Muwajjahah Santri Baru: Dari Perkenalan Menuju Perjuangan

Pada tanggal 06 Juli 2025 M, YPP. Miftahulhuda Al-Musri’ kembali menggelar agenda tahunan penuh makna yaitu Muwajjahah (Tatap Muka), sebagai sambutan resmi kepada seluruh santri baru tahun ini yang berjumlah 357 orang. Rinciannya:
– 226 santri putra
– 131 santri putri

Acara ini menjadi pintu awal perkenalan santri baru dengan keluarga besar pesantren, dimulai dari struktur kepengurusan hingga nilai-nilai dasar kehidupan di Al-Musri’.

Acara ini berlangsung di Aula Al-Faqih, dan dihadiri langsung oleh pengurus dari berbagai biro, termasuk Rois A’m, Sekretaris, PKNU (Pengurus Komisariat Nahdlatul Ulama), Al-Musri’ Media.

Dalam suasana hangat dan penuh semangat, Hilman Setiawan memandu acara sebagai MC. Beliau membuka dengan sapaan dan semangat yang membangkitkan rasa ingin tahu santri terhadap kehidupan pesantren yang akan mereka jalani.

Acara dilanjutkan dengan tausiyah dan pengenalan nilai-nilai dasar pesantren yang disampaikan oleh P. Ang Faiz Muhammadi (Dewan Ampuh Al-Musri’). Dalam penyampaiannya, beliau menjelaskan:

“Al-Musri’ bukan hanya tempat menuntut ilmu, tetapi juga rumah besar bagi kita semua untuk tumbuh dalam nilai adab, ukhuwah, dan perjuangan dakwah.”

Beliau juga mengenalkan sejarah berdirinya pesantren YPP. Miftahulhuda Al-Musri’, tokoh-tokoh sentral, serta visi besar yang terus dijaga oleh keluarga besar pesantren. Ditekankan pula bahwa setiap santri adalah bagian penting dari perjalanan ini.

Tidak hanya sekadar seremonial, Muwajjahah ini menjadi ruang interaktif antara santri baru dan pengurus, agar hubungan tidak hanya formal, tapi hangat dan terbuka. Para pengurus dari biro PKNU dan Sekretariat turut memperkenalkan struktur dan fungsi mereka, serta menyampaikan pentingnya peran aktif santri dalam kegiatan pesantren.

Acara diakhiri dengan sesi foto bersama dan penyerahan simbolik kenang-kenangan dari pengurus kepada perwakilan santri baru. Suasana penuh kekeluargaan terasa jelas, membuktikan bahwa Al-Musri’ adalah tempat yang menyatukan hati-hati dalam satu barisan perjuangan ilmu dan dakwah.

Bagi santri baru, penting untuk mengikuti setiap agenda orientasi selanjutnya yang akan dipandu oleh tim PKNU dan Biro Kepesantrenan.

YPP. Miftahulhuda Al-Musri’ terus berkomitmen menjadi wadah pembinaan generasi berakhlak, berilmu, dan bermanfaat bagi umat. Selamat datang kepada seluruh santri baru. Mari kita mulai perjalanan ini bersama-sama, dengan niat lillah, semangat ukhuwwah, dan cita-cita yang mulia.

Dengan penuh harap dan do’a, semoga seluruh rangkaian kegiatan Muwajjahah ini menjadi awal yang baik bagi perjalanan para santri baru di YPP. Miftahulhuda Al-Musri’. Semoga mereka tumbuh menjadi pribadi yang berilmu, beradab, dan siap melanjutkan estafet perjuangan Islam di masa depan.


Pendaftaran Santri Baru Masih Dibuka!

Bagi para orang tua dan calon santri yang belum sempat mendaftarkan diri, YPP. Miftahulhuda Al-Musri’ masih membuka forum pendaftaran santri baru tahun ini.

Dengan sistem pembinaan yang terpadu antara ilmu agama, akhlak, kepesantrenan, dan pengembangan potensi, Al-Musri’ menjadi pilihan tepat bagi generasi yang ingin tumbuh dalam cahaya ilmu dan adab.

