Luqman Hakim Beserta  Nasihat Nasihat nya    
Bagikan ini :

  • Siapakah Luqman Hakim ?

 Luqman Al Hakim adalah sosok yang namanya tercatat dalam Al Quran, tepatnya pada surat Luqman. Surat Luqman merupakan surat ke-31 dalam urutan mushaf Al Quran yang terdiri dari 34 ayat dan termasuk dalam golongan surat Makkiyah.
Nama surat tersebut diambil dari kisah Luqman Al Hakim perihal pendidikan yang diberikan kepada anaknya,

Menurut beberapa riwayat, Luqman Al Hakim bukanlah seorang nabi atau keturunan raja. Akan tetapi, namanya telah disebut sebanyak dua kali dalam Al-Qur’an, yaitu termaktub dalam surat Luqman ayat 12-13, Allah SWT berfirman:

وَلَقَدْ ءَاتَيْنَا لُقْمَٰنَ ٱلْحِكْمَةَ أَنِ ٱشْكُرْ لِلَّهِ ۚ وَمَن يَشْكُرْ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِۦ ۖ وَمَن كَفَرَ فَإِنَّ ٱللَّهَ غَنِىٌّ حَمِيدٌ
Artinya:
(12) Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmah kepada Luqman, yaitu ‘Bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri, dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.”


وَإِذْ قَالَ لُقْمَٰنُ لِٱبْنِهِۦ وَهُوَ يَعِظُهُۥ يَٰبُنَىَّ لَا تُشْرِكْ بِٱللَّهِ ۖ إِنَّ ٱلشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ

(13) “Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: ‘Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.'” (QS Luqman: 12-13).

Kisah Luqman Al Hakim yang diabadikan oleh Allah SWT dalam Al Quran tentu memiliki maksud dan tujuan di baliknya. Lantas, siapakah sosok Luqman Al Hakim sebenarnya?

Sosok Luqman Al Hakim yang Tercatat dalam Al Quran
Mengenai sosok Luqman Al Hakim, para ulama berselisih pendapat dalam menafsirkannya. Dilansir dari buku Dipuji dan Dihina Allah karya Ahmad Sobiriyanto, para ulama ada yang mengatakan bahwa Luqman termasuk nabi, ulama, dan orang biasa.

Berdasarkan pendapat mayoritas ulama, Luqman Al Hakim bukanlah seorang nabi ataupun rasul, melainkan hanyalah seorang hamba yang shalih dan ahli hikmah, sebab di Al Quran disebutkan bahwa Allah SWT memberikan hikmah kepadanya. Hal ini pula yang membuatnya dikenal dengan nama Luqman al-Hakim, yaitu berarti Luqman si ahli hikmah.

Ibnu Katsir dalam Tafsir Ibnu Katsir berpendapat bahwa Luqman memiliki nama panjang, yakni Luqman bin ‘Anqa’ bin Sadun. Ia juga memiliki seorang anak bernama Taran. Sementara itu, Syauqi Abu Khalil menyebutkan bahwa Luqman ialah putra saudara perempuan Nabi Ayyub AS.

Dalam kitab Mausu’ah al-Qarn al-‘Isyrin, diriwayatkan dari Ibnu Abbas RA, bahwa Luqman Al Hakim hanya seorang hamba sahaya dari Habsyi yang dibebaskan oleh majikannya. Kemudian ia bekerja sebagai tukang kayu.

Meskipun dalam tafsir diterangkan berbeda-beda, Luqman Al Hakim tentu termasuk golongan orang yang terpuji, sebab namanya dijadikan sebagai nama surat dalam Al-Qur’an. Allah SWT bahkan memujinya sebab nasihat-nasihat yang ia berikan kepada anaknya.

Adil Musthafa Abdul Halim dalam buku Kisah Bapak dan Anak dalam Al Quran menerangkan nasihat Luqman kepada anaknya yang termaktub dalam Al-Qur’an mengandung beberapa dasar syariat bagi umat Islam.

Syariat tersebut di antaranya terdiri dari permasalahan akidah, dorongan untuk berbuat baik, etika berinteraksi kepada kedua orang tua, dan etika berinteraksi dengan diri sendiri. Wasiat yang diberikan Luqman merupakan pesan yang sangat berharga dan bijaksana.

