ISTIGHATSAH
Istighatsah berarti minta pertolongan. Di antara doa istigatsah yang sering dibaca Rasulullah Saw adalah:
(عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ, قَالَ: كَانَ النَّبِىُّ صلى الله عليه وسلم إِذَا كَرَبَهُ أَمْرٌ قَالَ: يَاحَىُّ يَاقَيُّوْمُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيثُ.(رواه الترمذيوالبزار
“Diriwayatkan dari Anas bin Malik, ia berkata: “Jika menemukan kesulitan , Rasulullah berdoa: Wahai Allah Yang Maha Hidup Wahai Allah Yang Maha Mengurus Segala Sesuatu, Dengan rahmat-Mu aku minta pertolongan.” (HR al-Tirmidi dan al-Bazzar)
Selain doa tersebut, Bacaan yang ada dalam istighatsah adalah al-Asma’ al-Husna, istigfar, shalawat dan lainnya. Namun yang sering dipermasalahkan adalah redaksi shalawat:
اَللَّهُمَ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ قَدْ ضَاقَتْ حِيْلَتِي أَدْرِكْنِيْ يَا رَسُواللهِ.
“Ya Allah, Limpahkan shalawat dan keselamatan atas sayyidina Muhamad, Sungguh sangat terbatas kemampuanku, Karena itu temuilah aku (dengan pertolongan) wahai utusan Allah.”
Redaksi istighatsah ini tidak mengandung kesyirikan, Sebab hakikatnya dalam setiap doa umat Islam hanya meminta kepada Allah. Di masa khalifah Umar bin Khattab RA juga ada shahabat yang berdoa di dekat makam Nabi dan menyebut Rasulullah:
عَنْ مَالِكْ الدَّرِ, قَالَ: وَكَانَ خَازِنَ عُمَرَ عَلَى الطَّعَامِ، قَالَ: أَصَابَ النَّاسَ قَحْطٌ فِيْ زَمَنِ عُمَرَ، فَجَاءَ رَجُلٌ إِلَى قَبْرِ النَّبِىِّ فَقَالَ: يَارَسُوْلَ اللهِ اِسْتَسْقِ لِأُمَّتِكَ فَإِنَهُمْ قَدْ هَلَكُوْا، فَأَتَى الرَّجُلَ فِيْ الْمَنَامِ فَقِيْلَ لَهُ: ائتِ عُمَرَ فَأَقْرِئهُ السَّلاَمَ وَأَخْبِرْهُ مُسْقِيُّوْنَ، وَقُلْ لَهُ: عَلَيْكَ الْكَيْسَ، عَلَيْكَ الْكَيْسَ، فَأَتَى عُمَرَ فَأَخْبِرْهُ فَبَكَى عُمَرَثُمَ قَالَ:َيَا رَبِّ لاَآلُوْإِلأَ مَاعَجَزْتُ عَنْهُ.
“Diriwayatkan dari Malik ad-Dar, bendahara pangan Khalifah Umar bin al-Khatthab R.A, bahwa musim penceklik melanda kaum Muslimin pada masa Khalifah Umar. Maka seorang sahabat (yaitu Bilal bin al-Harits al-Muzani R.A) mendatangi makam Rasulullah SAW dan mengatakan: “Wahai Rasulullah, mohonkanlah hujan kepada Allah untuk umatmu, karena sungguh mereka benar-benar telah binasa”. Lalu orang ini bermimpi bertemu dengan Rasulullah SAW dan beliau berkata kepadanya: “Sampaikan salamku kepada Umar dan beritahukan hujan akan turun untuk mereka, dan katakan kepadanya: “Bersungguh-sungguhlah melayani umatku”. Kemudian sahabat itu datang kepada Umar dan memberitahukan apa yang dilakukannya dan mimpi yang dialaminya. Lalu Umar menangis dan mengatakan: “Ya Allah, saya akan kerahkan semua upayaku kecuali yang aku tidak mampu”.
Pertanyan berikutnya, Apakah Rasulullah bisa mendoakan dari dalam kuburnya? Dan Dalilnya sebagai berikut:
عَنْ عَبْدُ اللهِ عَنْ النَّبِىِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: حَيَاتِيْ خَبْرٌ لَكُمْ تُحْدِثُوْنَ وَيُحْدَثُ لَكُمْ، وَوَفَاتِي خَيْرٌلَكُمْ تُعْرَضُ عَلَيَّ أَعْمَالَكُمْ، فَمَا رَأَيْتُ مِنْ خَيْرٍحَمِدْتُ اللهَ عَلَيهِ، وَمَا رَأَيْتُ مِنْ شَرِّ اِسْتِغْفَرْتُ لَك
“Diriwayatkan dari Abdullah, dari Nabi SAW, beliau bersabda: “Hidupku adalah kebaikan bagi kalian dan matiku adalah kebaikan bagi kalian. Saat aku hidup kalian melakukan banyak hal lalu dijelaskan hukumnya melalui aku. Matiku juga kebaikan bagi kalian, diberitahukan amal perbuatan kalian kepadaku. Jika aku melihat amal kalian baik kalian yang buruk, maka aku memohon ampun untuk kalian kepada Allah.” (HR al-Bazzar)