Untuk pra-pendaftaran secara online, silakan isi formulir resmi kami di: https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLSe5-5l3TbCdCfxfPpaacTFUul3Pfk6AXk09LDTMBR8ewW8o0g/viewform

Anda juga bisa mengunjungi blog resmi kami di almusripusat.com untuk melihat:

  • Brosur resmi pendaftaran
  • Program unggulan pesantren
  • Panduan lengkap cara daftar online dsb.

Yuk, bergabunglah bersama YPP. Miftahulhuda Al-Musri’ – Kertajaya, Ciranjang, Cianjur — tempat berkumpulnya para penuntut ilmu, pejuang dakwah, dan generasi masa depan yang diridhoi Allah.

Wallahulmuwafiq Ilaa Aqwamittharieq, Wassalamualaikum Wabarakatuh

Pewarta: M Wildan Musyaffa

Dilema Nikel Raja Ampat: Menyelamatkan Alam atau Mengejar Tambang

Di wilayah Raja Ampat, Papua Barat Daya, keberadaan tambang nikel menimbulkan polemik serius. Menurut pegiat literasi lokal, Alan Ambrau, meskipun pemerintah pusat melalui Menteri ESDM telah menutup empat dari lima perusahaan tambang di daerah tersebut, satu perusahaan besar bernama PT Gag Nikel masih tetap beroperasi. Alan menilai bahwa perusahaan inilah yang paling berpotensi membahayakan ekosistem di sekitar.

Alan yang berdomisili di Distrik Kofiau menyampaikan bahwa masyarakat lokal kini terbagi menjadi dua kelompok: sebagian mendukung tambang karena alasan ekonomi, sementara sebagian lainnya menentang karena dampaknya terhadap lingkungan dan pariwisata. Mereka yang mendukung umumnya bekerja di perusahaan tambang dan merasa belum merasakan manfaat langsung dari industri pariwisata yang selama ini menjadi ikon Raja Ampat.

Di sisi lain, kelompok yang menolak tambang berasal dari kalangan pelaku wisata lokal. Mereka khawatir bahwa aktivitas tambang, khususnya di Pulau Gag yang dikenal sebagai lokasi menyelam (diving), akan merusak lingkungan laut dan mengganggu ekosistem yang menjadi daya tarik wisatawan domestik maupun mancanegara.

Terkait izin usaha pertambangan (IUP), Alan mengungkapkan bahwa empat perusahaan telah dihentikan izinnya, yaitu PT Anugerah Surya Pratama, PT Kawei Sejahtera Mining, PT Mulia Raymond Perkasa, dan PT Nurham. Namun, PT Gag Nikel yang merupakan bagian dari anak usaha BUMN tetap mendapat izin operasi. Hal ini memunculkan dugaan ketimpangan dalam proses evaluasi perizinan.

Alan menyuarakan keprihatinannya atas keberlanjutan alam Raja Ampat. Ia memperkirakan bahwa tanpa pengawasan yang ketat, wilayah wisata dan pulau-pulau kecil di sana bisa mengalami kerusakan signifikan dalam kurun waktu 10 hingga 20 tahun ke depan. Ia juga menyoroti absennya skema alternatif bagi para pekerja tambang jika nantinya aktivitas pertambangan dihentikan sepenuhnya.

Kritik serupa juga disampaikan oleh Ketua PBNU, Mohamad Syafi’ Alielha (Savic Ali), yang menegaskan bahwa eksploitasi sumber daya alam selama ini lebih menguntungkan segelintir elite tanpa memberikan dampak signifikan pada kesejahteraan rakyat. Ia mendorong pemerintah agar mulai beralih dari ketergantungan pada eksploitasi sumber daya alam menuju pembangunan sumber daya manusia.

Pemerintah melalui Menteri ESDM Bahlil Lahadalia telah mengambil langkah untuk menghentikan empat IUP sebagai bagian dari arahan Presiden. Namun, keputusan untuk membiarkan PT Gag Nikel tetap beroperasi memunculkan pertanyaan besar dari masyarakat dan pegiat lingkungan mengenai arah kebijakan tambang di kawasan konservasi laut sekelas Raja Ampat.