Nasihat Luqman Al Hakim kepada Anaknya yang Termaktub dalam Al Quran
Dalam sumber sebelumnya, turut diterangkan bahwa nasihat Luqman kepada anaknya yang termaktub dalam Al Quran surat Luqman dapat menjadi teladan bagi para orang tua ketika mendidik anaknya. Berikut ini di antara nasihat-nasihatnya:

1. Nasihat Menjauhi Syirik
وَوَصَّيْنَا ٱلْإِنسَٰنَ بِوَٰلِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُۥ وَهْنًا عَلَىٰ وَهْنٍ وَفِصَٰلُهُۥ فِى عَامَيْنِ أَنِ ٱشْكُرْ لِى وَلِوَٰلِدَيْكَ إِلَىَّ ٱلْمَصِيرُ

Artinya: “Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Ku lah kembalimu.” (QS Luqman: 13).

2. Nasihat untuk Berbakti kepada Orang Tua
وَصَّيْنَا ٱلْإِنسَٰنَ بِوَٰلِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُۥ وَهْنًا عَلَىٰ وَهْنٍ وَفِصَٰلُهُۥ فِى عَامَيْنِ أَنِ ٱشْكُرْ لِى وَلِوَٰلِدَيْكَ إِلَىَّ ٱلْمَصِيرُ

Artinya: “Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Ku lah kembalimu.” (QS Luqman: 14).

3. Balasan Allah SWT atas Perbuatan Baik dan Buruk
يَٰبُنَىَّ إِنَّهَآ إِن تَكُ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِّنْ خَرْدَلٍ فَتَكُن فِى صَخْرَةٍ أَوْ فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ أَوْ فِى ٱلْأَرْضِ يَأْتِ بِهَا ٱللَّهُ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ لَطِيفٌ خَبِيرٌ

Artinya: (Luqman berkata), “Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui.” (QS Luqman: 16).

4. Perintah Mendirikan Sholat, Mengerjakan Amar Ma’ruf Nahi Munkar, dan Anjuran Bersabar
يَٰبُنَىَّ أَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ وَأْمُرْ بِٱلْمَعْرُوفِ وَٱنْهَ عَنِ ٱلْمُنكَرِ وَٱصْبِرْ عَلَىٰ مَآ أَصَابَكَ ۖ إِنَّ ذَٰلِكَ مِنْ عَزْمِ ٱلْأُمُورِ

Artinya: “Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).” (QS Luqman: 17).

5. Nasihat Menjauhi Kesombongan
وَلَا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمْشِ فِى ٱلْأَرْضِ مَرَحًا ۖ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ

Artinya: “Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS Luqman: 18).

6. Nasihat agar Bersikap Tawadhu’
وَٱقْصِدْ فِى مَشْيِكَ وَٱغْضُضْ مِن صَوْتِكَ ۚ إِنَّ أَنكَرَ ٱلْأَصْوَٰتِ لَصَوْتُ ٱلْحَمِيرِ

Artinya: “Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.” (QS Luqman: 19).

Dengan demikian, Luqman Al Hakim yang namanya tercatat dalam Al Quran telah ditetapkan oleh Allah SWT sebagai sosok ahli hikmah yang dapat memberikan teladan bagi para orang tua dalam mendidik anaknya


Kisah Kisah Hikmah Luqman Hakim pada Anaknya:

