu Bani Hamzah.

Kelima: Wafatnya 3 Sahabat Nabi; Beberapa sahabat Nabi juga mengetahui wafat di bulan Jumadil Awal, di antaranya: (1) Zaid bin Haritsah, sahabat Nabi Muhammad SAW sekaligus pemeluk Islam paling awal dari kalangan bekas budak Nabi Muhammad SAW. (2) Ja’far bin Abi Thalib, merupakan putra dari Abu Thalib dan sepupu dari Nabi Muhammad SAW sekaligus kakak dari Khalifah ke-4 yaitu Ali bin Abi Thalib. (3) Abdullah Ibnu Rawaahah, salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW.

Meskipun dalam Islam, memperlakukan bulan tidak dibeda-bedakan, namun paling tidak Bulan Jumadil Awal juga merupakan bulan yang baik untuk memohon ampunan dan taubat kepada Allah SWT. Bulan dianjurkan Bersedekah; Bersedekah adalah salah satu amalan bulan Jumadil Awal yang tidak boleh dilupakan. Dengan bersedekah, kita bisa membantu sahabat dan saudara yang kurang beruntung. Dalam Islam, melakukan sedekah adalah keistimewaan dan akan diganjar dengan pahala yang besar bagi siapa pun yang melakukannya. Membaca Doa Ziarah Sayyidah Fatimah; Bulan Jumadil Awal disunahkan untuk membaca do’a ziarah untuk Sayyidah Fatimah, putri Nabi Muhammad SAW. Salat Sunah; Bukan hanya meningkatkan kedisiplinan untuk salat wajib 5 waktu, bulan Jumadil Awal juga baik untuk membuat diri kita lebih rajin menunaikan salat sunah. Bacalah surat Al Fatihah dan Al Ikhlas di rakaat pertama. Setelah itu, bacalah surat Al Fatihah dan Al Kafirun untuk rakaat kedua. Sesudah salam, dianjurkan untuk membacakan doa ziarah untuk putri Nabi Muhammad SAW. Wallahu A’lam

Pewarta: Alima Sri Sutami Mukti