Editor: M Wildan Musyaffa

Sumber: Nu.or.id

12 Tahun Mengenang Sang Guru, 5 Tahun Menumbuhkan Cahaya: Haul Apa K.H. Ade Muhammad Mansur & Harlah Ponpes Banu Mansur

Sudah dua belas tahun berlalu…
Sosok yang kami cintai dan hormati, Apa K.H. Ade Muhammad Mansur bin Mama K.H. Ahmad Faqih, berpulang ke hadirat Allah.
Namun, setiap nasihat dan keteladanan beliau tetap hidup—
di dalam hati santri, di lisan para guru, dan di langkah orang-orang yang dulu pernah beliau bimbing.

Untuk mengenang beliau, Pondok Pesantren Miftahulhuda Banu Mansur kembali menggelar Haul Akbar,
yang kini telah memasuki tahun ke-5 pelaksanaannya secara resmi dan terstruktur di lingkungan pondok.
Haul akbar ke-12 ini digelar di:

📍 Pondok Pesantren Miftahulhuda Banu Mansur
Kp. Mekarmulya, RT.01/RW.05, Desa Sukaratu, Kecamatan Bojongpicung, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.


Malam yang Dihangatkan oleh Doa

Haul dimulai pada pukul 20.00 WIB.
Kang Abi Aceng Hasan Sadzili, MA memandu acara dengan khidmat.
Ayat suci Al-Qur’an dan sholawat dilantunkan oleh Ust. Asep Fahrudin, membawa suasana menjadi tenang dan penuh haru.

Tak lama, P. Ang H. Ariful Kholiq Zaelani, S.Pd., mewakili keluarga besar, menyampaikan sambutan serta menyerahkan santunan secara simbolis kepada anak-anak yatim dan dhuafa.
Santunan ini bukan hanya bantuan, tapi simbol bahwa kasih sayang beliau masih mengalir lewat tangan-tangan orang yang mencintainya.


Kenangan yang Terekam dalam Visual

Haul Akbar ke-12 dan Harlah Ponpes ke-5 ini menghadirkan penayangan video dokumenter yang disiapkan oleh Tim Kreatif.
Video tersebut menampilkan kegiatan Festival Muharaman dan santunan sosial yang telah dilaksanakan sebelumnya.


Video ini bukanlah dokumentasi dari malam puncak,
melainkan hasil dari rangkaian kegiatan yang telah dilaksanakan sebelum acara inti,
yaitu Festival Muharaman dan program santunan sosial.

Dalam video berdurasi singkat tersebut, terlihat semangat para santri, keceriaan anak-anak yatim, dan kerja sama para panitia serta relawan.
Festival yang sarat nilai budaya dan kebersamaan, serta santunan yang penuh kasih dan haru—semuanya ditampilkan dengan apik.

Tiap adegan dalam dokumenter itu seolah berbicara:
Bahwa jejak kebaikan almarhum masih hidup—di wajah anak-anak yang tersenyum, di langkah panitia yang bekerja, dan di semangat kebersamaan yang hangat.

Video ini menjadi pengantar yang sangat menyentuh sebelum masuk ke malam puncak haul,
karena mengingatkan kita semua:
kebaikan itu bukan hanya untuk dikenang, tapi untuk terus dikerjakan.


Teladan yang Terus Dikenang

Selanjutnya, P. Ang Maksalmina, S.Sos. membacakan biografi almarhum.
Sosok Apa K.H. Ade Muhammad Mansur bukan hanya seorang guru,
tapi juga ayah ruhani yang membimbing dengan lembut dan istiqamah.

Lalu diputarkan dokumenter pengajian kitab Al-Hikam,
kitab yang menjadi bagian dari warisan keilmuan beliau.
Kini, meskipun suaranya telah tiada, isi dari pengajiannya tetap menjadi cahaya dalam langkah-langkah para muridnya.


Hikmah, Tawa, dan Doa

K. Aceng Nirwan menyampaikan hikmah dan pelajaran hidup dari almarhum.
Tentang kesederhanaan, keteguhan, dan pengabdian tanpa pamrih.
Semuanya mengajarkan kami: bahwa kebesaran sejati lahir dari ketulusan.