  • Takdirmu adalah yang Terbaik

    Luqman adalah seorang bijak yang namanya diabadikan dalam sebuah surat Al-Qur’an. Di antara nasihat terkenal yang disampaikan Luqman kepada anaknya adalah agar selalu bersyukur kepada Allah. Menurut Luqman, tidak ada takdir buruk karena semuanya sudah diperhitungkan dengan matang oleh Allah. Dikisahkan dari Said bin Musayyab, Luqman menasihati anaknya agar meyakini bahwa apa yang telah diberikan oleh Allah, baik yang disukai maupun tidak, sesungguhnya itu adalah yang terbaik
    hai ayah, saya belum bisa melakukannya sebelum saya membuktikannya sendiri,” jawab anaknya Luqman, sebagaimana ditulis oleh Imam Ibnul Jauzy dalam Kitab ‘Uyunul Hikayat, Mendengar hal itu, Luqman mengajak anaknya untuk menemui seorang nabi di zamannya agar bisa mendapatkan penjelasan yang lebih rinci sehingga bisa mendapatkan pemahaman yang utuh. “Mari ayah, kita temui nabi tersebut,” jawab anaknya.Setelah bersepakat, keduanya mulai menyiapkan diri untuk menemui sang nabi. Berbagai hal disiapkan mengingat perjalanan yang akan ditempuh cukup berat dan jauh, termasuk 2 ekor keledai yang akan menjadi tunggangan Luqman dan anaknya. Setelah berhari-hari menempuh perjalanan, keduanya sampai di sebuah gurun yang sangat tandus. Bekal makanan dan minuman pun semakin menipis, energi Luqman dan anaknya mulai menurun.  Bukan hanya itu, 2 keledai yang ditunggangi pun semakin lambat jalannya. Keduanya kemudian memutuskan untuk turun dari keledai dan melanjutkan perjalanan sambil jalan kaki. Dalam kondisi itu, Luqman melihat jauh di depannya ada sebuah penampakan berwarna hitam dan asap yang menggumpal. “Bayangan hitam berarti pohon, asap berarti pemukiman penduduk,” ucap Luqman dalam hatinya. Keduanya terus melangkah agar bisa segera sampai pemukiman. Saat berjalan, anaknya Luqman menginjak tulang hingga terjatuh dan pingsan. Luqman sendiri masih fokus melangkah dan mengira semuanya baik-baik saja.

    Saat menoleh ke belakang, Luqman baru menyadari bahwa anaknya terjatuh dan pingsan. Ia pun bergegas menghampiri anaknya. Sambil menangis, Luqman mencabut tulang itu dengan giginya kemudian menyobek surbannya untuk membungkus kaki anaknya yang terluka. Saat menatap wajah anaknya, air mata Luqman menetes ke pipi anaknya hingga membuat anak kesayangannya itu siuman. “Ayah mengapa menangis, bukannya apa yang menimpa saya ini adalah yang terbaik?” ucap anaknya sambil mengeluh kepada Luqman, mengingat semua bekal sudah habis dan keduanya masih di tengah gurun pasir. “Anakku, aku menangis karena perasaan sedih seorang ayah kepada anaknya. Mengenai pertanyaanmu, bagaimana bisa kejadian ini lebih baik bagimu, mungkin di depan nanti kita akan mendapatkan jawabannya. Bisa jadi musibah ini lebih ringan daripada musibah yang ada di depan sana, sehingga Allah menghentikan kita di sini dengan musibah ini,” jawab Luqman menenangkan anaknya. Usai menenangkan anaknya, Luqman menoleh ke depan. Ternyata bayangan hitam dan asap yang sebelumnya terlihat sudah tidak tampak lagi. “Sudahlah. Mungkin Allah sudah menyiapkan rencana lain,” kata Luqman dalam hatinya. Tidak lama kemudian dari jauh muncul sosok berpakaian putih yang menunggangi kuda. Luqman terus memperhatikan sosok yang terus mendekatinya itu. Anehnya, saat sudah dekat sosok itu seperti menghilang namun suaranya tetap terdengar. “Apakah kamu Luqman?” Tanya sosok yang tidak terlihat itu. “Iya benar, saya Luqman. Wahai Hamba Allah, siapa engkau sebenarnya? Saya bisa mendengar suaramu tapi tidak melihat wujudmu,” “Aku Jibril, hanya malaikat Muqarrabun dan Nabi saja yang bisa melihatku,” jawab sosok itu. “Jika kamu Jibril, tentu kamu mengetahui apa yang sebenarnya terjadi,” Jibril kemudian menjelaskan bahwa ia ditugaskan oleh Allah untuk menghancurkan kota yang ada di depan sana berikut penduduknya. Pada saat yang hampir bersamaan, Jibril mengetahui bahwa Luqman dan anaknya sedang berjalan menuju kota tersebut. Jibril kemudian memohon kepada Allah agar Luqman dan anaknya ditahan supaya tidak sampai kota dan tidak ikut luluh lantak bersama penduduk setempat. Jibril kemudian mengusap kaki anaknya Luqman yang terluka, tidak lama kemudian kakinya itu sembuh seperti sedia kala. Tempat makanan dan minuman yang dibawa Luqman juga menjadi penuh setelah diusap oleh Jibril. Tidak lama kemudian Jibril mengangkat keduanya dan mengembalikan ke kota asalnya. Dari kisah ini dapat kita petik pelajaran bahwa sebenarnya tidak ada takdir yang buruk karena semuanya pasti ada hikmah tersembunyi. Bisa jadi hikmah itu baru disadari esok, lusa, atau bahkan beberapa waktu kemudian. Wallahu a’lam
  • Kisah keledai

