Adab Lebih Penting Daripada Ilmu
Kesungguhan hati dalam menuntut ilmu merupakan suatu pedoman dan prinsip yang selalu di tanamkan pada setiap orang. Menuntut ilmu sendiri merupakan suatu kewajiban dan termasuk hal penting yang tidak bisa dilewatkan bagi setiap orang. Sebab dengan adanya ilmu kita dapat menjadi seseorang yang mulya. Untuk mencapai semua itu tentunya tidak dilakukan dengan semudah membalikkan tangan. Akan tetapi harus dicapai dengan kesungguhan hati yang kuat.
Dalam Islam, mencari ilmu hukumnya wajib bagi setiap orang.
Untuk mengaplikasikan kewajiban tersebut dapat dicapai dengan kegigihan yang kuat. Hal ini sesuai dengan dawuh Baginda Nabi Muhammad SAW:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: طلب العلم فريضة على كل مسلم ومسلمة
“Menuntut ilmu wajib bagi muslim laki-laki dan muslim perempuan”.
اطلبواالعلم ولو بالصين
“Tuntutlah ilmu, walau sampai ke negeri China.”
Sekarang ini banyak sekali orang pintar dan memiliki keilmuan yang luas. Tetapi ternyata dengan keilmuanya yang luas tersebut kurang tepat dalam pengaplikasianya justru merasa paling bangga seolah-olah dialah yang paling benar dan merasa paling pintar dibanding yang lain. Maka dari itu, adab dan etika perlu diterapkan sebagai penyeimbang ilmu dan kepintaran yang kita miliki. Sebab, kepintaran seseorang tidak akan ada harganya apabila tidak mempunyai adab (etika). Ilmu akan menjadi berbahaya bagi dirinya dan orang lain apabila tidak dihiasi dan dibarengi dengan akhlak.
Dalam hal ini K.H. Muhammad Syafi’i Baidlowi, Pengasuh Ponpes Ma’hadut Tholabah, Babakan, Lebaksiu, Tegal setiap kali mengajar santri-santrinya selalu berpesan tentang pentingnya menjaga adab dan etika, baik di dalam pondok atau saat di rumah. Pepatah arab mengatakan “Al adabu Fauqol ’ilmi” yang artinya adab itu lebih tinggi dari pada ilmu. Kalau hanya mengandalkan ilmu tanpa di barengi adab, iblis lebih bisa. Sebab iblis diberikan keistimewaan oleh Allah lebih pintar dari pada manusia.
Imam Malik pun pernah berkata kepada salah seorang pemuda Quraisy tentang pentingnya mendahulukan adab sebelum mempelajari ilmu.
تعلم الأدب قبل أن تتعلم العلم
“Pelajarilah adab sebelum mempelajari suatu ilmu.”
Mempelajari adab dan etika membutuhkan proses waktu yang lama. Faktor terpenting yang mempengaruhi baik burukya perilaku yaitu lingkungan, baik keluarga ataupun masyarakat. Banyak ulama dalam memepelajari adab itu lebih lama ketimbang mempelajari ilmu. Memiliki sedikit adab justru lebih penting dari pada mempunyai banyak illmu. Mengapa demikian, sebab orang yang berilmu tinngi belum tentu beradab. Tetapi orang yang beradab sudah pasti berilmu, karena mampu menempatkan ilmu tersebut sesuai dengan semestinya.
Marikah kita mulai menanamkan dan menumbuhkan adab dan etika: seperti ketika berjumpa ucapkanlah salam, menghormati yang lebih tua, bila lewat di depan orang banyak hendaklah permisi. Semakin baik perilaku kita, maka orang lain akan menilai jauh lebih baik. Salah satu ulama besar Al Habib Lutfi pernah mengatakan, bahwa beliau ketika hendak makan saja selalu berpakaian rapi, wangi, dan bersih. Menurut beliau itu salah satu adab terhadap makanan, kepada Allah yang memberikan rezeki. Betapa pentingnya adab sebagai penghias ilmu yang kita miliki.
Orang bijak mengatakan “jika engkau ingin dihormati dalam dalam hidupnya, maka belajarlah untuk menghormati orang lain.”
Dalam Islam, menuntut ilmu adalah salah satu bentuk ibadah. Begitu penting ilmu dalam Islam hingga Allah akan meninggikan derajat orang-orang yang berilmu. Walaupun begitu, ada hal yang perlu dipelajari terlebih dahulu sebelum ilmu yakni adab.
Adab berasal dari bahasa Arab yang artinya kesopanan, kehalusan, dan kebaikan budi pekerti, akhlak. Sedangkan adab menurut Rasulullah SAW adalah pendidikan tentang kebaikan yang merupakan bagian dari keimanan.
Menukil buku Adab dan Doa Sehari-Hari untuk Muslim Sejati karya Thoriq Aziz Jayana, kedudukan adab dalam Islam lebih tinggi dari ilmu. Sejumlah ulama pun menyampaikan pendapat serupa.
Pertama, ulama Imam Malik mengatakan bahwa, “Pelajarilah adab terlebih dahulu sebelum mempelajari suatu ilmu.” Sebagaimana yang dilakukan Imam Ibnu Mubarak, ia mempelajari adab selama 30 tahun, setelah itu baru mempelajari ilmu selama 20 tahun.
Adab dalam Kehidupan Sehari-hari
Merangkum dari buku Pendidikan Agama Islam Akidah dan Akhlak kelas X karya Thoyib Sah Saputra dan Wahyudin, berikut adab pergaulan sehari-hari sesuai ajaran Islam.
1. Contoh Adab terhadap Kedua Orang Tua
- Menghormati orang tua
- Tidak durhaka kepada kedua orang tua
- Patuh kepada kedua orang tua dan selalu mendoakannya
- Bersyukur sudah diberi keluarga yang utuh
- Mengucapkan kata-kata yang mulia
- Tidak mengucap kata kasar seperti berdecak “ah”
- Meneruskan berbuat baik kepada kedua orang tua walaupun keduanya sudah meninggal
2. Contoh Adab terhadap Guru
- Menghormati guru
- Mengamalkan ilmu yang telah diajarkan
- Menjaga perilaku ketika di sekolah
- Tidak berkata kasar kepada guru
- Tidak membentak guru
3. Contoh Adab dalam Bermasyarakat
- Mengucapkan salam ketika bertemu
- Memenuhi undangan, jika diundang dalam sebuah acara
- Memberikan nasihat ketika diminta
- Menjenguk tetangga ketika sakit
- Mengantarkan jenazah tetangga sampai ke kubur
- Berperilaku jujur
- Lemah lembut dan kasih sayang
- Tidak ikut campur terhadap urusan orang lain
4. Contoh Adab Pergaulan Sesama Teman
- Mencintai teman karena Allah
- Saling menyapa atau menegur ketika bertemu
- Mengajak teman ke arah kebaikan
- Berperilaku ramah
- Memberi senyuman ketika bertemu
- Menolong teman yang kesusahan
- Bersama-sama berjuang bersama mencari ilmu