Lalu datanglah Hadiah Kubro yang dipandu oleh K. Acep Sanusi—momen ceria, tawa para santri, hadiah, dan semangat.
Namun di balik semua itu, tetap ada rindu yang diam-diam menetes.
Kami tahu, beliau biasanya hadir, tersenyum menyaksikan semuanya.
Kini hanya namanya yang kami sebut dalam doa.

Acara ditutup dengan doa bersama yang dipimpin oleh para Dewan Kiyai YPP. Al-Musri’ Pusat,
mengangkat harapan agar segala amal beliau diterima dan dilipatgandakan.


Terima Kasih: Untuk Setiap Tangan yang Terlibat

Dengan penuh rasa syukur, kami ucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

  • Para simpatisan, yang hadir dari berbagai wilayah, membawa cinta dan doa.
  • Para muhibbin, yang mencintai beliau meski dari kejauhan, dan tak putus mengirimkan doa.
  • Para muqimin, yaitu para alumni santri Ponpes Miftahulhuda Al-Musri’ yang tetap setia membantu jalannya pesantren,
    dan ikut menjadi bagian dari panitia haul—memberikan waktu, tenaga, dan segala kemampuan dengan ikhlas.
  • Serta seluruh panitia dan Tim Kreatif, yang telah bekerja tanpa pamrih, menyusun acara ini dengan sepenuh hati.

Semoga Allah membalas semua kebaikan kalian dengan pahala yang terus mengalir.


Haul Akbar ke-12 dan Harlah Ponpes ke-5 Ini Bukan Akhir, Tapi Awal Sebuah Janji

Haul ini bukan hanya mengenang,
tapi mengikat janji: bahwa ilmu beliau akan terus diajarkan,
semangatnya akan terus kami jaga,
dan cinta ini akan kami teruskan dari generasi ke generasi.

“Orang-orang yang hidup dalam cinta Allah tak pernah benar-benar mati.
Mereka hidup dalam ilmu yang diajarkan, dalam amal yang dilanjutkan,
dan dalam hati orang-orang yang mendoakannya setiap hari.”


Dokumentasi

Lihat dokumentasi lengkap acara Haul Akbar ke-12 Apa K.H. Ade Muhammad Mansur & Harlah Ponpes Miftahulhuda Banu Mansur ke-5:

https://www.instagram.com/p/DLommcKObmQ/?igsh=MTYwOHlzYTU2YjRoNw==

Pewarta: M Wildan Musyaffa

Ziarah Akbar Ponpes Miftahulhuda Al-Musri’ Banu Mansur ke YPP. Miftahulhuda Al-Musri’ Pusat

Selasa pagi, 1 Juli 2025, keluarga besar Ponpes Miftahulhuda Al-Musri’ Banu Mansur—yang terdiri dari kalangan santri laki-laki dan santri wanita—melaksanakan ziarah akbar bersama ke pondok induk YPP. Miftahulhuda Al-Musri’ Pusat, yang berlokasi di Kertajaya, Ciranjang, Cianjur.

Rombongan besar ini dipimpin langsung oleh Sesepuh Pondok Pesantren, Pangersa Umi Hj. Yayah Rukoyah dan Pangersa Ang Ariful Kholiq Zaelani, bersama para asatidz dan masyaikh pendamping. Sementara itu, ziarah secara spiritual dipimpin oleh, Pangersa Ang Ariful Kholiq Zaelani.

Ziarah ini bukan hanya menjadi ajang silaturahmi dan muhasabah ruhani, tetapi juga mempererat keterikatan sejarah dan sanad keilmuan antara dua pondok pesantren yang bersaudara. Pondok Pesantren Miftahulhuda Al-Musri’ Banu Mansur sendiri merupakan bagian dari keluarga besar Al-Musri’ Pusat, melalui garis keturunan Dewan Sepuh Alm. Apa. K.H. Ade Muhammad Mansur, putra ke-4 dari Mama Syaikhuna KH. Ahmad Faqih Bin K.H. Qurdi (pendiri YPP. Miftahulhuda Al-Musri’ Pusat.)