      Salah satu kisah hikmah dari Luqman lainya adalah kisahnya saat   menunggangi keledai dengan sang anak yang memberikan pelajaran penting bagaimana hidup sebagai makhluk individu sekaligus makhluk sosial disaat yang bersamaan.

Suatu ketika Luqman Al-Hakim berkata, “Wahai putraku! Berusahalah melakukan hal-hal yang mendatangkan kebaikan bagi agama dan duniamu. Terus berusahalah hingga kau mencapai puncak kebaikan. 

Jangan pedulikan apapun kata orang! Karena memang tidak akan pernah ada jalan untuk memuaskan dan melegakan semua orang. Tidak akan ada juga cara untuk mengidentifikasi hati dan pikiran mereka. Itulah fakta hidup di tengah orang banyak dengan berbagai kepentingannya masing-masing”

“Mari kita buktikan!” Kata Luqman sambil menarik tali kekang menariknya.

Awalnya, Luqman naik tarik, sedangkan anaknya disuruh berjalan sambil memegang tali tarik. Benar saja, tidak lama kemudian orang-orang yang mereka temui berkomentar 

“Anak kecil itu menuntun menarik, sedangkan orang tuanya duduk nyaman di atas menarik. Sungguh bodoh dan egois orang tua itu, masa anak kecil dibiarkan berjalan kaki sementara dia menunggangi kuda!”

Mendengar komentar orang-orang di sepanjang jalan tersebut, Luqman-pun berkata kepada anaknya, 

“Puteraku, coba kau dengar, apa yang mereka katakan tentang kita!” Setelah berkata begitu, Luqman meminta anaknya untuk bergantian posisi. Sekarang Luqman yang menuntun keledai, sedangkan sang anak naik di punggung keledai. Ditengah perjalanan, mereka kembali menjadi omongan orang.

“Sungguh buruk perangai dan akhlak anak itu, masak orangtua dibiarkannya berjalan menuntun keledai, sementara dia duduk manis di punggung keledai.” Mendengar komentar orang-orang dijalan,  Luqman-pun kembali berpesan  kepada anaknya, “Anakku, dengarlah sekali lagi, apa saja yang mereka katakan.”

Setelah melewati orang-orang tadi, sekarang Luqman meminta anaknya untuk ikut naik ke punggung tarik. Jadi, sekarang keduanya sama-sama duduk di atas punggug tarik yang terlihat kecil dan kurus tersebut. 

Di tengah perjalanan, mereka kembali menjadi omongan orang-orang yang mereka temui di sepanjang perjalanan. 

“Betapa dungu dan egois bapak dan anak itu! kasihan sekali menarik tunggangan mereka yang kecil dan kurus begitu dinaiki berdua”

Mendengar komentar orang-orang di jalan, kembali Luqman meminita anaknya untuk mendengar dengan baik komentar orang-orang tersebut”Dengar dan perhatikan baik-baik, apa yang mereka katakan, anakku!” Kata Luqman lembut kepada anaknya. Setelah berkata begitu, lantas Luqman mengajak anaknya turun dari punggung tarik, sekarang mereka berdua sama-sama berjalan menuntun penarikannya. Di tengah perjalanan, mereka kembali bertemu dengan orang-orang yang masing-masing memiliki ekspresi berbeda demi melihat perilaku Luqman dan anaknya. 

Atau paling tidak si anakkah yang dinaikkan, biar bapaknya yang menuntun tariknya.” 

“Anakku, kau dengar sendiri bukan, semua kata-kata mereka kepada apa yang kita lakukan dari awal!? Di mata mereka, tidak ada tindakan kita yang benar. Semua salah!” Kata Luqman kepada anaknya

Editor : Alima sri sutami mukti

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *