NGOBAT (Ngobrolkeun Batur)
Alhamdulillah Mudasmat dan Ulangan di Pesantren Miftahulhuda Al-Musri’ sudah selesai. Dikarenakan Mudasmat dan Ulangan sudah selesai, Maka kebiasaan santri sesudah acara tersebut adalah dengan mengisi acara Pesta Rakyat (Pesta Masyarakat Santri), Guna mengisi kegiatan para santri sebelum Libur Panjang tiba. Adapun Rundown Acara Pesta Rakyat yaitu :
- Main Bola
- Pagar Nusa
- Puncak Acara
Tetapi pada rundown acara tersebut yang paling inti adalah kajian Ngobat (Ngobrolkeun Batur) yang bertema kan “Gaul tong kaku, Mawas diri kudu” yang di Narasumberi oleh 2 orang yaitu :
- Pangersa Ang Faiz Muhammad
- Ust. Ali Ghozali
Acara ngobat akan di laksanakan pada Malam Kamis, 27 Maret 2024, Yang bertempat di Gedung Aula Alfaqih. Adapun materi yang akan di bahas yaitu perihal sosialisasi harus, tetapi jaga diri juga harus, guna para santri bisa memilah antara yang baik dan yang buruk.
Setiap manusia yang lahir di dunia ini tidak bisa hidup sendiri. Kita membutuhkan kehadiran orang lain untuk saling melengkapi, serta interaksi sosial guna menjalin kebersamaan. pentingnya komunikasi yang rutin bagi kesehatan mental. Dari temuannya, dapat dikatakan mengajak orang ngobrol setiap hari bisa meningkatkan suasana hati kita. Bahkan cara itu juga ampuh meredakan stres.
Sosialisasi adalah suatu usaha untuk memberikan informasi tentang suatu kabar atau berita. Sosialisasi juga dapat disebut sebagai promosi. Promosi terjadi karena ada juga yang harus disampaikan, terjadinya
sosialisasi membuat tersebarnya suatu informasi yang tidak diketahui oleh masyarakat bnyak dan terjadinya informasi membuat terjalinnya hubungan antara penyampaian pesan dan penerima pesan.
Sosialisasi merupakan proses seseorang memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperlakukannya agar dapat berfungsi sebagai orang dewasa dan sekaligus sebagai pemeran aktif dalam suatu kedudukan atau peranan tertentu di masyarakat Sosialisasi merupakan salah satu cara untuk melakukan pengendalian sosial (sosial control) apabila suatu masyarakat ingin berfungsi efektif, maka para anggota masyarakat harus berprilaku sesuai dengan nilai dan norma sosial yang mengatur pola hidup dalam masyarakat tersebut.
Tujuan dari sosialisasi dalam masyarakat antara lain :
a. Mengetahui nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku didalam suatu masyarakat sebagai keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk melangsungkan kehidupan seseorang kelak ditengah-tengah
masyarakat dimana individu tersebut sebagai anggota masyarakat.
b. Mengetahui lingkungan sosial budaya baik lingkungan sosisl tempat individu bertempat tinggal termasuk juga dilingkungan sosial yang baru agar terbiasa dengan nilai-nilai dan norma-norma sosial yang ada pada masyarakat.
c. Membantu pengendalian fungsi-fungsi organik yang dipelajari melalui latihan-latihan mawas diri yang tepat.
d. Menambah kemampuan berkomunikasi secara efektif dan efisien serta mengembangkan kemampuannya seperti membaca, menulis, berkreasi dan lain-lain.
Sosialisasi merupakan proses pembelajaran nilai dan norma sosial untuk membentuk perilaku dan kepribadian individu dalam masyarakat, adapun fungsi sosialisasi sebagai berikut :
a. Membentuk pola perilaku dan kepribadian berdasarkan kaidah nilai dan norma suatu masyarakat
b. Menjaga keteraturan hidup dalam masyarakat atas keragaman pola tingkah laku berdasarkan nilai dan norma yang diajarkan
c. Menjaga integrasi kelompok dalam masyarakat.
Mawas Diri (Murâqabah)
merupakan salahsatu ciri qalbu yang sehat. Ketika kita merasa selalu diawasi oleh Allah Swt dan malaikatnya yang ditenpatkan di dalam diri kita saat itu kita sadar untuk mengontrol diri dengan cara mengawasi diri kita untuk tidak melakukan sesuatu yang tidak wajar. Kesadaran yang tumbuh di dalam qalbu karena merasa diawasi oleh Allah Swt perlu dipertahankan, guna tujuan dan perjalanan hidup kita tercapai. Betapa tidak, CCTV Tuhan pasti jauh lebih canggih daripada ciptaan manusia.
Menurut bahasa, murâqabah berarti murâshadah, yaitu mengintai, hampir sama maknanya dengan pengawasan dan penantian. Menurut istilah para ahli hakekat, murâqabah ialah seorang hamba senantiasa menyadari bahwa segala gerak-geriknya berada dalam pengawasan Allah Swt. Murâqabah juga sering diartikan dengan memelihara rahasia (hati) untuk selalu merasa diawasi oleh al-Haqq (Tuhan) dalam setiap gerak-gerik, sebagaimana firman-Nya: “Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu”. (QS. An-Nisa’/4:1).
Sebagian ahli hikmah berkata kepada seseorang: “Merasa malulah kepada Allah sesuai kedekatan dan penegetahuanmu kepada-Nya, persiapkanlah dirimu untuk dunia sesuai dengan kebutuhan tinggalmu di sana, taatilah Allah sesuai kebutuhanmu kepada-Nya, dan berterima kasihlah kepada-Nya sesuai nikmat yang dianugerahkan kepadamu”. Dengan demikian, sikap mawas diri yang biasa kita lakukan selain akan memberikan keuntungan duniawi, sudah pasti juga akan menjanjikan tempat yang istimewa di mata Allah Swt di akhirat kelak. Mawas diri tidak pernah mendatangkan penyesalan, sebaliknya kesemberonoan hiduplah yang paling banyak mendatangkan penyesalan.