SEJARAH AWAL BERDIRINYA MASJIDIL AQSA
Terkait awal didirikannya, sejarah Masjid Al-Aqsa terdapat beberapa pendapat. Ada pendapat yang mengatakan bahwa sejarah Masjid Al-Aqsa ini dibangun oleh khalifah kedua yakni Umar bin Khattab setelah beliau sampai di Yerussalem (Palestina). Sementara itu, beberapa ulama meyakini bahwa Masjidil Aqsa dibangun pertama kali oleh malaikat atas izin Allah SWT. Ini merupakan pendapat Ibnu Katsir, At-Thabari dan Al Qurtubi.
Sebagian ulama lain memiliki pendapat yang berbeda dari pendapat-pendapat di atas terkait sejarah Masjid Al-Aqsa. Mereka meyakini bahwa yang pertama kali membangun Masjid Al-Aqsa adalah Nabi Adam AS dan diteruskan oleh Nabi Ibrahim AS. Pasca Nabi Ibrahim, pembangunan Masjid Al-Aqsa ini diteruskan oleh Nabi Sulaiman AS yang membangun masjid ini menjadi bangunan yang besar, kuat, dan indah.
Sejarah Masjid Al Aqsa tentunya sangat berkaitan dengan perjuangan Nabi Muhammad SAW. Bukan hanya sekadar masjid, sejarah Masjid Al-Aqsa adalah tempat di mana Nabi Muhammad SAW bermalam sebelum berangkat ke langit ke tujuh dalam perjalanan Isra’ Mi’raj. Jadi, sejarah Masjid Al-Aqsa sering kali dikaitkan dengan peringatan Isra’ Mi’raj. Peristiwa Isra’ Mi’raj sangat penting bagi umat Islam, karena perintah salat lima kali dalam sehari berawal dari peristiwa ini.
Masjid Al-Aqsa menjadi tempat suci umat Islam yang namanya terekam dalam Al-Qur’an dalam peristiwa Isra’ dan Mi’raj Nabi Muhammad SAW. Hal ini tercantum dalam surat Al-Isra ayat 1, yang artinya:
“Maha Suci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat.” (Al-Isra : 1)
FAKTA SEJARAH MASJIDIL AQSA
Masjid Al Aqsa menyimpan sejarah dunia yang mengejutkan. Sebelum berdiri semegah sekarang ini, masjid ini pernah dijadikan tempat pembuangan. Hal ini terjadi saat Kerajaan Romawi menguasai wilayah Yerusalem.
Pada masa para Yahudi tidak boleh memasuki kota, orang-orang Roma menjadikan area masjid ini sebagai tempat pembuangan sampah. Untungnya, Umar bin Khatab, sahabat Rasulullah SAW, berhasil menduduki Yerusalem di mana beliau membersihkan sampah-sampah itu dan mengundang 70 keluarga untuk kembali ke kota.
Masjid Al-Aqsa terletak di kota Yerusalem yang merupakan kota penting bagi berbagai agama, di antaranya Islam, Kristen, dan Yahudi. Berada di Tanah Suci Yerusalem, Masjid Al-Aqsa sempat diperebutkan oleh ketiga umat tersebut. Beberapa kali masjid ini hancur akibat peperangan. Selain itu, Masjid Al-Aqsa juga pernah hancur karena gempa bumi pada abad ke-7 yang menyebabkan kerusakan parah.
Banyak orang yang salah kaprah tentang Masjid Al-Aqsa. Tempat ini sering dikelirukan dengan Jami’ Al-Aqsha atau Masjid Al-Qibli. Jami’ Al-Aqsha adalah masjid berkubah biru yang menjadi bagian dari kompleks Masjidil Aqsa sebelah selatan, sedangkan Masjidil Aqsa sendiri adalah nama dari kompleks tersebut, yang di dalamnya tidak hanya terdiri dari Jami’ Al-Aqsha (bangunan berkubah biru) itu sendiri, tetapi juga Kubah Shakhrah (bangunan berkubah emas) dan berbagai situs lainnya. Masjid ini adalah sebuah kompleks yang di dalamnya terdapat empat bangunan. Empat bangunan itu adalah Kubah Batu (Dome of Rock), Masjid Al-Qibli, dan Masjid Buraq, dan Masjid Marwani.
Fatwa MUI Hukum Dukungan Perjuangan Rakyat Palestina
BAGIAN – BAGIAN MASJIDIL AQSA
Salju menutupi the Dome of the Rock atau Kubah Batu di kompleks Masjid Al Aqsa pada pagi bersalju di Kota Tua Yerusalem (18/2/2021). Dalam semalam, salju setinggi enam inci turun di kota tua Yerusalem.