Turut hadir dalam ziarah ini para masyaikh utama Yayasan Pondok Pesantren Banu Manshur, yang juga masih bagian dari keluarga besar YPP. Miftahulhuda Al-Musri’ Pusat, di antaranya:

  • Pangersa Umi Hj. Yayah Rukoyah
  • Pangersa Ang Maxsalmina
  • Pangersa Ang Ariful Kholiq Zaelani
  • Pangersa Ang Muslih
  • Pangersa Ang Darwis Munawarul Haq
  • Serta seluruh para masyaikh lainnya, baik dari kalangan laki-laki maupun wanita, yang hadir dengan penuh kekhidmatan dan rasa hormat.

Rombongan berangkat sejak pagi hari menggunakan pick-up terbuka, yang mencerminkan semangat kesederhanaan khas santri serta kekompakan dalam langkah perjuangan. Suasana selama perjalanan berlangsung dengan penuh semangat, tertib, dan ceria.

Setibanya di komplek YPP. Miftahulhuda Al-Musri’ Pusat, rombongan langsung menuju area makam untuk melaksanakan rangkaian ziarah dan doa bersama. Adapun susunan kegiatan spiritual tersebut adalah sebagai berikut:

  • Salam pembuka disampaikan oleh Pangersa Ang Maxsalmina
  • Pembacaan Tahlil dipimpin oleh Pangersa Ang Ariful Kholiq Zaelani
  • Pemandu Surat Yasin dipimpin oleh Pangersa Ang Muan Habibul Falah
  • Doa penutup dipimpin oleh Pangersa Ang Darwis Munawarul Haq

Ziarah ini juga dilaksanakan sebagai rangkaian awal dalam menyambut Haul Akbar Apa. K.H. Ade Muhammad Manshur Bin Mama K.H. Ahmad Faqih yang ke-5 (pendiri Pondok Pesantren Banu Mansur). Haul tersebut insyaAllah akan dilaksanakan pada hari Kamis, dengan puncak peringatan pada malam Jum’at.

Semoga kegiatan ini membawa keberkahan yang melimpah, memperkuat ukhuwah Islamiyah antar keluarga besar Al-Musri’, serta menjadi wasilah kemudahan dalam meneruskan perjuangan dakwah dan pendidikan Islam yang luhur di kedua lembaga yang saling bersinergi ini.

Dengan segala hormat, kami mengundang seluruh mukimin, jamaah, alumni, dan simpatisan untuk hadir dalam rangkaian acara haul ini yang insyaAllah akan diselenggarakan pada:

Hari Kamis, 3 Juli 2025
Puncak acara: Malam Jum’at
Tempat: Komplek Pondok Pesantren Miftahulhuda Al-Musri’ Banu Mansur

Mari bersama-sama menyambung sanad ruhani, memupuk cinta kepada ulama, dan memohon keberkahan dari para pewaris ilmu Rasulullah ﷺ.

Lebih dari sekadar tradisi tahunan, haul ini adalah majelis cinta dan doa, tempat ruh-ruh rindu berkumpul, dan harapan-harapan diangkat bersama ke langit.

Semoga langkah-langkah menuju ziarah ini dan haul akbar nanti menjadi wasilah turunnya rahmat, keberkahan, dan penguatan ikatan antar sesama Akwan (makhluk) dan pencinta ilmu.

Pewarta: M Wildan Musyaffa

Saat Langit Cianjur Penuh Dzikir: Sebuah Catatan dari Hari Bersejarah

Cianjur, Masjid Agung Cianjur, 27 Juni 2025 M | 01 Muharram 1447 H
Pagi itu, langit tampak tenang. Udara terasa lebih sejuk dari biasanya. Di tengah pusat kota Cianjur, tepatnya di Masjid Agung Cianjur, Alun-Alun, yang biasanya riuh oleh lalu lalang masyarakat, hari itu berubah menjadi sesuatu yang lain—lebih syahdu, lebih khidmat, lebih hidup.

Ribuan orang mulai berdatangan sejak pagi buta. Mereka datang dari berbagai penjuru Jawa Barat. Dari pesantren, dari kota, dari desa-desa pelosok. Tidak ada batas antara tua dan muda, antara santri dan petani, semua larut dalam satu semangat yang sama: berdzikir bersama dalam cinta kepada Allah dan Rasul-Nya.


