MAPAG (Masa Penerimaan Anggota) PAGAR NUSA

Deretan Para Calon Pendekar Pencak Silat Nahdlatul ‘Ulama (PSNU) pagar nusa berseragam hitam terlihat berkumpul dalam acara penerimaan anggota (MAPAG) Angkatan ke 1 di Pondok Pesantren Miftahulhuda Al Musri’ Kp.Ciendog, Ds.kertajaya, Kec.Ciranjang, Kab.Cianjur, hari kamis,(13/01).

Dari kurang lebih 140 pendekar pencak silat pagar nusa yang hadir, yang unik dan menarik dari kegiatan ini adalah diikuti oleh peserta yang berusia 13 tahun. Mereka ikut serta terlibat aktif mengikuti kegiatan dari awal hingga selesai.

Dalam kesempatan tersebut turut hadir Ketua Pimpinan Wilayah Ikatan Pencak Silat pagar nusa Nahdlatul ‘Ulama Provinsi Jawa Barat yaitu H. Asep Saepul Millah. Dirinya berpesan pada para pendekar , untuk harus kuat mental, fisik, dan pemikiran , tidak boleh cemen, tidak boleh jadi pengecut apalagi penakut.

“Harus berani menegakan yang Haq (benar), karena yang di samping kalian, belakang dan depan kalian adalah para Ulama, para Masyayikh NU,yang menyebarkan paham Ahlussunnah Waljama’ah”, Ucapnya.

Demikian pula di ungkapkan oleh salah satu pengurus pagar nusa wilayah kecamatan Cianjur, yaitu Ahmad Mubarok, “pagar nusa adalah salah satu badan otonom  Nahdlatul ‘Ulama berbasis profesi yang bergerak melaksanakan kebijakan NU, pada pengembangan seni tradisi atau budaya, olahraga bela diri pencak silat, ketabiban atau pengobatan alternatif dan pengabdian masyarakat”.

Alumni Pondok Pesantren Miftahuhuda Al Musri’ pusat itu juga menyinggung peranan dari Alm. Gus Maksum dalam melahirkan Ikatan Pencak Silat pagar nusa pada tahun 1986. Dijelaskan oleh Ahmad Mubarok, “Alm. Gus Maksumlah yang paling berjasa dalam menyatukan beberapa perguruan pencak silat yang tumbuh dan berkembang di lingkungan NU, pada akhirnya pagar nusa menjadi wadah dari federasi pencak silat warga NU, dan menjadi organisasi badan otonom di dalam organisasi islam terbesar di dunia (NU),” jelasnya.

Pagar nusa tersebar di daerah seluruh Indonesia, dan luar Negeri, dengan Pimpinan Pusat yang berada di Jakarta”, tutupnya.

Penulis Rifky Aulia

Program Sanitasi Pesantren di Miftahulhuda Al-Musri’ Pusat

Pondok Pesantren (Ponpes) Miftahulhuda Al-Musri’ dijadikan lokasi pembuatan sanitasi yang anggarannya bersumber dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Ponpes yang terletak di Desa Kertajaya, Kecamatan Ciranjang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat (Jabar) menjadi contoh program Sanitasi Berbasis Masyarakat (Sanimas).

Menurut Anggota Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Neng Eem Marhamah Zulfa Hiz, ia juga membawa aspirasi pembangunan program Sanimas di Kecamatan Ciranjang yang notabene berada di timur Kabupaten Cianjur.

Dia menuturkan, program Sanimas didasari masih terdapatnya masyarakat yang membangun mandi cuci dan kakus (MCK) tanpa memikirkan buangan limbah.

“Tak perlu dibuang ke sungai ataupun ke selokan. Nah, karena ekosistem aliran sungai atau selokan ini tercemar, maka tidak ada kehidupan di aliran air tersebut,” tuturnya.

Dengan adanya sanitasi yang baik, terang Eem, ke depan tidak terjadi lagi lingkungan masyarakat yang tercemar. Sebab, pada program Sanimas itu dibangun juga instalasi pengolahan air limbah (IPAL) yang bisa menetralisasi limbah.

“Limbah dari MCK ini ditampung dan dikelola menggunakan IPAL. Sehingga kualitas airnya nanti kembali bersih dan bisa menjadi ekosistem bagi makhluk hidup,” tuturnya.

Sementara itu, Kepala Balai Prasarana Pemukiman Wilayah Provinsi Jabar, Feriqo Asya Yogananta, mengatakan, program Sanimas merupakan upaya pemerintah meningkatkan kesehatan masyarakat perkotaan dan perdesaan. Di Kabupaten Cianjur, program Sanimas diawali dengan pembangunan sanitasi.

“Harapannya, para santri di Pondok Pesantren Gelar ini bisa memanfaatkan sanitasi ini dengan baik. Sehingga ke depan lingkungan permukiman di Pesantren Gelar bisa lebih baik lagi,”

Biaya pembangunannya menelan anggaran sebesar Rp200 juta. Pembangunan sanitasi juga berkat bantuan dari anggota DPR RI dari Fraksi PKB Neng Eem Marhamah Zulfa Hiz.

Hampir 70 persen biayanya dialokasikan untuk pembangunan fisik dan sisanya 30 persen untuk padat karya berupa upah tenaga kerja. Nantinya, pengelolaan sanitasi diserahkan ke kelompok swadaya masyarakat (KSM) di lingkungan pesantren.

“Sanitasi ini tidak hanya untuk lingkungan pesantren saja, tapi juga bisa mencakup 75 SR (sambungan rumah) di lingkungan warga yang bisa memanfaatkan program Sanimas ini,”

Beliau menuturkan program Sanimas muncul didasari pertimbangan masih terdapatnya kawasan permukiman yang padat penduduk. Kondisi tersebut memunculkan limbah domestik atau limbah rumah tangga yang dikhawatirkan tidak terkelola dengan baik.

Sumber : PKB

Penulis : Dimas Pamungkas

TWIBBONE | HARI SANTRI NASIONAL 22 OKTOBER 2021 | Al-Musri’ Pusat

TWIBBONE UCAPAN SELAMAT HARI SANTRI NASIONAL 22 OKTOBER 2021

Contoh (1)

Contoh (2)

Contoh (3)

Dan dibawah ini adalah link tautan untuk membuat foto ” Selamat Hari Santri Nasional 22 Oktober 2021 “


BUAT SEKARANG

Cara mengurusi jenazah kembar siam yang meninggal salah satunya

 Pertanyaan : Bagaimana cara mengatasi jenazah kembar siam yang meninggal salah satunya? 

Jawab : Tatkala dilahirkan dua orang kembar siam kemudian meninggal salah satunya, jika memungkinkan untuk dipisahkan dengan tidak ada madharat maka wajib untuk dimandikan, disolatkan dan dikuburkan. Dan apabila tidak memungkinkan untuk dipisahkan, maka wajib mengerjakan hal yang memungkinkannya saja, yaitu memandikan, mengkafani, dan menyolatkannya, Tidak wajib untuk menguburkannya sampai terpisah dengan sendirinya,  karena tidak ada kemungkinan untuk dikuburkan. Dan apabila keduanya meninggal, yang mana salah satunya adalah laki laki dan yang satunya lagi perempuan,  jika memungkinkan untuk dipisahkan maka wajib memisahkannya. Akan tetapi jika tidak memungkinkan maka tidak apa-apa dan mengerjakan hal yang memungkinkan saja, lalu diusahakan pasca penguburannya, yang dihadapkan ke arah kiblat adalah laki-laki.

Dikutip dari buku IZ AT yang disusun oleh santri kelas 2 aliyah (Izzatul Adzkiya). jika para pembaca yang budiman ingin melihat dari referensi aslinya maka lihat kitab Hasiyah al-bujairomi ala syarhi manhajitthulab juz 1 halaman 586.

Jika para pembaca mempunyai pertanyaan seputar fikih maka silahkan cantumkan di kolom komentar. Terima kasih.