Luas keseluruhan kompleks Masjidilaqsa adalah sekitar 144.000 meter persegi dan dapat menampung 400.000 jemaah. Beberapa bangunan yang terdapat dalam Masjidilaqsa adalah:
1. Masjid Al-Qibli atau Jami’ Al-Aqsha
Masjid Al-Qibli atau Jami’ Al-Aqsha adalah tempat salat yang berada di Masjidil Aqsa bagian selatan. Ciri khas dari bangunan ini adalah kubah biru keabu-abuannya. Luas bangunan ini sekitar 35.000 meter persegi dan dapat menampung sekitar 5.000 jemaah.
2. Kubah Shakhrah
Kubah Shakhrah atau Kubah Batu adalah bangunan berbentuk persegi delapan berkubah emas yang berdiri di Masjidilaqsa bagian tengah. Bangunan ini diperkirakan dibangun pada masa Khalifah Bani Umayah Abdul Malik dan putranya, Al-Walid I.
Bangunan ini menaungi sebuah batu (shakhrah) yang dalam kepercayaan umat Yahudi disebut Even ha-Shtiyya atau Batu Fondasi dan menjadi tempat paling suci dalam kepercayaan Yahudi. Umat Yahudi di seluruh dunia berdoa menghadap ke arah batu ini. Sementara itu, menurut pendapat beberapa ulama, batu ini juga yang merupakan titik Nabi Muhammad berpijak menuju ke langit saat peristiwa Isra’ Mi’raj.
3. Musala Al-Marwani
Musala Al-Marwani adalah ruang bawah tanah seluas 500 meter persegi yang digunakan sebagai tempat salat. Letaknya berada di Masjidilaqsa bagian tenggara. Tempat ini mulai digunakan sebagai tempat salat pada Desember 1996 dengan menambahkan penerangan dan ubin. Musala Al-Marwani menjadi tempat salat terluas di Masjidilaqsa, bahkan melebihi Jami’ Al-Aqsha sendiri, dengan daya tampung mencapai 10.000 jemaah.
4. Kubah Kenaikan (Mikraj)
Kubah Mikraj adalah kubah mandiri yang berdiri di sebelah utara Kubah Shakhrah. Bangunan ini didirikan oleh Tentara Salib sebagai bagian dari Templum Domini, sangat mungkin digunakan untuk tempat pembaptisan.
5. Kubah Silsilah
Kubah Silsilah atau Kubah Rantai adalah kubah mandiri yang berdiri di sebelah timur Kubah Shakhrah. Kubah ini didirikan pada tahun 691 oleh Khalifah Umayah, Abdul Malik.
6. Kubah Nabi
Kubah Nabi atau Kubah Jibril adalah kubah mandiri yang berada di Masjidil Aqsa sebelah utara dan lebih digunakan sebagai monumen simbolis daripada bangunan keagamaan. Sebagian menyatakan bahwa Kubah Nabi adalah tempat Nabi Muhammad berdiri mengimami para Nabi dalam salat jama’ah pada peristiwa Isra Mi’raj.
7. Al-Mawazin
Al-Mawazin adalah delapan gerbang yang berdiri mandiri yang berdiri mengelilingi Kubah Batu. Setiap gerbang terdiri dari dua sampai empat lengkungan.
8. Museum Islam
Museum Islam ini berdiri di dekat Jami’ Al-Aqsha. Tempat ini menjadi ruang pertemuan untuk Madrasah Fakhruddin Muhammad, madrasah yang didirikan pada masa Al-Mansur Qalawun, Sultan Mamluk Mesir, pada 1282 M. Tempat ini kemudian dijadikan museum pada 1923.
9. Air Mancur Qayt Bay
Air mancur Qayt Bay adalah air mancur umum yang terletak di Masjidilaqsa bagian barat, lima puluh meter sebelah barat Kubah Shakhrah. Air mancur ini dibangun pada tahun 1455 atas perintah Al-Ashraf Saifuddin Enal, Sultan Mesir, dan dibangun ulang oleh penerusnya, Sultan Qayt Bay.
10. Air Mancur Qasim Pasya
Air mancur Qasim Pasya, juga dikenal dengan Air Mancur Jeruk Pahit, adalah air mancur tempat wudlu dan minum yang terletak di pelataran barat Masjidilaqsa di Kota Lama Yerusalem. Bangunan ini terletak di depan Gerbang Silsilah.
11. Menara Masjid
Masjid ini memiliki empat menara di sisi selatan, utara, dan barat. Menara pertama, dikenal sebagai Al-Fakhariyyah, dibangun pada tahun 1278 di bagian barat daya masjid. Menara kedua, yang dikenal dengan nama Al-Ghawanimah, dibangun di sisi barat laut kompleks Al-Aqsa pada tahun 1297–1298. Menara ketiga dikenal sebagai Bab As-Silsilah. Menara ini terletak di sisi barat Jami’ Al-Aqsha. Menara ini, yang mungkin dibangun untuk menggantikan menara Umayah sebelumnya, dibangun berbentuk persegi menurut gaya tradisional Suriah dan seluruhnya terbuat dari batu.
12. Tembok Ratapan
Tembok Ratapan adalah tembok bagian barat Masjidil Aqsa yang asalnya dibangun setelah perluasan Bait Suci kedua. Tembok ini dipandang suci karena ini adalah bagian yang tersisa dari tembok kuno yang merupakan bagian dari Bait Suci kedua. Tempat ini menjadi tempat berdoa bagi umat Yahudi. Tembok ini juga disebut Tembok Burak karena diyakini tempat inilah burak ditambatkan pada peristiwa Isra’ Mi’raj.
Kisah Isra Miraj
Pada sebuah malam 27 Rajab beliau diangkat oleh Allah SWT untuk Isra’ Mi’raj hingga Sidratul Muntaha, langit ketujuh, untuk berjumpa langsung dengan Sang Pencipta.
Isra adalah perjalanan malam hari dari Mekah, Masjidil Haram, menuju Baitul Baqdis atau Masjidil Aqsa di Palestina. Perjalanan ini menurut mayoritas ulama adalah perjalanan fisik dan batin.
Sedangkan Miraj adalah perjalanan Nabi Muhammad diangkat ke langit hingga Sidratul Muntaha.
Dikisahkan, Rasulullah diangkat oleh Allah SWT ke langit ketujuh dan jumpa nabi-nabi sebelum beliau. Mulai dari Nabi Musa hingga Nabi Ibrahim.
Isra’ Mi’raj adalah peristiwa yang disebut mukjizat, ketika Nabi Muhammad mengalami perjalanan begitu jauh dan hanya satu malam.
Ketika berjumpa dengan Allah SWT ketika Isra’ Mi’raj tersebut, mendapatkan perintah salat sebanyak 50 kali dalam sehari. Beliau pun menerimanya.
Saat turun dari langit ketujuh, beliau berjumpa Nabi Musa dan meminta Nabi Muhammad untuk meminta keringanan salat kepada Allah
Alasan Nabi Musa, umat Nabi Muhammad akan kesulitan menjalankannya.
Lantas, Nabi Muhammad pun minta diantar kembali menuju Allah SWT. Malaikat Jibril pun mengantar beliau kembali dan Nabi Muhammad mengutarakan keinginannya.
Lalu Allah SWT memberikan keringanan lagi kepada umat Nabi Muhammad. Keringanan itu berupa, salat tidak lagi 50 waktu dalam sehari, melainkan berkurang menjadi 10 waktu salat dalam sehari.
Adapun 10 waktu pun dirasa masih akan sulit. Lantas beliau meminta keringanan lagi hingga sampai 5 waktu sampai yang dikenal sekarang.
Itulah awal mula sejarah Salat yang kita kenal dan jalani sampai sekarang. Salat 5 waktu berasal dari kisah Isra’ Mi’raj ini.
Usai perjalanan Mi’raj ke langit tersebut, lantas Nabi Muhammad pun kembali ke Mekah dan menceritakan kisah Isra’ Mi’raj yang dialaminya.
Namun, tentu saja, peristiwa ini sulit diterima oleh kebanyakan orang. Padahal Nabi Muhammad sudah memberi banyak bukti bahwa ia mengalami peristiwa tersebut.
Menurut para ulama, ini sekaligus upaya menguji keimanan dari muslim yang saat itu memang masih sedikit.
Salah satu bukti faktual yang dibawa Nabi untuk buktikan Isra’ Mi’raj adalah, ketika ia melihat gerombolan musafir yang melakukan perjalanan dan sebentar lagi akan tiba di Mekah. Hal Itu pun terbukti, tapi sebagian orang tidak percaya.
Sejarah mencatat, Abu Bakar adalah orang pertama menerima Isra Mi’raj tersebut. Gelar Ash-Shidiq pun disematkan kepada beliau yang bermakna ‘orang yang teguh hatinya dan jujur.
Penulis: Nida Millatissaniyah