Detik-Detik Awal: Sholat Jum’at dan Ayat Langit

Acara dimulai setelah pelaksanaan sholat jum’at berjamaah. Ribuan jamaah menunaikan sembahyang dengan tertib, langit tetap cerah, angin berhembus lembut, dan bumi Cianjur menjadi sajadah raksasa yang menyatukan hati-hati yang ingin pulang kepada Allah.

Usai sholat, pembacaan Al-Barzanji dan Sholawat Nabi mengisi ruang udara yang panas pelan-pelan menjadi sejuk. Lantunan pujian kepada Rasul ﷺ menggetarkan hati. Lalu mikrofon berpindah ke seorang qari muda yang dengan tartil membaca ayat-ayat suci Al-Qur’an. Orang-orang menunduk. Beberapa menangis. Entah karena rindu, entah karena merasa pulang ke hati yang lama mereka tinggalkan.


Satu Panggung, Banyak Amanah

Tak hanya itu, bahkan masyaikh Ponpes Miftahulhuda Al-Musri’ pusat, para muqimin sepuh, dan dewan ampuh berdatangan menghadiri acara Ijtima ini. Hadir pula muqoddam-muqoddam dari berbagai daerah yang membawa semangat dan barokah untuk kebersamaan dzikir ini, di antaranya yaitu: 1. K.H. Ikhyan Sibaweh Badruzzaman (Garut), 2. K.H. Abuy Jamhur Badruzzaman(Garut), 3. K.H. Maman Abdurrahman Bz (Padalarang), 4. K.H. Ade Hidayat (Garut), 5. K.H. Asep Saefudin (Garut), 6. K.H. Maman Bin Dadang Bz (Garut), 7. K.H. Salim Hidayat (Garut), 8. K.H. Khoer Hasanul Akhlaq (Garut), 9. Kyai. Asep Sofwan (Garut), 10. K.H. Mahmud Munawwar (Cianjur) Setelah pembukaan resmi, Ketua Panitia, P. Akang K.H. Burhan Rosyidi, S.E., naik ke panggung. Dengan suara yang tenang namun penuh tekad, beliau menyampaikan laporan pelaksanaan. Disusul sambutan dari shohibul bait, perwakilan pemerintah daerah, yang menyambut dengan hangat dan penuh hormat.

Kemudian naiklah para sesepuh Thariqah Tijaniyah. Suasana berubah hening. Setiap kalimat yang mereka ucapkan bukan hanya didengar, tapi dirasakan. Sambutan sesepuh Thariqah Tijaniyah disampaikan oleh Habib Umar Toyyib. “Kita berkumpul bukan untuk dunia, tapi untuk menghidupkan warisan ruhani,” ucap salah satu mursyid. Tepuk tangan tak terdengar. Tapi getaran kalbu itu nyata.

Sambutan terakhir datang dari Bupati Cianjur, Slamet Riyadi, S.STP, M.AP, yang mewakili aspirasi pemerintah dan masyarakat. Dalam pidatonya, ia menyampaikan harapan agar Cianjur tak hanya maju dalam pembangunan fisik, tapi juga menjadi pusat kemajuan ruhani. yang mewakili aspirasi pemerintah dan masyarakat. Dalam pidatonya, ia menyampaikan harapan agar Cianjur tak hanya maju dalam pembangunan fisik, tapi juga menjadi pusat kemajuan ruhani.


Ketika Jamaah Bersujud Bersama

Waktu dzuhur berlalu (Waktu Sholat Jum’at), lalu tibalah sholat Ashar berjamaah. Ribuan orang berbaris rapih. Langit tetap cerah. Angin masih lembut. Dan bumi Cianjur menjadi sajadah raksasa yang menyatukan hati-hati yang ingin pulang kepada Allah.


Puncak Dzikir: Wadzifah dan Haelalah

Setelah istirahat singkat, acara dilanjutkan dengan tausiyah ruhani dari para mursyid Tijaniyah, yang kali ini dibawakan oleh Syekh Ikhyan (Syekh Zawih Samarang). Tak hanya berisi nasihat, tapi juga kisah, sanad, dan ajakan untuk terus berada di jalan dzikir, cinta, dan adab. dari para mursyid Tijaniyah. Tak hanya berisi nasihat, tapi juga kisah, sanad, dan ajakan untuk terus berada di jalan dzikir, cinta, dan adab. Menjelang maghrib, para jamaah duduk rapat. Suara dzikir mulai bergema. Wadzifah—dzikir khas Thariqah Tijaniyah—dilantunkan serentak dipimpin oleh K.H. Maman Abdurrahman. Hati-hati pun tunduk. Beberapa menangis, banyak yang terdiam. Inilah saat yang tak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Setelah itu, Haelalah dipimpin oleh K.H. Maman Abdurrahman (Padalarang KBB) mengguncang langit Cianjur. Kalimat “La ilaha illallah” membahana, menggema dari bibir ribuan manusia menuju langit yang luas. Tak ada suara lain. Tak ada dering ponsel. Hanya kalimat tauhid yang menjadi napas bersama. dipimpin oleh Drs.Syekh.Ikhyan Shibaweh mengguncang langit Cianjur. Kalimat “La ilaha illallah” membahana, menggema dari bibir ribuan manusia menuju langit yang luas.


Di Balik Layar: Mereka yang Diam Tapi Bergerak

Acara sebesar ini tak mungkin berjalan tanpa para pahlawan tanpa nama. Sebanyak 1000 panitia dikerahkan. Mereka bekerja dalam senyap tapi sungguh-sungguh.

  • Ada 100 orang penerima tamu yang berdiri sejak pagi.
  • 110 tim keamanan menjaga jalannya acara dengan tenang.
  • 170 petugas kebersihan memastikan setiap sudut bersih dan nyaman.
  • 25 personil logistik, 9 petugas transportasi, dan 15 tim kesehatan bekerja tanpa henti.
  • Tim publikasi & dokumentasi, konsumsi, acara, hingga humas semua bergerak dalam semangat khidmah.

Mereka berasal dari santri Al-Musri’ pusat, dibantu dari cabang, serta aparat dari Polres, Dishub, dan Satpol PP. Sebuah kolaborasi indah antara pesantren dan negara, antara spiritualitas dan ketertiban.


Saat Langit Mulai Gelap, Dzikir Masih Menyala

Acara pun ditutup menjelang malam. Tidak dengan pesta, tidak dengan sorak-sorai. Tapi dengan doa, dan dzikir pelan yang masih mengalun. Orang-orang mulai kembali ke asal mereka—tapi tidak dengan hati yang sama.

Hari ini, Cianjur menjadi rumah bagi ruh-ruh yang kembali menyala. Dan dari Ijtima ini, semoga lahir generasi yang tak hanya paham dunia, tapi juga paham jalan pulang.

“Bersatu dalam dzikir, bergerak dalam iman –
Wujudkan Cianjur Jaya di Tanah Jawa Barat Istimewa.”

Dokumentasi

Berikut beberapa dokumentasi dari acara ini: potret ribuan jamaah memadati Masjid Agung Cianjur, barisan sholat berjamaah yang rapih, para masyaikh duduk di panggung kehormatan, tangis haru saat dzikir, dan senyum bahagia para panitia yang bekerja sepenuh hati. Semoga setiap momen ini menjadi saksi berkah dan cahaya bagi perjalanan ruhani kita bersama.

Ucapan Terima Kasih

Terima kasih kami haturkan, dengan untaian kata yang tak akan pernah cukup menampung syukur dan bangga. Kepada semua yang hadir, semua yang setia mendukung, semua yang menata langkah dan menebar doa. Ijtima Wadzifah dan Haelalah ini tak akan menjadi cahaya di bumi Cianjur tanpa kalian. Semoga berkah melimpah, semoga dzikir terus bersemi, dan semoga cinta kepada Allah dan Rasul-Nya menjadi pelita sepanjang hayat. Teriring salam takzim, untuk kebersamaan, persaudaraan, dan kesuksesan yang kita rajut di bumi Jawa Barat tercinta.

Wallahul Muwaffiq ila Aqwamit Tharieq, Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Pewarta: M Wildan Musyaffa